BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ganggang merupakan tumbuhan
talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Algae (ganggang)
dapat dibedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan pigmen dominannya ketiga
kelompok tersebut meliputi: Chrysophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta. Ganggang merupakan
organisme yang memiliki selaput nucleus di dalam kloroplas atau kromotofosa. Dalam chrysophyta, prinsip fotosintesis pigmen biasanya terdiri
dari klorofil A dan C1/C2 dan karotenoid fukosantin. Pada umumnya
kloroplas berbentuk oval dengan bahan dasarnya yang disebut grana. Pada
diatomae (termasuk chrysophtya) terdapat klorofil A dan C. Adanya pigmen
klorofil atau turunannya menyebabkan algae mempunyai kemampuan untuk
berfotosintesis sehingga bersifat auautrotof.Pada permukaan atau didalam kloroplas
terdapat paranoid.Pada Chrysophyta (ganggang pirang/kuning keemasan) pironoid
berfungsi sebagai penyimpanan makanan cadangan.
Alga merah atau Rhodophyta adalah salah satu filum dari alga
berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Ganggang ini hidup di laut dan
kira-kira 50 jenis di air tawar bentuk tubuh seperti rumput sehingga disebut
dengan rumput laut. Tubuh bersel banyak bentuk seperti lembaran, talusnya
mikroskopik dan multiseluler. Warna merah karena mengandung pigmen fikoeritrin
Walaupun sebagian besar ganggang merah hiup di laut banyak
terdapat dilaut tropika. Sebagian kecil hidup diair tawar yang dingin
dengan aliran deras dan banyak oksigen. Selain itu ada pula yang hidup diair
payau. Ganggang merah yang banyak ditemukan di lautdalam adalah Gelidium dan
Gracilar ia, sedang Eucheuma spinosum ditemukan dilaut dangkl. Alga Merah
(Rhodophyta) berwarna merah sampai ungu,tetapi pada juga yang lembayung atau
kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau lembaran dan mengandung k
lorofil a, klorofil b, serta karotenoid. Akantetapi, warna lain tertutup oleh
warna merah fikoeritrin sebagai pigmen utama yangmengadakan fluoresensi
B.
Tujuan Penulisan Makala
Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui ciri-ciri
alga merah.
2.
Untuk mengetahui sistem
reproduksi alga merah.
3.
Untuk mengetahui peranan
alga merah.
4.
Untuk mengetahui ciri-ciri
alga coklat.
5.
Untuk mengetahui reproduksi
alga coklat
6.
Untuk mengetahui peranan
alga coklat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Alga Coklat
(Phaeophyta)
Alga coklat, alga pirang, atau
Phaeophyceae adalah salah satu kelas dari dari alga Heterokontophyta. Nama alga ini
diambil dari pigmen dominan yang dimiliki, yaitu xantofil yang menyebabkan ganggang berwarna
coklat. Pigmen lain yang dimiliki Phaeophyceae adalah klorofil dan karotena. Semua alga
coklat berbentuk benang atau lembaran, bahkan ada yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi
dengan bagian-bagian serupa akar, batang, dan daun. Umumnya alga coklat bersifat
makroskopis, dan dapat mencapai ukuran lebih dari 30 meter, dan mempunyai
gelembung-gelembung udara yang berfungsi
sebagai pelampung.
Warna alga
cokelat ditimbulkan oleh adanya pigmen cokelat (fukosantin) yang secara
dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan. Selain
fukosantin, alga cokelat juga mengandung pigmen lain seperti klorofil a,
klorofil c, violasantin, beta-karoten, dan diadinosantin. Alga cokelat merupakan alga
yang memiliki talus terbesar dibandingkan jenis alga lainnya. Pada kondisi yang
sesuai, Macrocystis sp. atau alga cokelat raksasa dapat mencapai panjang
100 meter dan kecepatan tumbuh mencapai 15 cm per hari. Alga cokelat yang
sering ditemukan di tepi pantai sedang mengalami fase diploid dari siklus
hidupnya.
B.
Ciri-Ciri,
Habitat, Cara Hidup Alga Coklat
Ciri-ciri alga cokelat adalah sebagai berikut:
Ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai makroskopis. Berbentuk tegak,
bercabang, atau filamen tidak bercabang.
Memiliki kloroplas tunggal. Ada kloroplas yang berbentuk lempengan diskoid
(cakram) dan ada pula yang berbentuk benang.
Memiliki pirenoid yang terdapat di dalam kloroplas. Pirenoid merupakan
tempat menyimpan cadangan makanan. Cadangan makanan yang terdapat pada alga ini
berupa laminarin.
Bagian dalam dinding sel tersusun dari lapisan selulosa, sedangkan bagian
luar tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antarsel terdapat asam
alginat (algin).
Mempunyai jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan
jaringan transportasi pada tumbuhan darat.
Habitat alga
coklat adalah sebagai berikut:
Alga cokelat umumnya hidup di air laut, terutama laut yang bersuhu agak
dingin dan sedang. Hanya ada beberapa jenis alga cokelat yang hidup di air
tawar.
Di daerah subtropis, alga cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu daerah
literal sampai sublitoral. Di daerah tropis, alga cokelat biasanya hidup di
kedalaman 220 meter pada air yang jernih.
Cara hidup alga
coklat sebagai berikut:
Alga cokelat bersifat autotrof. Foto-sintesis terjadi di helaian yang
menyerupai daun. Gula yang dihasilkan ditransportasikan ke tangkai yang
menyerupai batang.
C.
Reproduksi
Reproduksi pada alga cokelat terjadi secara
aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan pembentukan zoospora berflagela
dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara oogami atau
isogami. Reproduksi seksual alga cokelat hampir serupa dengan pembiakan
generatif tumbuhan tingkat tinggi. Proses oogami adalah sebagai berikut. Ujung lembaran talus yang fertil
membentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiak. Di dalam
reseptakel terdapat konseptakel yang mengandung anteridium yang menghasilkan
sel kelamin jantan (spermatozoid) dan oogonium yang menghasilkan sel
telur dan benang-benang mandul (parafisis). Anteridium berupa sel-sel berbentuk jorong yang
terletak rapat satu sama lain pada filamen pendek bercabang-cabang yang muncul
dari dasar dan tepi konseptakel. Tiap anteridium menghasilkan 64 spermatozoid. Oogonium berupa badan yang
duduk di atas tangkai. Oogonium jumlahnya sangat banyak dan tiap oogonium
mengandung 8 sel telur. Akan tetapi, hanya 40% dari sel telur yang dapat dibuahi
dan hanya 1 atau 2 dari setiap 100.000 spermatozoid dapat membuahi sel telur.
Zigot lalu membentuk dinding selulosa dan pektin, kemudian melekat pada suatu
substrat dan tumbuh menjadi individu baru yang diploid. Contoh alga cokelat, antara lain:
·
Fucus serratus
·
Macrocystis pyrifera
·
Sargassum vulgare
·
Turbinaria decurrens
Berikut ini akan kita bahas salah satu jenis
alga cokelat, yaitu Sargassum. Sargassum merupakan genus dengan anggota
lebih dari 150 spesies. Alga ini banyak terdapat di perairan tropis dan
subtropis, misalnya lautan Atlantik sebelah barat, yaitