Minggu, 08 Juni 2014

ALAT REPRODUKSI WANITA (ANFISTUMAN)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
   Pengetahuan tentang Anatomi dan Fisiologi sistem reproduksi pada manusia merupakan ilmu yang paling dasar/basic bagi setiap pelaku kesehatan reproduksi khususnya para wanita. Dalam makalah ini akan dibahas tentang  Anatomi Sistem Reproduksi pada Manusia yang menerangkan tentang Anatomi Saluran Reproduksi Wanita. Materi reproduksi pada manusia ini merupakan kelanjutan pelajaran sebelumnya. Pada pelajaran sebelumya telah dibahas tentang sistem organ repoduksi pria. Sedangkan pada pertemuan kali ini akan dibahas tentang sistem organ reproduksi wanita yang meliputi struktur organ reproduksi perempuan, pengaturan hormonal sistem reproduksi perempuan, dan masa perkembangan perempuan.
Struktur organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi eksternal dan organ reproduksi internal. Organ reproduksi luar wanita disebut juga vulva meliputi mons veneris (mons pubis), labium mayora, labium minora, klitoris, vestibula, mulut vagina dan perineum. Organ reproduksi dalam wanita meliputi ovarium, tuba fallopii, uterus dan vagina. Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang mencapai kedewasaan (pubertas) atau masa akil baligh. Seorang wanita ovariumnya telah mampu menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon wanita yaitu estrogen. Hormon estrogen berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, yaitu kulit menjadi semakin halus, suara menjadi lebih tinggi, tumbuhnya payudara dan pinggul membesar.
          Allah SWT menjelaskan proses tersebut terdapat dalam Q.S. Al- mu’minun: 12-15 mengenai system reproduksi pada manusia, yaitu:  
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن سُلَالَةٍ مِّن طِينٍ ﴿١٢﴾
 ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَّكِينٍ ﴿١٣﴾
 ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَاماً فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْماً ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقاً آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ ﴿١٤﴾
 ثُمَّ إِنَّكُمْ بَعْدَ ذَلِكَ لَمَيِّتُونَ ﴿١٥﴾


Artinya:
12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13.  Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14.  Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
15.  Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
       (Q.S. Al- mu’minun: 12-15)

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita?
2.      Apa saja hormon yang mengatur sistem reproduksi wanita?
3.      Bagaimana masa perkembangan wanita sebelum masa kehamilan?

C.    Tujuan
1.      Mahasiswa mengetahui anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita.
2.      Mahasiswa mengetahui hormon yang mengatur sistem reproduksi wanita.
3.      Mahasiswa mengetahui masa perkembangan wanita sebelum masa kehamilan.








BAB II
PEMBAHASAN


A.    Sistem Reproduksi Wanita
Sistem reproduksi wanita terdiri atas genitalia eksterna dan genitalia interna.
1.      Genitalia Eksterna
Genitalia eksternal secara kesatuan disebut vulva atau pudendum yang merupakan celah paling luar dari organ kelamin wanita. Genitalia eksterna terdiri dari:
a.       Mons Pubis (mons veneris), merupakan daerah atas dan terluar dari vulva yang banyak menandung jaringan lemak. Bagian ini tertutup rambut setelah pubertas.
b.      Labia Mayora (bibir besar), adalah dua lapisan longitudinal yang merentang kebawah dari mons pubis dan menyatu pada sisi posterior perineum.
c.       Labia Minora (bibir kecil), adalah lipatan kulit diantara labium mayor, tetapi mengandung kelenjar sebasea dan beberapa kelenjar keringat. Labium mayor dan labium minor berfungsi untuk melindungi vagina. Pertemuan lipatan-lipatan labium minor dibawah klitoris disebut prepusium dan area lipatan di bawah klitoris disebut frenulum.

          
d.      Klitoris, merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada pria. Meskipun klitoris secara struktural tidak sama persis dengan penis, namun klitoris juga mengandung dua korpus kavernosa yang terdiri dari jaringan erektil. Klitoris terdiri dari dua krura (akar), satu batang dan satu glans klitoris bundar yang mengandung banyak pembuluh darah dan ujung syaraf perasa yang sangat sensitif.
e.       Vestibula, adalah area yang dikelilingi oleh labium minor yang menutupi mulut uretra, mulut vagina, dan duktus kelenjar bartholini. Kelenjar bartholini hampir sama dengan kelenjar bulbouretral pada laki-laki. Kelenjar ini memproduksi beberapa tetes sekresi mucus untuk membantu melumasi orifisium vaginal saat eksitasi vaginal seksual.
f.       Orifisium uretra, adalah jalur keluar urin dari kandung kemih, tepi lateralnya mengandung duktus untuk kelenjar parauretral (skene) yang dianggap hampir sama dengan kelenjar prostat pada laki-laki.
g.      Mulut vagina, terletak dibawah orifisium uretra. Himen (selaput darah) adalah suatu membran yang bentuk dan ukurannya bervariasi, melingkari mulut vagina.
h.      Perineum, yaitu kulit antara pertemuan dua lipatan labium mayor dan anus.

2.      Genitalia Interna
Terdiri dari ovarium, tuba fallopi, uterus dan vagina.

               
Ovarium, panjang 3-5 cm, lebar 2-3 cm dan tebal 1 cm dengan bentuk oval seperti kacang kenari. Ovarium berada di dalam rongga badan, di daerah pinggang. Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovum yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke saluran reproduksi. Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta  hormon estrogen dan progesteron. Struktur ovarium dilapisi epitelium germinal (permukaan), jaringan ovarium tersusu dari:
1)      Medula ovarium, merupakan area terdalam yang mengandung pembuluh darah limfa, serabut syaraf, sel-sel otot polos dan del-sel jaringan ikat.
2)      Korteks, merupakan lapisan stroma luar yang rapat, mengandung folikel ovarium (unit fungsional pada ovarium).

a.       Dua tuba uterin (tuba fallopii), bagian pangkal tuba fallopii berbentuk corong yang disebut infundibulum. Pada infundibulum terdapat jumbai-jumbai (fimbrae). Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infudibulum akam masuk ke tuba fallopii. Tuba fallopii berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus. Tuba fallopii atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri ovarium) dengan panjang 10 cm dan diameter 0,7 cm, yang ditopang ligamen besar uterus. Salah satu ujungnya melekat pada uterus dan ujung lainnya membuka kedalam rongga pelvis. Fertilisasi biasanya terjadi di 1/3 bagian atas tuba fallopii. Tuba fallopii terdiri dari:
1)      Infundibulum, adalah ujung terbuka yang menyerupai corong.
2)      Ampula, merupakan bagian tengah segmen tuba.
3)      Istimus, merupakan segmen terdekat dari uterus.

b.      Uterus (kantung peranakan) atau rahim, merupakan rongga pertemuan tuba fallopii kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Uterus berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi. Saat tidak hamil uterus memiliki ukuran panjang 7 cm, lebar 5 cm, dan diameter 2,3 cm. organ ini terletak pada rongga pelvis diantara rektum dan kandung kemih. Bagian-bagian uterus:
1)      Dinding uterus, terdiri dari bagian terluar serosa (perimetrium), bagian tengah (meometrium) yang merupakan lapisan otot polos dan bagian terdalam (endometrium) bagian yang menjalani perubahan siklus selama menstruasi dan membentuk lokasi implantasi untuk ovum yang dibuahi.
2)      Fundus uterus, merupakan bagian bundar yang letaknya superior terhadap mulut tuba fallopii.
3)      Badan uterus, merupakan luas berdinding tebal yang membungkus rongga uterus.
4)      Serviks, merupakan leher bawah uterus yang terkontriksi.
5)      Portio vaginalis, merupakan bagian serviks yang menonjol kedalam ujung bagian atas vagina.


  
c.       Vagina, merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada wanita. Ukuran vagina bervariasi tetapi panjang sekitar 8-10 cm. Organ ini menghadap uterus pada sudut 45 derajad. Vagina bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa jaringan ikat berserat. Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula setelah janin dikeluarkan.


B.     Pengaturan Hormonal Sistem Reproduksi Wanita
Ketepatan pola siklus sistem reproduksi wanita diatur melalui keseimbangan hormon hiphotalamus  (GnRH), hiphofisis (FSH dan LH), dan hormon ovarium (estrogen dan progesteron).
1.      Hormon Estrogen
Hormon ini merangsang pertumbuhan semua organ reproduksi terutama lapisan mukosa dan lapisan otot tuba uterin, uterus dan vagina. Estrogen juga mempengaruhi konfigurasi tubuh total melalui peningkatan pembentukan tulang dan peningkatan penumpukan lemak dalam semua lapisan sub cutan terutama diarea bokong, paha, dan payudara..
Fungsi estrogen pada kehamilan yaitu:
a.       Pembesar uterus.
b.      Pembesaran kelenjar mammae dan pertumbuhan jaringan kelenjar mammae.
c.       Pembesaran genitalia eksterna.
2.      Hormon progesteron
Efek khusus progesteron yang penting untuk perkembangan kehamilan yang normal adalah sebagai berikut:
a.       Progesteron merangsang pertumbuhan endometrium, sehingga uterus lebih lanjut untuk mempersiapkan terhadap implantasi ovum yang sudah dibuahi dengan jalan menghambat kontraksi uterus sehingga ovum yang sudah tertanam dapat bertahan.
b.      Progesteron menyebabkan sel-sel desidu berkembang dalam endometrium uterus.
c.       Progesteron mempunyai pengaruh khusus dalam menurunkan kontraktilitas uterus gravid.
d.      Progesteron juga menyokong perkembangan ovum sebelum implantasi.
e.       Progesteron yang disekresi selama kehamilan juga membantu menyiapkan kelenjar mammae untuk laktasi.


C.    Masa Perkembangan Wanita
Wanita biasanya sebelum masa kehamilan terlebih dahulu mengalami masa-masa sebagai berikut:
1.      Pubertas
Dimulai antara usia 9-12 tahun untuk mulai adanya sekresi FSH dan LH oleh kelenjar hipofisis anterior. Hormon-hormon ini menyebabkan ovarium untuk menghasilkan estrogen,, dimana estrogen menyebabkan:
a.       Pertumbuhan uterus dan tuba uteri.
b.      Penebalan epithelium vagina.
c.       Perkembangan payudara.
d.      Perkembangan rambut pubis dan rambut aksial.
e.       perkembangan khontur khas wanita dengan pelebaran pelvis dan karakteristik deposit lemak pada paha dan abdomen bagian bawah.

2.      Siklus Menstruasi
Menstruasi menjadi siklus reguler, yang setiap siklus berlangsung antara 28 hari dengan ditandai keluar dari uterus yang disebut “ MENSTRUASI”. Pada saat pubertas terdapat sekitar 300.000 ovum (pada kedua ovarium), tetapi hanya sekitar 500 ovum yang dapat menjadi matur dan dikeluarkan hanya 1 buah setiap silkus menstruasi.

Silkus Menstruasi
       FSH & LH                      LH >> (LH SURGE)
                         Ovarium
                 (-)                                      (+)
         Perkembangan                            Ovulasi              Corpus              Corpus          Folikel                                                               luteum             Albicans

Eatrogen                                                  Estrogen progesteron


Keterangan:
a.       FHS merangsang perkembangan folikel diovarium.
b.      Folikel yang berkembang akan mensekresi estrogen (estrogen akan menghambat sekresi FHS sehingga perkembangan folikel berhenti dan hanya folikel yang sudah menghasilkan estrogen yang dapat berkembang).
c.       Estrogen menyebabkan endometrioum dalam fase proliferasi.
d.      Estrogen makin tinggi dan menimbulkan umpan balik yang positif terhadap Lh sehingga kadar LH meningkat tajam dan terjadilah ovulasi.
e.       Sisa folikel berubah menjadi corpus luteum yang menghasilkan estrogen dan progesteron, mulailah endometrium fase sekresi.
f.       Corpus luteum kemudian berubah menjadi corpus albicanst yang tak menghasilkan hormon lagi sehingga endomentrium rontok dan terjadilah menstruasi.




Hari 1                                                                                         Hari 1
Menstruasi                                                                             Menstruasi
                                                      Ovulasi
                            14 hari                                        14 hari
                        Fase prolifera                             Fase sekresi

                          Estrogen                                       Estrogen
                                                                             Progesteron

3.      Kehamilan
Bila ovum mengalami fertilisasi berlansung suatu rangkaian peristiwa lengkap yang dinamakan kehamilan atau gestasi.
Beberapa proses terjadinya kehamilan adalah:
a.      Pematangan ovum
Sebelum ovum dikeluarkan dari folikel, masing-masing dari 23 pasang kromosom melepaskan salah satu pasangan sehingga 23 kromosom yang berpasangan tetap berada dalam ovum yang matang. Pada saat iu terjadi ovulasi dan segera setelah itu timbul fertilisasi.

b.      Fertilisasi ovum
Setelah koitus pertama kali sperma ditrasport melalui uterus keujung ovarium tuba fallopii hanya dalam 5 menit. Dari ½ juta sperma yang diletakkan dalam vagina hanya 1000 smpai 3000 yang berhasil melintasi tuba falopii untuk mendekati ovum, karena alsan berikut: zona pelusida ovum mempunyai struktur kisi-kisi dan sekali ovum ditembus, suatu zat ( mungkin salah satu dari enzim-enzim protealitik kromosom seperma). Berdifusi keluar dari ovum, masuk kedalam kisi-kisi untuk mencegah penembusan oleh seperma lain. Setelah seperma masuk ke ovum, kepalanya membengkak cepat untuk membentuk pronukleus jantan, kemudian 23 kromosom pronukleus jantan dan 23 dari pronukleus betina saling bersekutu kembali sehinga unsur menjadi 46 kromosom (23 pasang) dalam ovum yang telah mengalami fertilisasi.
Transpor dan implantasi ovum yang sedang berkembang.
1.      Pemasukan ovum kedalam tuba fallopii
Bila terjadi ovulasi ovum bersama dengan sel-sel granulose yang melekat pada kumulus ooforus, di keluarkan langsung kedalam rongga peritonium dan kemudiam masuk kesalah satu tuba fallopii. Ujung masing-masing tuba secara alamiah menutuipi ovarium. Adanya arus cairan lambat yang menuju keostium, dengan cara ini ovum masuk salah satu tuba fallopii atau ketuba fallopi sisi lain.
2.      Transpor ovum melalui tuba fallopii
Fertilisasi ovum kedalam normal berlangsung segera setelah ovum masuk tuba fallopii. Di butuhkan waktu tiga hari lagi untuk mentranspor ovum melalui tuba kerongkongan uterus. Transfor ovum melalui tuba fallopii yang berjalan lambat memungkinkan beberapa stadium pembelahan terjadi sebelum ovum masuk keuterus. Selama ini secret dalam jumlah besar oleh sel-sel sekretoris melapisi tuba fallopii. Secret dipergunakan untuk memberi makan pada ovum yang sedang berkembang.
3.      Implantasi ovum dalam uterus
Setelah mencapai uterus ovum biasannya tetap dalam rongga uterus empat sampai lima har lagi sebelum mengadakan implantasi dalam endometrium. Jadi pada hari ketujuh atau kedelapan setelah ovulasi ovum mendapatkan makan secret dari endometrium yang dinamakan “susu uterus”. Ovum yang sedang berkembang berada dalam stadium blastokista, setelah implantasi berlangsung sel-sel fotroblast dan sel-sel yang terletak dibawahnya berproliferasi dengan cepat dan bersama dengan sel-sel yang berasal dari endometrium ibu membentuk plasenta dan berbagai membran kehamilan.
4.      Nutrisi embrio pada permulaan kehidupan intrauteri
Sel desidua di gunakan oleh embrio untuk pertumbuhan dan perkembangan yang tepat selama minggu pertama setelah implantasi, ini merupakan satu-satunya cara memperoleh zat gizi yang diperlukan.
Fungsi plasenta
§  Fungsi utama plasenta memungkinkan difusi bahan makanan dari dalm darah ibu kedalam darah fetus dan difusi hasil-hasil ekskresi dari fetus kembali masuk ke dalam ibu.
§  Difusi oksigen melalui membran plasenta.
§  Difusi karbon dioksidasi melalui membran plasenta.
§  Difusi bahan makanan melalui membran plasenta.
§  Absopsi aktif oleh membran plasenta.
§  Ekskresi melalui membran plasenta.
Pada kehamilan plasenta membentuk:
a.      Gonadotropin korionik manusia
Suatu glikoprotein yang mempunyai berat molekul 30.000 serta struktur molekul dan fungsinya sangat mirip dengan hormon luteinisasi yang disekresi oleh hopofisis. Dan fungsi yang sangat penting adalah mencegah infolusi normal korpus luteum pada akhir siklus seksual wanitya.
b.      Estirogen progesteron
Estrogen
Berasal dari ovarium dan kortex adrenal. Estrogen ovarium: beta estradial (terutama) dan estrogen. Dikeluarkan diurine dalam bentuk estriol.
Efek
1)      Ciri seks primer
-          Uterus: lebih peka pada rangsangan mekanis dan oksitosin. Dan timbul fase proliferasi endometrium (tumbuh menebal).
-          Vagina: kornitivikasi.
2)      Ciri seks sekunder
-          Mamma, pinggul lebar dan suara tinggi
-          Lemak banyak
-          Garis epifise menutup lebih cepat
-          Retensi Na dan air
Progesteron
Berasal dari corpus luteum dan placenta (hamil).
Efek:
-          Uterus: fase sekresi (kelenjar dan pembuluh darah lebih banyak) dan kurang peka pada rangsangan mekanis dan oksitoxin (sehingga progesteron dipakai sebagai anti abortivum).
-          Retensi NA dan air

c.       Somatomammotropin korionik manusia
Efek penting Somatomammotropin korionik manusia yaitu:
-          Menyebabkan perkembangan sebagian payudara
-          Pengendapan protein jaringan dalam serupa seperti yang dilakukan hormon opertumbuhan
-          Metabolisme glukosa dan metabolisme lemak pada sang ibu.
Karena itu, mulai tampak bahwa somotomamotropin korionik manusia merupakan hormon metabolik umum yang mempunyai dampak nutrisi bagi ibu dan fetus.











BAB III
                                                        PENUTUP

Kesimpulan
            Struktur organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi eksternal dan organ reproduksi internal. Organ reproduksi luar wanita disebut juga vulva meliputi mons veneris (mons pubis), labium mayora, labium minora, klitoris, vestibula, mulut vagina dan perineum. Organ reproduksi dalam wanita meliputi ovarium, tuba fallopii, uterus dan vagina. Di dalam sistem reproduksi wanita terdapat hormon yang mengatur siklus dalam ovarium yaitu hormon estrogen dan progesteron. Selain itu, sistem reproduksi wanita juga terdapat masa perkembangan wanita antara lain pubertas, siklus menstruasi dan kehamilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar