Jumat, 29 Maret 2013

Anatomi Tumbuhan "Akar, Batang, Daun, Bunga, Buah, Biji"


AKAR

Akar merupakan bagian bawah dari tumbu-tumbuhan dan biasanya berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun terdapat juga akar yang tumbuh di atas tanah. Akar tidak mempunyai alat tambahan yang dapat di bandingkan dengan daun pada batang. Akar tidak mempunyai stomata, tetapi mempunyai tudung akar yang tidak ada kesejajaranya pada batang.
Berdasarkan asal usulnya terdapat dua tipe akar, yaitu akar tunggang  dan akar serabut . akar primer berkembang dari ujung embrio yang terbatas, sedangkan akar serabut berkembang dari jaringan akar dewasa atau dari bagian lain tubuh tumbuhan seperti batang dsan daun. System akar sebagian besar Dicotiledoneae dan Gymnospermae terdiri tas akar tunggang yang membentuk cabang pada sisinya. Akar Monocotyledoneae dewasa biasanya berupa akar serabut dan berkembang dari batang. Umumnya akar ini tidak mengalami penebalan sekunder. Tipe paling umum akar Monocotyledoneae adalah system akar serabut.

Struktur dan Fungsi Akar Pada Tumbuhan
Akar adalah bagian dari tumbuhan yang ada di dalam tanah atau substrat.:
Struktur Morfologi
1.      Batang akar
2.      Rambut akar, untuk memperluas daerah penyerapan air dan mineral
3.      Ujung akar, sebagai daerah meristematik yang sel-selnya selalu aktif membelah
4.      Kaliptra / Tudung akar, sebagai pelindung dari ujung akar dari kerusakan mekanis ketika menembus tanah
Struktur Anatomi
1.         Dari lapisan luar ke dalam
2.         Jaringan Epidermis, terdiri dari sel selapis, tipis, rapat, dan mudah dilalui air
3.         Jaringan Korteks, terdiri dari sel beberapa lapis, berdinding tipis, berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan
4.         Jaringan Endodermis, terdiri dari sel selapis, tebal, sulit dilalui air (selektif
5.         Stele, terdiri dari xylem dan floem

Fungsi akar :
1.         Menyerap air dan garam-garam mineral
2.         Memperkokoh tegaknya tanaman
3.         Alat respirasi
4.         Penyimpan cadangan makanan
5.         Alat perkembangbiakan vegetatif
6.         Mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan.

Ø  Akar Primer
Pada jarak tertentu dari sel inisial pucuk akar, dapat di bedakan jaringan tudung akar, epidermis, korteks akar, silinder pusat. Tudung akar terletak pada ujung akar, yang berfungsi melindungi meristem akar dan alat pemantakan akar yang tumbuh kedalam tanah. Pada korteks akar sering terdapat ruang antar sel yang terbentuk secara skizogen. Pada tumbuhan tertentu yaitu Gramineae dan Cyperaceae, ruang antar sel terbentuk secara lisigen. Sel parenkim korteks tidak mempunyai klorofil, tetapi pada tumbuhan air, akar udara, dan epifit terdpat klorofil. Pada kebanyakan angiospermae, pteridophyta, dan beberapa Gymnospermae endodermis tetap dalam bentuk primer.   Silinder pusat terletak di bagian tengah akar dan dibatasi oleh endodermis. Di sebelah dalam endodermis terdapat satu atau beberapa lapisan sel perenkim berdinding tipis yang disebut perisiklus (perisikel). Bagian-bagian akar primer terdiri dari:
·         Tudung akar
Tudung akar terdapat di ujung akar dan melindungi promeristem akar serta membantu penembusan tanah oleh akar, terdiri atas sel hidup yang sering mengandung pati. Tudung akar berkembang terus menerus. Sel paling luar mati, terpisah dari yang lain dan hancur, lalu digantikan oleh sel baru yang dibentuk oleh pemula.
·         Epidermis
Sel epidermis akar berdinding tipis dan biasanya tanpa kutikula. Namun, kadang-kadang dinding sel paling luar berkutikula. Ciri khas akar adalah adanya rambut akar yang teradaptasi untuk menyerap air dan garam tanah. Rambut akar adalah sel epidermis yang memanjang ke luar, tegak lurus permukaan akar, dan berbentuk tabung.

·         Korteks akar
Pada umunya korteks terdiri dari sel parenkim. Pada sejumlah besar monokotil yang tidak melepaskan korteksnya semasa akar masih hidup, banyak sklerenkim dibentuk. Sel korteks biasanya besar dan bervakuola besar. Plastid didalamnya menghimpun pati. Lapisan paling dalam berkembang menjadi endodermis dan satu atau beberapa lapisan korteks paling luar dapat berkembang menjadi eksodermis.
·         Eksodermis
Pada sejumlah besar tumbuhan, dinding sel pada lapisan sel terluar korteks akan membentuk gabus, sehingga terjadi jaringan pelindung baru, yakni eksodermis yang akan menggantikan epidermis. Struktur dan sifat sitokimiawi sel eksodermis mirip sel endodermis. Dinding primer dilapisi oleh suberin dan lapisan itu dilapisi lagi oleh selulosa. Lignin juga dapat ditemukan. Sel eksodermis mengandung protoplas hidup ketika dewasa.
·         Endodermis
Di daerah akar yang digunakan untuk penyerapan, dinding sel endodermis mengandung selapis suberin di dinding antiklinalnya, yakni pada dinding radial dan melintang. Rampingnya lapisan itu menyebabkannya diberi nama pita, dan dibubuhi nama caspary. Pita tersebut merupakan kesatuan antara lamella tengah dan dinding primer, tempat suberin dan lignin tersimpan. Jika sel terplasmolisis, maka protoplas melepaskan diri dari dinding, namun tetap melekat pada pitacaspary.
·         Silinder pembuluh
Silinder pembuluh terdiri dari jaringan pembuluh dengan satu atau beberapa lapisan sel di sebelah luarnya, yaitu perisikel. Jika bagian tengah tidak ditempati jaringan pembuluh, maka bagian itu diisi oleh parenkim empulur di bagian dalam, perisikel langsung berbatasan dengan protofloem dan protoxilem. Perisikel dapat mempertahankan sifat meristematiknya di dalamnya terbentuk akar lateral, felogen, dan sebagian dari cambium pembuluh.

Ø  Mikorhiza
Epidermis dan korteks akar pada kebanyakan tumbuhan sering kali bergabung atau bersimbiosis dengan jamur tanah. Gabungan antara hifa jamur dengan akar muda tumbuhan tinggi disebut mikorhiza. Gabungan antara kedua organisme ini sebagai simbiosis mutualisme, yang artinya kedua organisme ini saling mendapat keuntungan dari hidup bersama tersebut
.  
Ø  Bintil Akar
Tipe lain gabungan antara akar tumbuhan tingkat tinggi dan organisme tingkat rendah terjadi dalam Leguminosae. Pada akar Leguminosae terdapat benjolan yang disebut bintil akar. Bintil akar berkembang sebagai hasil pemantakan bakteri pengikat nitrogen (Rhizobium) kedalam korteks akar. Hubungan antara bakteri Rhizobium dengan akar Leguminosae merupakan simbiosis mutualisme. Artinya kedua belah pihak mendapat keuntungan.

Ø  Diferensiasi jaringan dalam akar
Sel prokambium yang berdiferensiasi menjadi unsur trakea dapat dibedakan dengan sel yang akan menjadi unsure floem. Sel ini membesar dan mempunyai fakuola besar. Selanjutnya sel akan mengalami pembelaha beberapa kali tanpa pembesaran sehingga terbentuk banyak sel kecil. Prokambium berkembang secara akropetal bersambungan dengan jaringan pembuluh dalam akar yang lebih dewasa. Diferensiasi maupun pemasakan xilem dan floem juga secara akropetal. Hasil penelitian menunjukan bahwa unsur protoxilem dewasa lebih dekat ke meristem pucuk dari pada unsure trakea yang paling awal.

Ø  Akar sekunder
Pertumbuhan sekunder pada akar seperti pada batang terdiri atas pembentuk jaringan pembuluh sekunder dari cambium pembuluh dan periderm logen. Pertumbuhan sekunder dijumpai khas pada akar Gymnospermae dan Dicotyledoneae. Akar monocotyledoneae biasanya tidak mengalami pertumbuha sekunder.kambium menghasilkan xilem dan floem dengan membelah periklin dan antiklin sehingga lingkaran akar bertambah besar. Pertumbuha periderm mengikuti pertumbuhan pembuluh sekunder.
Pada tumbuhan dikotil menerna, misalnya pada Medocago sativa,xilem sekunder terdiri atas pembuluh dengan penebalan dinding menganak tangga dan memata jala. Pembuluh ini juga mengandung serabut dan sel parenkim. Gabus merupakan turunan felogen yang berfungsi sebagai jaringan pelindung. Akar gymnospermae mempunyai tipe pertumbuhan sekunder yang sama dengan akar tumbuhan dicotyledoneae. Namun, terdapat perbedaan histologis antara batang dan akar. Hubungan utama untuk pengangkutan yang melintasi akar adalah endodermis. Sel endodermis menjaga lewatnya larutan secara terpilih dari luar kedalam pembuluh.


BATANG

Pengertian Batang
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Seperti kita ketahui bersama bahwa batang merupakan hal yang sangat vital dari organ-organ yang ada pada suatu tumbuhan pada umumnya, betapa penting nya dari suatu organ batang,tumbuhan tidak dapat hidup dengan sempurna tanpa adanya organ yang nama nya batang seperti suatu hal yang tidak dapat di pisahkan. Batang sendiri mempunyai beberapa  yang menyusun suatu batang tumbuhan tersebut.dalam makalah ini,kelompok kami akan membahas tentang”anatomi batang” yang akan membahas tentang beberapa sub pembahasan antara lain ontogeni batang,tipe stele,batang primer, dan batang sekunder.
Batang adalah bagian tubuh tumbuhan yang amat penting dan merupakan tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Batang merupakan bagian sistem tunas pada tumbuhan. Letaknya berada di atas tanah. Organ ini dikategorikan sebagai penghasil alat-alat lateral, misalnya daun, tunas, dan bunga. Pada bagian batang terdapat buku (node) atau tempat daun melekat dan ruas (internode), yaitu bagian batang yang letaknya di antara buku-buku.
Selain buku dan ruas, pada batang terdapat suatu tunas. Tunas yang terdapat pada sudut di antara daun dan batang dinamakan tunas aksiler. Tunas ini berpeluang menjadi cabang. Adapun bagian ujung batang terdapat tunas terminal.

Perkembangan ontogeny batang
Pucuk batang biasanya terdiri atas aksis, yaitu epikotil yang berisi beberapa buku yang belum memanjang dan beberapa primordia daun. Pada perkecambahan biji,embrio membesar dan mulai tumbuh , meristem pucuk batang muda menambah primordia daun dan buku. Panjang buku beragam pada spesies yang berbeda. Pada tumbuhan yang daunnya tersusun pada roset basal,bukunya sangat pendek. Namun,sebagian besar spermatophyta bukunnya memanjang. Setiap ruas terdapat satu atau lebih daun. Susunan daun pada batang disebut filotaksis.
Posisi primordia pada ujung batang dipengaruhi oleh faktor dalam, yaitu faktor yang mengendalikan penebaran potensi pertumbuhan dalam meristem pucuk. Susunan daun disebabkan oleh adanya interaksi dalam pucuk atau pengaruh jaringan dewasa di bawah pucuk melalui perikambium. Ada tiga teori utama yang mendasari penelitian mengenai interaksi lokal dalam pucuk ini.
1.      Teori ruang pertama yang tersedia (first available space theory) menurut teori ini, primordial daun meningkat dalam ruang pertama yang mencapai lebar minimum dan jarak minimum di bawah pucuk batang.
2.      Teori lahan daun atau lahan primordial (leaf field atau primordial field theory) menurut teori ini, primordial bersama dengan bagian meristem pucuk membentukunit fisiologi. Primordial dibentuk pada tempat yang khas.
3.      Teori pilin ganda daun (multiple foliar helices theory) menurut teori ini, sifat mitosis khusus dipindahkan secara akropetal yang berujung pada pusat pembentukan daun.

A.    Batang primer
Batang primer berkembang dari protiderm, prokambium, dan meristem dasar. Susunan dan struktur jaringan primer batang adalah sebgai berikut.Batang dikelilingi epidermis.Di antara sel epidermis ada yang berubah menjadi sel penutup, idioblas, dan berbagai tipe trikoma. Di sebelah dalam epidermis terdapat korteks yang terdiri dari berbagai tipe sel. Korteks yang paling sederhana seluruhnya terdiri atas sel parenkim yang berdinding tipis.pada pelargonium, retama, dan salicornia, parenkim berfungsi untuk fotosintesis dan sebagi penyimpan tepung dan metabolit lain. Daerah diluar korteks yang berbatasan dengan epidermis terdiri atas kolenkim atau serabut. Korteks batang ini dapat juga berisi sklereida, sel sekretori, dan latifiser.
Batas antara korteks dan stele adalah endodermis. Endodermis batang berbeda dengan endodermis akar. Sel endodermis terdiri atas sel hidupp yang berbentuk silinder kosong. Dinding endodermis mempunyai struktur yang khas dan khusus. Pada dinding menjari dan melintang terdapat penebalan lignin(zat kayu) dan suberin (zat gabus), yang disebut pita caspary. Dalam perkembangannya, sel endodermis mengalami perubahan, yaitu penambahan lapisan gabus  diseluruh permukaan dalam dinding sel. Selanjutnya diikuti dengan penambahan lapisan sekunder dari selulosa yang sering kali berisi zat kayu pada sisi dalam lapisan gabus. Lapisan endodermis batang dicotyledoneae sering kali berisi butiran  tepung sehingga lapisan ini disebut sarung tepung.disebelah dalam lapisan endodermis terdapat perisiklus yang merupakan satu lapisan sel diluar floem.
Disebelah dalam endodermis adalah stele yang berisi system pembuluh . pada gymnospermae dan sebagian besar dicotyledoneae, system pembuluh terdiri atas silinder bercelah dan bagian tengahnya disebut empulur. Terdapat dua tipe jaringan pembuluh, yaitu floem yang biasanya terletak dibagian luar dan xylem yang biasanya terletak dibagian dalam. Xylem dan floem membentuk berkas pengangkut. Ada dua tipe berkas pengangkut, yaitu sebagai berikut.
1.      Kolateral
Tipe kolateral dibedakan menjadi kolateral tertutup dan terbuka. Disebut kolateral tertutup apabila di antara xylem dan floem tidak terdapat cambium, tetapi terdapat parenkim penghubung. Tipe ini biasa terdapat dalam batang monocotyledoneae. Pada kolateral terbuka, di antara xylem dan floem terdapat cambium yang bersifat dipleuris. Tipe ini biasanya terdapat pada batang dicotyledoneae (lihat gambar 54)
2.      Bikolateral
Berkas pengangkut tipe bikolateral terdiri atas satu bagian xylem di tengah serta satu bagian floem di sebelah luar dan xylem di tengah serta satu bagian floem di sebelah luar dan satu bagian di sebelah dalam. Antara xylem dan floem luar terdapat cambium, dan antara xylem dan floem dalam terdapat parenkim penghubung. Tipe bikolateral terdapat pada beberapa dicotyledoneae, misalnya pada solanaceae, cucurbitaceae, asclepiadaceae, apocynaceae, convolvulaceae, dan compositae.

3.      Konsentris (terputus)
Berkas pengangkut tipe konsentris terdiri atas xylem yang dikelilingi oleh floem atau sebaliknya. Apabila xylem dikelilingi oleh floem disebut konsentris amfikribral, yang biasa terdapat pada pteridophyta. Apabila floem dikelilingi oleh xylem disebut konsentris amfivasal, yang biasa terdapat pada monocotyle-doneae misalnya pada aloe arborescens, dracaena, cordylin, dan sebagainya (lihat gambar 55 A dan B).
4.      Radial (menjari)
Berkas pengangkut tipe menjari terdiri atas xylem dan floem yang tersusun berselang-seling menurut arah jari-jari. Susunan seperti ini terdapat pada akar sewaktu xylem dan floem dalam keadaan primer (lihat gambar 55 C). Pada sebagian besar monocotyledoneae dan sedikit dicotyle-doneae, system pembuluh primer terdiri atas sejumlah besar berkas pengangkut yang tersebar tidak berarturan sehingga tidak dapat dibedakan secara tegas batas antara korteks, silinder pembuluh, dan empulur. System pembuhluh yang dibicarakan di atas adalah jaringan primer yang terdiri atas protoxilem dan metaxilem serta protofloem dan metafloem. Apabila protoxilem terdapat di bagian dalam dari metaxilem dan diferensiasi metaxilem kea rah perifer seperti pada batang angiospermae, disebut endark. Apabila protoxilem terdapat di bagian luar dari metaxilem dan metaxilem berdiferensiasi secara sentripetal seperti pada akar angiospermae, disebut eksar. Sering kali terjadi mesark, apabila diferensiasi metaxilem kea rah sentripetal dan sentrifugal dari protoxilem. Tipe mesark dan eksark xylem primer tampaknya lebih primitive. Pada angiospermae, khususnya dicotyledoneae, silinder pembuluh primer terputus-putus pada tiap ruas karena keluarnya satu atau lebih berkas pengangkut yang masuk ke dalam daun. Bagian ini disebut jejak daun (leaf trace). Menurut jumlah jejak daun pada tiap ruas, ada yang disebut unilakuna, trilakuna, dan multilakuna. Menurut Sinnot (1914), ruas trilakuna adalah tipe primitive pada angiospermae. Namun, menurut Bailey (1956), dalam proses vaskularisasi, angiospermae dapat mengalami perubahan yang reversible. Dari kenyataan tersebut dapat diasumsikan bahwa:
1.      Ruas unilakuna dari ranales tertentu adalah primitive dan tidak dapat berubah selama evolusinya
2.      Pada dicotyledoneae tertentu, misalnya leguminosae dan anacardiaceae, ruas unilakuna diturunkan dengan pengurangan dari suatu ruas trilakuna; dan
3.      Pada dicotyledoneae yang lain, misalnya epacridaceae dan cloranthaceae, ruas tri- dan multilakuna berasal dari ruas unilakuna.

Ujung pucuk berkembang menjadi cabang dan mempunyai hubungan pembuluh dengan sumbu utama. Hubungan pembuluh ini disebut jejak cabang (branch traces). Pada ruas, jejak cabang dekat sekali dengan jejak daun.
Batang berbagai dicotyledoneae berbeda satu sama lain dalam hal pola pembentukan jaringan pembuluh primer. Perbedaan ini ada hubungannya dengan perkembangan evolusi. Diasumsikan bahwa selama terjadi evolusi, silinder pembuluh primer menjadi lebih tipis dan terjadi pengurangan kea rah menjari. Karena ada celah daun, celah batang, dan perforasi, pengurangan jaringan pembuluh selanjutnya terjadi ke arah membujur. Silinder menjadi terbelah menjadi untaian memanjang, dan ini terdapat pada sebagian besar dicotyledoneae.
System pembuluh pada monocotyledoneae biasaya terdiri atas berkas yang tersebar di seluruh jaringan dasar pada batang. Ada dua tipe dasar susunan berkas pengangkut pada gramineae, yaitu sebagai berikut:
1.      Berkas pengangkut tersusun dalam dua lingkaran. Lingkaran luar tersusun dari berkas pengangkut yang kecil dan disebelah dalam tersusun dari berkas pengangkut yang kecil dan disebelah dalam tersusun atas berkas pengangkut besar.
2.      Berkas pengangkut tersebar di seluruh penampang melintang batang. Setiap berkas pengangkut dikelilingi oleh selubung sklerenkim

Empulur merupakan tubuh silindris dari jaringan di bagian tengah batang yang dikelilingi oleh jarigan pembuluh. Empulur terdiri atas jaringan yang agak seragam, terutama parenkim dengan susunan longgar. Sering kali terdapat sel parenkim yang berdinding tebal dengan penebalan lignin. Selain itu juga terdapat sklereida. Pada beberapa spesies, terdapat struktur sektretori dalam empulur. Pada batang beberapa tumbuhan, misalnya phytolaca Americana, empulurnya berongga.
B.     Batang Sekunder
Pertumbuhan sekunder batang merupakan hasil dari keaktifan kambium pembuluh yang membelah secara terus menerus sehingga jumlahnya meningkat. Pertumbuhan sekunder ini khas pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae. Beberapa dikotil menema (herbaceous) dan kebanyakan monokotil tidak menebal sekunder. Pada pertumbuhan sekunder terjadi pembentukan periderm dari felogen. Cambium yang terdapat di antara xylem dan floem disebut cambium pembuluh (cambium intravaskuler). Sementara, cambium yang terdapat di antara berkas pengangkut disebut cambium antar pembuluh (cambium intervaskuler).
Kambium mengadakan dilatasi, yaitu pembelahan dengan cepat kea rah membujur dan menjari sehingga diameter batang menjadi lebih tebal. Ke arah dalam cambium membentuk xylem sekunder, sedangkan kea rah luar membentuk floem sekunder. Jaringan yang dibentuk pada pertumbuhan sekunder disebut jaringan sekunder. Cambium biasanya terdiri atas 2 tipe sel sebagai berikut.
1.      Sel inisial pemicu menggelendong, yang selnya memanjang dan berujung runcing. Pada batang sequoia sempervirens yang tua, panjang sel-sel ini mencapai 8,7 mm.
2.      Sel inisial bersinar (ray initial cell), yang selnya banyak dan lebih kecil dari tipe sel inisial menggelendong, bentuknya hampir isodiametris.

Kedua tipe sel inisial lebih besar pada batang yang tua dari pada batang yang muda. Unsur yang berorientasi memanjang dalam organ, seperti unsur trakea, serabut, parenkim xylem, floem dan unsur tapisan berkembang dari sel inisial menggelendong. Sel yang berorientasi mendatar dalam organ berkembang dari sel inisial jari-jari . sel cambium mempunyai noktah primer dengan plasmodesmata. Dinding menjari lebih tebal daripada dinding membujurnya. Apabila cambium mempunyai noktah primer dengan plasmodesmata. Dinding menjari lebih tebal daripada dinding membujurnya. Apabila cambium aktif, wilayah cambium terdiri atas beberapa lapisan sel. Apabila cambium dorman, wilayah cambium berkurang, biasanya hanya satu lapisan sel saja. Berdasarkan susunan sel menggelendong, cambium dapat dibedakan menjadi dua tipe berikut:
1.      Cambium bertingkat atau berlapis (gambar 59), letak sel inisial menggelendong tersusun dalam deratan mendatar sehingga ujungnya sama tinggi. Panjang sel inisial ini beragam antara 140-529 mm.
2.      Cambium tidak bertingkat, letak sel inisial menggelendong tumpang tindih satu dengan lainnya. Tipe cambium ini ditemukan dengan panjang yang beragam antara 320-2300 mm.

Hasil penebalan sekunder menyebabkan lingkaran silider xylem meningkat. Cambium bertingkat membelah antiklin memanjang. Pada cambium tidak bertingkat, sel inisial menggelendong membelah miring, semua melintang, dan antiklin, yang diikuti dengan pertumbuhan intrusif.
Pada Gymnoespermae, bagian kayu maupun kulit kayu mempunyai banyak pembuluh resin, kecuali pada Gnetaceae. Pada Dicotyledoneae tidak terdapat pembuluh resin. Pada Monocotyledoneae tidak terdapat pertumbuhan sekunder. Antara xylem dan floem terdapa parenkim penghubung. Pada tumbuhan yang masih mudah, titik tumbuh kecil, tetapi semakin meluas sehingga batang Monocotyledoneae juga dapat membesar, misalnya pada Palmae. Jadi, pemebsaran batang tidak disebabkan oleh eprtumbuhan sekunder, tetapi oleh melebarnya titik tumbuh.

C.     Tipe Batang
Struktur batang primer berbeda dengan struktur batang sekunder sehingga sering kali digunakan untuk membedakan tipe batang. Biasanya tipe batang dibedakan atas batang Conifer, Dikotil berkayu, Dikotil tidak berkayu (perdu), Dikotil merambat, Dikotil dengan pertumbuhan menyimpang, dan Monokotil.
1.      Batang Conifer
Contoh batang Conifer adalah Pinus. Batang Pinus mempunyai tipe berkas pengangkut konsentris amfikribral. Pada floem primer tidak  terbentuk serabut pada bagian tepi dan tidak ditemukan adanya endodermis. Selama pertumbuhan sekunder, batas luar dari floem dapat dikenali dengan adanya jari-jari empulur. Terkadang, sel di luar floem berisi tannin. Sejak pertumbuhan awal, batang mengandung pembuluh resin pada korteks. Apabila batangnya membesar, pembuluh resin juga menjadi lebih luas.
2.      Batang Dikotil Berkayu
Pada kebanyakan Dikotil yang berbentuk pohon, daerah antar pembuluhnya sempit, misalnya pada Salix, Prunus, dan Quercus, dan sangat sempit pada Tilia. Pada spesies-spesies tersebut, jaringan sekunder membentuk silinder yang membentang terus, tidak diputus oleh jari-jari empulur. Di bawah epidermis terdapat selapis sel parenkim yang kemudian menjadi beberapa lapisan kolenkim. Bagian korteks yang lain terdiri atas sel parenkim yang berisi klorofil. Endodermis yang berisi tepung disebut floeoterma atau selubung tepung. Empulur terdiri atas sel parenkim yang berisi getah (sel getah) yang juga terdapat pada bagian korteks. Pada batang yangsudah tua, empu8lur terdiri atas sel berdinding tebal dan berwarna lebih yang mengandung tepung. Pada floem sekunder banyak dibentuk serabut yang terdiri atas pembuluh pengangkut dan sel parenkim.
3.      Batang Dikotil Tidak Berkayu (Herbaceus = Menerna)
Pada batang muda terdapat epidermis dan masih terdapat pada awal pertumbuhan sekunder. Pada batang tua akan terbentuk periderm dengan lentisel. Satu atau dua lapisan korteks di bawah epidermis berisi kloroplas. Lapisan ini diikuti oleh dua atau tiga lapisan kolenkim, dan parenkim dengan sel getah. Floem primer berisi serabut dekat dengan korteks (serabut protofloem). Di dalam floem sekunder juga terdapat serabut, tetapi tidak pada metafloem. Cambium pembuluh memisahkan floem dengan xylem sekunder dengan  membentuk silinder yang pada. Empulur terdiri atas sel parenkim yang berisi sel getah. Tepung dan Kristal sering terdapat dalam empulur maupun korteks. Berkas pengangkut pada batang  menerna biasanya kolateral. Solanaceae, misalnya tomat, kentang, dan tembakay, serta Cucurbitaceae, misalnya labu, mempunyai berkas pengangkut bikolateral. Jadi, selain floem yang terdapat di bagian luar xylem, juga terdapat floem dalam. Kambium terdapat diantara floem luar dengan xylem sehingga pertumbuhan sekunder hanya terdapat daerah antara floem luar dan xylem saja. Korteks terdiiri atas parenkim dan kolenkim.
4.      Batang Dikotil Merambat
Para Aristolochia, jaringan pembuluh primer tersusun kolateral. Jaringan primer terdiri atas epidermis, korteks yang terdiri atas parenkim dan kolenkim yang mengandung klorofil, dan silinder pusat (stele) yang terdiri atas serabut yang banyak mengandung tepung.
Sel yang dibentuk pada akhir masa pertumbuhan relative lebih kecil. Floem sekunder tidak berserabut. Apabila diameter batang membesar, setiap berkas pengangkut juga  membesar ke arah luar atau ke arah tepi. Pada beberapa spesies, beberapa sel parenkim berubah menjadi sel batu. Periderm membentuk sel kolenkim di bawah epidermis.
Cucurbita mempunyai berkas pangangkut bikolateral. Epidermis uniseriate dan di bawahnya terdapat kolenkim dan klorenkim. Klorenkim terdapat di bawah epidermis yang mempunyai stomata. Endodermis mengandung tepung. Cirri khas batang Diotil merambat adalah terdapatnya sklerenkim di luar berkas pengangkut.
5.      Batang Dikotil dengan Pertumbuhan Sekunder yang Menyimpang
Pertumbuhan sekunder yang menyimpang digunakan untuk menunjukkan bentuk keaktifan kambium yang menyimpang dari kebiasaan, yang ditemukan pada Conifer dan tumbuhan Dikotil berkayu dari daerah beriklim sedang. Pada beberapa tumbuhan dengan pertumbuhan menyimpang, kambium pembuluh terdapat pada kedudukan normal. Namun, tubuh sekunder menunjukkan penyebarang xylem dan floem yang tidak biasa. Pada Leptadenia, Strychnos, dan Thunbergia, floem dibentuk tidak hanya ke arah luar, tetapi juga ke arah dalam sehingga floem sekunder terdapat di dalam xylem sekunder. Pada Amaranthaceae, Chenopodiaceae, Menispermaceae, dan Nygtaginaceae, serangkaian cambium pembuluh tersusun dari bagian pusat batang ke arah luar. Masing-masing kambium menghasilkan xylem ke arah dalam dan floem ke arah luar sehingga terjadi lapisan yang terdiri atas xylem, kambium, dan floem. Pada batang Bougaienvillea spectobilis, xylem dan floem membentuk untaian yang tertanan dalam jaringan parenkim, yang disebut jaringan konjungtif. Jaringan ini merupakan hasil keaktifan kambium di antara berkas pengangkut yang mirip dengan keaktifan kambium antarpembuluh, tetapi masa keaktifannya terbatas. Bougainvillea spectibilis mempunyai kambium yang tidak normal. Pertumbuhan menyimpang yang lain juga terjadi pada Bignoniaceae. Setelah silinder kambium biasa terbentuk pada akhir pertumbuhan primer, empat bidang kambium berhenti menghasilkan xylem, tetapi terus melepaskan turunannya ke sisi floem. Jadi, ada dua jenis kambium, yaitu
(1) dipleuris, yang menunjukkan keaktifan ke dua arah, dan
(2) monopleuris, yang keaktifannya hanya satu arah.
Dari pertumbuhan yang menyimpang ini terbentuklah floem yang tertanan dalam xylem. Setiap panel floem yang tertanam dalam xylem mempunyai kambium yang hanya mengahsilkan floem ke arah luar saja. Diantara xylem dan floem tepi terdapat kambium yang menghasilkan xylem ke arah dalam dan floem ke arah luar.
Aralia cordeta, yang mempunyai berkas penangkut bikolateral, juga mengalami pertumbuhan menyimpang, berkas pengangkut bikolateral biasanya terdiri atas xylem di bagian tengah dan floem di sebelah luar dan dalam. Pada Aralia terjadi sebaliknya, yaitu floem terdapat di tengah, dan xylem terdapat di sebelah luar dan dalam.



6.      Batang Monocotyledoneae
`Batang Poaceae pada penampang melintangnya tampak mempunyai berkas pengangkut yang tersusun dalam dua lingkaran. Pada rumput-rumputan, berkas pengangkut yang tersusun melindungi di sebelah luar tertanam dalam jaringan sklerenkim. Antara berkas pengangkut yang kecil dengan epidermis terdapat serabut dan klorenkim. Stomata terdapat pada epidermis di dekat klorenkim. Pada batang dengan bekas pengangkut tersebar, tidak terdapat lapisan serabut tepi, akan tetapi parenkim di bawah epidermis mengalami penskleritan. Pada batang Monokotil, tidak terjadi pertumbuhan sekunder dan berkas pengangkutnya mempunyai selubung sklerenkim.
Monocotyledoneae selain Poaceae juga mempunyai berkas pengakut tersebar atau melingkar dekat bagian tepi. Potamogeton, tumbuhan Monokotil yang hidup di air, mempunyai korteks lebar yang terdiri atas jaringan aerenkim. Antara korteks dan silinder pembuluh dibatasi oleh endodermis yang selnya kecil.
Pada umumnya, Monokotil tidak mempunyai pertumbuhan sekunder dari kambium pembuluh, tetapi batangnya dapt berkembang menajd itebal. Misalnya pada Palmae. Penebalan ini berasal dari pembelahan dan pembesaran sel parenkim dasar. Pertumbuhan ini disebut pertumbuhan sekunder menyebar (diffuse). Namun ada juga tumbuhan Monokotil yang mempunyai kambium sehingga mengalami pertumbuhan sekunder, yaitu pada Liliflorae berkayu (Agave, Aloe, Cordyline, Draceaena, Sansevieria, dan Yucca). Kambium berasal dari parenkim yang terdapat di luar berkas pengangkut primer, yang menghasilkan berkas pengangkut sekunder dan parenkim ke arah dalam, serta sejumlah kecil parenkim ke arah luar. Perkembangan berkas pengangkut berasal dari sel turunan kambium yang membelah memanjang, kemudian sel yang dihasilkan membelah memanjang lagi dua atau tiga kali. Hasil pembelahan ini berdiferensiasi menjadi unsur pembuluh dan bergabung dengan sel sklerenkim. Sel yang berderet tegak bergabung membentuk berkas pengangkut. Berkas pengangkut sekunder mungkin kolateral atau amfivasal.


Secara umum, batang mempunyai beberapa fungsi berikut:
·         Sebagai tempat pengangkutan air dan unsur hara dari akar.
·         Memperluas tajuk tumbuhan untuk efisiensi penangkapan cahaya matahari
·         Tempat tumbuhnya organ-organ generatif.
·         Efisiensi penyerbukan dan membantu pemencaran benih.
·         Pada tumbuhan tertentu, sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan, misalnya berupa umbi atau rimpang.
Pada umumnya, batang mempunyai sifat – sifat berikut :

a)      Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.
b)      Terdiri atas ruas – ruas yang masing – masing dibatasi oleh buku – buku, dan pada buku – buku inilah terdapat daun.
c)      Tumbuhnya biasanya keatas, menuju cahaya  bersifat fototrop/ heliotrop.
d)     Selalu bertambah panjang diujungnya. Sehingga disebut batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
e)      Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadang – kadang cabang atau ranting yang kecil.
f)       Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek. Misalnya rumput dan waktu batang masih muda.


§  Mendukung bagian – bagian tumbuhan yang ada diatas tanah, yaitu : daun, bunga dan buah.
§  Dengan percabangannya memperluas asimilasi.
§    Jalan pengangkutan air dan zat – zat makanan dari bawah keatas dan jalan pengangkutan hasil – hasil asimilasi dari atas kebawah.
§    Menjadi tempat penimbunan zat – zat makanan cadangan.


Tumbuhan yang tidak berbatang ( plantacaulis )                                                
 tumbuhan yang benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada, hanya tampaknya saja tidak ada karena batang amat pendek, sehinng semua daunnya seakan – akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu roset ( rosula ). Misalnya pada sawi ( Brassica jruncea ), lobak (Raphanus sativus ).
1.      Batang basah (herbaceus), yaitu batang yang lunak dan berair. Misalnya pada bayam ( Amaranthus spinosus ).
2.       Batang berkayu (lignosus), yaitu batang biasa keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri atas kayu yang terdapat pada pohon – pohon (arbores) dan semak – semak ( frutices ) pada umumnya.
3.      Batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas – ruas yang nyata dan seringkali berongga. Misalnya pada padi (Oriza sativa) dan rumput ( Gramineae).
4.      Batang mendong ( calamus ), seperti batang rumput tetapi ruas – ruasnya lebih panjang. Misalnya pada mendong (Fimbistylis globusa )
            Struktur Jaringan Batang Pada Tumbuhan
Secara umum struktur jaringan penyusun batang tumbuhan terdiri atas tiga bagian, yaitu epidermis, korteks, dan stele. Adapun struktur jaringan penyusun batang (dari luar ke dalam) beserta ciri-cirinya dijelaskan dalam  uraian berikut.

1) Epidermis batang Tumbuhan

v  Tersusun oleh selapis sel, tersusun rapat, tanpa ruang antarsel, dinding luar terdapat kutikula yang berfungsi untuk melindungi batang dari kehilangan air yang terlalu besar. Pada tumbuhan kayu yang telah tua terdapat kambium gabus yang menggantikan fungsi jaringan primer.
v  Aktivitas kambium gabus adalah melakukan pertukaran gas melalui celah yang disebut lentisel. Derivat epidermis antara lain sel silika dan sel gabus, misalnya pada batang tanaman tebu.

2) Korteks batang Tumbuhan

*      Tersusun oleh beberapa lapis sel parenkim yang tidak teratur dan berdinding tipis, banyak ruang antarsel.
*      Terdapat kolenkim dan sklerenkim yang berfungsi sebagai penyokong dan penguat tubuh.
– Sel-sel korteks sebelah dalam yang mengandung amilum disebut floeterma (sarung tepung,)

3) Stele ( silinder pusat ) batang Tumbuhan
ü  Lapisan terluar disebut perisikel.
ü  Di dalamnya terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut.
Gambar 2 Jaringan pembuluh pada tanaman (a) monokotil dan (b) dikotil.


            Struktur Jaringan luar Batang Tumbuhan

Perbedaan struktur luar pada tumbuhan tingkat tinggi dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu batang tumbuhan herba dan batang tumbuhan berkayu. Tumbuhan herba dan tumbuhan berkayu memiliki daun-daun di sepanjang batangnya.

1) Batang tumbuhan herba
Batang tumbuhan herba biasanya, berwarna hijau, jaringan kayu sedikit atau tidak ada, ukuran batang kecil, dan umumnya relatif pendek. Bagian luar batang terdiri dari epidermis yang tipis dan tidak mengandung gabus. Pada epidermis terdapat stomata sehingga jaringan di dalamnya dapat mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Contoh: pacar air, jagung, bayam, kacang, dan bunga matahari.

2) Batang tumbuhan kayu
Batang tumbuhan berkayu umumnya keras dan umurnya relatif panjang. Permukaan batang keras dan di bagian tertentu terdapat lentisel. Lentisel berhubungan dengan bagian dalam batang dan berfungsi sebagai tempat pertukaran gas di batang. Pada tumbuhan berkayu yang masih muda terdapat klorofil, sehingga dapat melakukan fotosintesis. Akan tetapi, jika sudah terbentuk lapisan gabus kemampuan fotosintesis menjadi hilang. Lapisan gabus terbentuk oleh kambium gabus. Adanya aktivitas kambium menyebabkan rusaknya jaringan yang terdapat pada korteks dan epidermis. Dengan rusaknya jaringan tersebut akan menyebabkan kemampuan fotosintesis menjadi hilang.


DAUN

Daun merupakan modifikasi dari batang. Daun merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun. Daun memiliki bentuk dan ukuran tertentu sehingga dapat melakukan tugas penting, membuat makanan seefisien mungkin. Tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap dan teduh memiliki daun yang lebar agar dapat menangkap sinar matahari sebanyak mungkin. Secara umum fungsi daun adalah Membuat makanan melalui proses fotosintesis, sebagai tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi, menyerap CO2 dari udara, dan respirasi.
Struktur jaringan penyusun daun terdiri dari berbagi jaringa diantaranya adalah:
1.      Jaringan epidermis, Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak paling luar. Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih  dan rapat.  Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan di dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis daun terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah daun. Jaringan epidermis daun tidak mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel penutup stomata.
2.      Jaringan mesofil, Pada daun, proses fotosintesis terjadi dalm sel-sel mesofil. Jaringan mesofi, dengan perkecualian berkas pembuluh, meliputi semua sel antara epidermis atas dan bawa. Sel-sel mesofil berdinding tipis, dan tetap mengandung protoplasma hidup dan nucleus meskipun telah mencapai fase matang. Jaringan mesofi debedakan menjadi dua yaitu parenkim palisade dan bunga karang. Parenkim palisade adalah sel-sel yang ada dibelahan atas daun memanjang tegak lurus terhadap permukaaan daun dan membentuk satu sampai tiga lapisan yang sangat rapat. Sedangkan parenkim bunga karanf adalah sel-sel yang bentuknya tidak beraturan dengan ruang antarasel yang besar.
3.      Berkas pembuluh, untaian jaringan khusus yang berfungsi sebagai penunjang dan sebagai saluran. Pada daun, berkas pembuluh yang lebih besar dapat dilihat dipermukaan daun berupa tulang daun utama.satu atau beberapa berkas dari tangkai masuk ke pangkal daun, dan menghubungkan helaian daun dengan batang tumbuhan. Berkas pembuluh biasanya terletak di tengah-tengah, antara epidermis atas dan epidermis bawah.berkas pembuluh terdiri dari dua jenis jaringan yang mempunyai kepentingan yang asasi, jaringan tersebut adalah xylem dan floem.kedua jaringan ini bersama-sama membentuk jaringan pembuluh.
Jaringan penyokongpada daun terdiri dari epidermis dan kolenkim, Epidermis daun memiliki struktur yang padat dan diperkuat oleh kutikula dinding selnya seringkali tebal atau banyak mengandung silica dan memberikan sokongan pada helai daun. Pada daun Dokotil kolenkim sering ditemukan di dekat ibu tlang daun, dibawah epidermis, dan juga peda tepi daun. Selain kolenki, pada mesofil daun Dikotil juga ditemukan sklereida. Tulang daun berukuran besar atau sedang, dikelilingi oleh sekelompok serabut. Pada gramineae dan kebanyakan Monokotil yang lain, terdapat serabut menutupi satu atau dua sisi berkas pengangkut, dan berhubungan ke epidermis.
Perkembangan daun berasal dari primordium daun yang terdapat pada meristem puncak yang terdapat pada ujung batang. Perkembangan primordium daun sampai menjadi daun melalaui beberapa tahap yaitu:
1.      Inisiasi, Kegiatan pembelahan sel  yang paling awal terjadi pada meristem apikal.
2.      Pembentukan penyangga daun, Sebagai akibat adanya pembelahan secara periklinal pada daerah tunika dan korpus dan dilanjutkan dengan pembentangan sel, maka terbentuklah tonjolan kearah luar yang selanjutnya disebut sebagai penyangga daun.
3.      Deferensiasi awal, Sebagai hasil kelanjutan pembelahan sel, primordium daun menonjol dari pucuk batang sebagai penyokong yang mempunyai bentuk papilla kecil atau tonjolan. Penyangga daun yang telah terbentuk terdiri dari jaringan yang masih sederhana. Dalam perkembangan selanjutnya, masing masing akan berkembang dan menghasilkan epidermis dan derivatnya, mesofil dan berkas pengangkut daun.
4.      Pembentukan sumbu daun, Sebagai hasil pertumbuhan cepat dari primordia maka penyangga daun akan berbentuk seperti kerucut dengan sisi adaksialnya memipih (rata). Ujung kerucut berperan sebagai  meristem apikal. Dalam pertumbuhan selanjutnya penyangga daun akan makin bertambah panjang dan secara berangsur angsur mendekati pengkal semakin memipih. Dengan demikian primordium daun sudah dapat dibedakan antara permukaan atas atau adaksial dan permukaan bawah atau abaksial. Hal tersebut disebabkan oleh aktifitas meristem adaksial.
5.      Pembentukan helai daun, Selama awal pemanjangan dan penebalan sumbu daun muda, sel sel adaksial bagian tepi membelah lebih cepat dibandingkan sel sel meristem dasar yang berada disebelah dalamnya. Dengan demikian terbentuklah dua garis seperti sayap yang berkembang pada kedua tepinya sebagai akibat percepatan pertumbuhan sel sel tersebut.
6.      Histogenesis, Setelah helai daun terbentuk, proses selanjutnya adalah menyempurnakan jaringan penyusun daun. Dalam perkembangannya, meristem yang terlibat ialah meristem apikal, meristem adaksial, meristem marginal, meristem submarginal, meristem lempeng dan meristem lateral. Meristem marginal berdiferensiasi menghasilkan epidermis atas dan epidermis bawah serta derivatnya, sedangkan meristem submarginal akan berdeferensiasi menghasilkan mesofil dan jaringan pengangkut.


BUNGA

Pengertian
Bunga (flos) atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Bunga secara sehari-hari juga dipakai untuk menyebut struktur yang secara botani disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan. Dalam konteks ini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret.
Bunga merupakan batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air.

Fungsi bunga
Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji. Beberapa bunga memiliki warna yang cerah dan secara ekologis berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan. Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur yang membawa biji. Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum yang pada pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik atau stigma untuk menerima serbuk sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus berperan sebagai jalan bagi pollen menuju bakal bakal buah. Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan di atas dikatakan sebagai struktur tumbuhan yang "umum", spesies tumbuhan menunjukkan modifikasi yang sangat bervariasi. Modifikasi ini digunakan botanis untuk membuat hubungan antara tumbuhan yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh, dua subkelas dari tanaman berbunga dibedakan dari jumlah organ bunganya: tumbuhan dikotil umumnya mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5) sedangkan tumbuhan monokotil memiliki tiga organ atau kelipatannya.
           
    * Kelopak bunga atau calyx;
    * Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan;
    * Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia: rumah pria) berupa benang sari;
    * Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah wanita") berupa putik.
Keterangan gambar :
Bagian-bagian bunga sempurna.
1. Bunga sempurna,
2. Kepala putik (stigma),
3. Tangkai putik (stilus),
4. Tangkai sari (filament, bagian dari benang sari),
5. Sumbu bunga (axis),
6. artikulasi,
7. Tangkai bunga (pedicel),
8.Kelenjar nektar,
9. Benang sari (stamen),
10. Bakal buah (ovum),
11. Bakal biji (ovulum),
12. Saluran Serbuk sari
13. Serbuk sari (pollen),
14. Kepala sari (anther),
15. Perhiasan bunga (periantheum),
16. Mahkota bunga (corolla),
17. Kelopak bunga (calyx)

Bagian-bagian bunga
Bunga terdiri dari bagian steril dan fertil yang melekat pada sumbu, yakni dasar bunga (reseptakulum). Bagian sumbu yang merupakan ruas batang yang diakhiri oleh bunga disebut tangkai bunga atau pedisel. Bagian steril dari bunga terdiri dari sejumlah daun kelopak atau sepal dan sejumlah helai daun mahkota atau petal. Keseluruhan sepal dalam bunga disebut kaliks, dan keseluruhan petal disebut korola. Kaliks dan korola sama-sama disebut perhiasan bunga atau periant. Jika periant tidak terbagi menjadi kaliks dan korola maka setiap helainya disebut tepal. Bagian reproduktif adalah benang sari atau stamen (mikrosporofil).dan daun buah atau karpel (megasporofil). Keseluruhan stamen disebut Andresium, sedangkan keseluruhan karpel disebut ginesium. Pada umumnya, bunga terdiri dari empat bagian bunga yang tempatnya berturut-turutdari luar ke dalam: Kaliks (kelopak), korola (mahkota), Andresium (benang sari), dan Ginesium (putik).
Tumbuhan berbunga adalah kelompok terbesar tumbuhan yang hidup di daratan. Namanya diambil dari cirinya yang paling khas, yaitu menghasilkan organ reproduksi dalam bentuk bunga. Bunga sebenarnya adalah modifikasi daun dan batang untuk mendukung sistem pembuahan tertutup. Sistem pembuahan tertutup (dikatakan tertutup karena bakal biji terlindung di dalam bakal buah atau ovarium) ini juga menjadi ciri khasnya yang lain. Ciri yang terakhir ini membedakannya dari kelompok tumbuhan berbiji yang lain: tumbuhan berbiji terbuka atau Gymnospermae.
  1. Gametofit Jantan
Gametofit jantan terdapat pada ururan ketiga dalam susunan morfologinya, setelah Kaliks dan korola. Gametofit jantan terdiri dari beberapa bagian,diantaranya:
Ø  Benang sari
Kebanyakan Angiospermae memiliki kepala sari yag tetrasporangiat,dengan 2 ruang sari (lokulus) dalam setiap cuping kepala sari sehingga jumlah keseluruhannya empat. Pada sejumlah tumbuhan yang anteranya telah matang, sebelum antera memecah (terbuka sendiri) batas sntara pasangan lokulus disetiap cuping rusak, sehingga antera tetrasporangiat huytjtgjutanya menunjukkan dua lokulus. Filamen,berstruktur sederhana. Padanya,terdapat sebuah berkas pengangkut yang bersifat amfikibral disepanjang filamen dan berakhir di konektivum. Dinding antera terdiri dari beberapa lapisan sel yang merupakan turunan sel pariental primer,kecuali epidermis yang dalam perkembangannya hanya membelah pada bidang antiklinal. Dua lapisan yan penting adalah endotesium,tepat dibawah epidermis,dan tapetum,yang berbatasan dengan lokulus antera. Sel diantara kedua lapisan itu sering memipih karena tertekan, lalu rusak. Endotesium membentuk penebalan tak rata, terutama didinding radial dan tangensial dalam. Pengerutan deverensial yang terjadi padanya ketika antera mengering saat matang, memudahkan terjadinya retakan atau celah pada antera untuk membebaskan serbuk sari. Membukanya antera sering dimulai pada celah atau stomata yang tidak berfungsi. Sel tafetum bersifat sekretori dan penuh sitoplasma padat. Isi sel tapetum diserap oleh butir serbuk sari yang sedang berkembang dalam lokulus sehingga ketika butir serbuk sari matang, biasanya tapetum sudah berdegenerasi. Untuk membebaskan serbuk sari, selain lewat celah atau stomium, tumbuhan dapat memiliki pori disisi lateral atau diujung cuping antera.
Ø  Serbuk Sari
Hasil mikrosporogenesis adalah mikrospora atau butir serbuk sari. Butir tersebut berupa tubuh yang bersimetri radial atau bilateral dan pada dindingnya terdapat bagian yang kurang kuat yang disebut aperatur, ada yang bulat(pori), dan ada yang memanjang(kolpi). Waktu serbuk sari berkecambah, tabung polen akan muncul melalui apertur, meskipun ada pula serbuk sari yang tanpa arpertur.
Sel sporogen primer memulai pembelahan mitosis dalam dataran yang berbeda, bersamaan dengan perkembangan dinding kantong sari. Turunan dari pembelahan ini adalah sel induk serbuk, yang juga dikenal sebagai mikrosporosit. Tiap sel induk mengalami pembelahan miosis membentuk suatu tetradbutir serbuk, yaitu empat mikrospora haploid. Tetrad diselubungi oleh dinding kalosa. Susunan tetrad biasanya tetrahedral atau isobirateral.
Berdasarkan pada cara pembentukan dinding dan pembelahan miosis dari sel induk serbuk ada dua tipe perkembangan butir serbuk sari yaitu:
a.       Tipe suksesif, yaitu setiap pembelahan inti diiringi dengan pembentukan dinding.
b.      Tipe simultan, yaitu tekanan kearah tepi mulai berkembang hanya setelah keempat inti dibentuk, dan pembentukan dinding menghasilkan tekanan kearah dalam.
Tipe simultan dimiliki oleh tumbuhan dikotil, sedangkan tipe suksesif dimiliki pada kebanyakan monokotil, meskipun hal ini tidak mutlak karena ada perkecualian. Seringkali, butir serbuk dari setiap tetrad terpisah satu dengan yang lain dan mereka terletak bebas didalam kantong sari. Antara butir sari dihubungkan oleh benang yang agak liat. Pada beberapa tumbuhan misalnya eriaceae, butir serbuk sari tetap tinggal sebagai tetrad sampai masak. Pada tumbuhan tertentu misalnya, acacia, tetrad berkumpul bersama dalam satu kelompok, yang dapat berisi 64 butir serbuk. Kelompok ini ditemukan dalam ruangan terpisah yang dibentuk selama perkembangan pada bagian melintang kantong sari. Pada beberapa tumbuhan, misalnya asclepiadaceae, semua butir sebuk dari kantong digabung dalam suatu masa padat yang disebut polinium. Pada orcidaceae, polinium juga dibentuk, tetapi pada genus tertentu dari familia ini poliniumnya kurang padat kerena terdiri atas sekelompok kecil butit serbuk,yaitu masula, yang tergabung secara sangat longgar. Suatu butir serbuk sari yang masak dikelilingi oleh dinding pektoselulosa tipis,yaitu intin. Disebelah luar intin,ada lapisan yang disebut eksin. Komponen utama dari eksin adalah sporopolenin. Diperkirakan sporopolenin adalah polimer oksidatif dari karotenoid atau esterkarotenoid.

  1. Gametofit Betina
Ginoesium tersusun dari karpela bebas (apokarpus) atau berlekatan (sinkarpus), yang biasanya terdiri atas 3 bagian :
  1. Ovarium (bakal buah), suatu bulatan yang berisi satu atau lebih ovulum (bakal biji)
  2. Stilus (tangkai putik), yang dihasilkan dari pemanjangan dinding ovarium
  3. Stigma (kepala putik), bagian diujung stilus yang mempunyai struktur permukaan yang memungkinkan terjadinya penyerbukan.
Ovulum menempel pada daerah penebalan khusus dinding karpela yang disebut plasenta.
ü  Ovulum
Ovulum terdiri atas nuselus yang dikelilingi oleh satu atau dua integumen dan menempel pada plasenta dengan sebuah tangkai yang disebut funikulus. Pada ujung ovulum yang bebas terdapat celah kecil yang disebut mikropil. Daerah tempat integumen berlekatan dengan funikulus disebut khalaza. Sel nuselus biasanya terdapat dibawah lapisan paling luar pada ujung mikropil, dan disebut sel induk megaspora. Karena itu, nuselus dianggap sebagai megasporangium.
Ovulum dibedakan menjadi dua tipe utama, yaitu ortotropus atau atropus dan anatropus. Atropus, apabila ujung nuselus pada garis lurus dan bersambungan dengan funikulus. Anatropus, apabila ujung nuselus diarahkan kebelakang menuju dasar funikulus. Diantara kedua bentuk ekstrim tersebut terdapat tahap peralihan yang berbeda, yaitu sumbu ovulum mengarah keberbagai arah, ada yang disebut hemianatropus, kampilotropus, dan amfitropus. Pada plumbaginaceae, opuntia, dan beberapa genus lain dari cactaceae, funikulus sangat panjang dan mengelilingi ovulum. Tipe ini disebut sirsinotropus.
Ovulum berkembang dari plasenta ovarium. Primordia ovulum berasal dari pembelahan periklin sel dibawah lapisan permukaan plasenta. Integumen bagian dalam mulai berkembang dan mulai terjadi pembelahan periklin dalam protodrem. Pertama kali, integumen tampak seperti cincin dibagian tepi kemudian tumbuh menuju ujung dan menutupi nuselus kecuali  mikropil. Permulaan integumen luar terjadi karena pembelahan periklin lapisan dibawah permukaan. Perkembangan kedua integumen sama.
Pada kebanyakan tumbuhan, integumen luar tidak mencapai mikropil. Pada tumbuhan dengan bunga simpetala, nuselus biasanya dibungkus oleh integumen tunggal atau unitagemik. Sementara pada dikotil, ovulum mempunyai dua integumen atau bitagmik. Pada khalaza, tidak ada perbedaan antara jaringan integumen dan funikulus.

ü  Megasporogenesis
Ada tumbuhan yang mempunyai beberapa sel induk megaspora didalam ovulum tunggal, tapi biasanya hanya sebuah sel induk yang berkembang dalam tiap nuselus. Umumnya, sel sporogen berkembang langsu ng dari hipodermis sel nuselus. Sel ini dapat dibedakan dari sel tetangganya karena ukuran sel, ukuran inti, dan kepadatan sitiplasmanya. Sel hipodermis pertama kali membelah menjadi sel pariental, bagian luar biasanya lebih kecil, dan sebuah sel didalam yang lebih besar merupakan sel sporogen primer. Selanjutnya, sel tersebut berkembang menjadi sel induk megaspora, dan sel pariental membelah membentuk sejumlah sel sehingga sel induk megaspora ditekan kedalam. Ovulum dengan tipe nuselus ini disebut krasinuselat. Sel induk megaspora mengalami pembelahan miosis membentuk empat megaspora yang disusun dalam satu deretan, dan biasanya tiga yang terdekat dengan mikropil mengalami kemunduran sehingga tinggal satu megaspora yang membesar.


BUAH

A.    Buah
Buah (fruktus) adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium).Buah terbentuk setelah terjadi setelah terjadi peristiwa penyerbukan. Jika penyerbukan berhasil, dimana serbuk sari berhasil mencapai bakal buah. Maka akan terbentuk buah dan biji. Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan. Buah Secara umum, buah dibedakan atas buah sejati dan buah semu. Buah sejati adalah buah yang semata-mata berasal dari bakal buah sedangkan buah semu adalah buah yang berasal dari bakal buah dan bagian-bagian bunga yang lain yang  justru menjadi bagian utama pada buah.

B.     Dinding Buah
Dinding Buah yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). ini sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium), yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium). Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya menjadi penting untuk mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya untuk memahami bagaimana suatu macam buah terbentuk.

C.     Buah Sejati
Buah sejati menurut asal pembentukannya dibedakan menjadi tiga bagian, yakni:
Ø  Buah sejati tunggal adalah buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih. Buah dapat berisi satu biji atau lebih. Buah sejati tunggal dibedakan lagi menjadi buah sejati tunggal yang kering (siccus) dan buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus).
Ø  Buah sejati tunggal yang kering adalah buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering.
Ø  Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus)  umumnya memiliki tiga lapisan dinding buah, yakni  dinding luar (epicarpium), dinding tengah (mesocarpium) dan dinding dalam (endocarpium).
Ø  Buah sejati ganda adalah buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah.
Ø  Buah sejati majemuk adalah buah sejati yang terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja. Buah sejati majemuk dibedakan menjadi tiga, yakni:
Ø  Buah buni majemuk, yakni buah yang berasal dari bunga majemuk yang masing-masing tumbuh menjadi buah buni. Contoh Ananas comosus
Ø  Buah batu majemuk, yakni buah yang berasal dari bunga majemukyang tumbuh menjadi buah batu. Contoh  Pandanus tectorius
Ø  Buah kurung majemuk, yakni buah yang berasal dari bunga majemuk yang masing-masing tumbuh menjadi buah kurung. Contoh Helianthus anuus

D.    Buah Semu
Buah semu atau sering juga disebut buah tertutup yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian – bagian lain pada bunga itu, yang malahan menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, menarik perhatian, dan seringkali merupakan bagian buah yang bermanfaat atau dapat dimakan), sedangkan buah yang sebenarnya kadang kadang tersembunyi.
1.      Buah semu tunggal yaitu, Buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini, selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah, misalnya tangkai bunga, pada buah jambu mete ( anacardium oc. Cidentale L.), kelopak bunga, pada buah ciplukan (physalis minima L.).
2.      Buah semu ganda yaitu, jika pada suatu bunga terdapat lebih dari pada satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing – masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh dan merupakan bagian buah yang menarik perhatian (dan seringkali berguna).
3.      Buah semu majemuk yaitu, buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja misalnya buah nangka (Artocharpus Integra Merr.), yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun tenda bunga pada ujungnya berlekatan satu sama lain, sehingga merupakan kulit buah semu ini.

BIJI
A.    Biji
Biji terbentuk dari bakal biji, hasil dari fertilisasi.Terletak dalam bakal buah.
Merupakan alat reproduksi generative
bagian dalam terdapat embrio atau calon individu baru. Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji merupakan sumber makanan yang penting bagi hewan dan manusia. Mempunyai biji merupakan salah satu ciri tumbuhan spermatophyta. Bagi tumbuhan spermatophyta biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama. Karena biji mengandung calon tumbuhan baru atau lembaga. Biji berkembang dari bakal biji. Dengan dihasilkannya biji tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah terjadi penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan. Bagian-bagian biji Spermodermis, merupakan kulit pelindung yang terluar. Pada Gymnospremae terdiri dari 3 lapisan yaitu luar (lapisanyang tebal), tengah (lapisan yang keras) dan dalam (lapisanyang tipis). Pada Angiospermae terdiri dari 2 lapisan yaitu testa (lapisan yang tipis dan keras) dan tegmen (lapisan yang tipis seperti selaput).

B.     Struktur Biji
Umumnya biji tersusun atas tiga komponen utama yaitu:

1.      Kulit biji adalah bagian biji yang berasal dari selaput bakal biji (integumnetum). Kulit biji terletak paling luar. Testa berasal dari intergumen ovule yang mengalami modifikasi selama pembentukan biji berlangsung. Seluruh bagian intergumen dapat berperan dalam pembentukan kulit biji. Akan tetapi pada kebanyakan biji sebagian besar dari jaringan intergumen itu dihancurkan dan diserap oleh jaringan berkembang lain pada biji itu.

Pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae), kulit biji tersusun atas dua lapisan, yakni :
Ø  Lapisan kulit luar  (testa) merupakan lapisan yang tipis, kaku dan merupakan pelindung utama bagian dalam biji.
Ø  Lapisan kulit dalam  (tegmen) biasanya tipis seperti selaput dan seringkali  disebut sebagai kulit ari.
Pada Tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae), kulit biji terdiri atas tiga lapisan, yakni :
Ø  Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging.
Ø  Kulit tengah (sclerotesta) merupakan lapisan yang kuat dan keras dan berkayu.
Ø  Kulit dalam (endotesta) biasanya tipis seperti selaput dan melekat pada biji.

Bagian-bagian tambahan pada biji meliputi:
Ø  Sayap (ala), yakni alat tambahan pada biji yang digunakan dalam pemencaran oleh angin. Merupakan pelebaran dari kulit luar sehingga membentuk sayap.
Ø  Bulu (coma), yakni penonjolan sel-sel kulit biji yang berupa rambut-rambut.
Ø  Salut biji (arillus). Merupakan pertumbuhan dari tali pusar.
Ø  Salut biji semu (arillodium) Merupakan pertumbuhan di sekitar liang bakal biji (Microphyle).
Ø  Pusar biji (hilus), yakni bagian kulit luar biji yang merupakan berkas pelekatan dengan tali pusar.
Ø  Liang biji (micropyle), Liang kecil berkas masuknya buluh serbuk sari kedalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. Tepi liang ini sering tumbuh menjadi badan berwarna keputih – putihan dan lunak yang disebut karankula. yakni liang kecil bekas masuknya serbuk sari.
Ø  Berkas-berkas pembuluh angkut (chalaza), yakni tempat pertemuan integument dengan nuselus.
Ø  Tulang-tulang biji (raphe), Terusan tali pusar pada biji. Biasanya terdapat pada biji yang berasal dari bakal biji.

2.      Tali pusar (funiculus) merupakan bagian yang menhubungkan biji dengan tembuni. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusarnya.

3.      Inti biji (nucleus seminis) adalah semua bagian biji yang terletak di dalam kulitnya. Inti biji terdiri atas :

Ø  Lembaga (embryo)  yang merupakan calon individu baru,Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet jantan dan betina pada suatu proses tumbuhan. Embrio merupakan sporofit muda, pada beberapa tumbuhan embrionya mempunyai kloroplas dan berwarna hijau. Embrio dikelilingi oleh kotiledon dan endosperma yang merupakan persediaan makanan. Calon tumbuhan baru yang akan tumbuh menjadi tumbuhan baru terdiri dari : Radikula (akar lembaga atau calon akar), dikotil : berkembang menjadi akar tunggang, monokotil : berkembang menjadi akar serabut, cotyledon (daun lembaga) Merupakan daun kecil yang terletak di bawah daun pertama kecambah, cauliculus (batang lembaga), ruas batang di atas daun lembaga (internodium epicotylum), ruas batang di bawah daun lembaga (internodium hypocotylum).
Ø  Putih lembaga (albumen) adalah jaringan yang berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan.Cadangan makanan merupakan kandungan yang ada dalam biji, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak. Biji yang sedikit atau bahkan tidak ada Cadangan makanan disebut biji eskalbumin. Cadangan makanan berfungsi sebagai jaringan penyimpan.

DAFTAR PUSTAKA

Fahn, A. 1995. Anatomi Tumbuhan. Jogja : Gajah Mada Univercity Press.

Hidayat, Estiti .B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB.

Mulyani, Sri. 2006 . Anatomi Tumbuhan. Kanisius: Yogyakarta.

Nugroho, L. Hartanto dkk,(2010), Struktur & Perkembangan Tumbuhan, Jakarta:
Penebar Swadaya.

Tjitrosomo,Sutarmi, Siti. 1983 . Botani Umum 2. Angkasa: Bandung.

Yatim, Wildan. 2007. Kamus Biologi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar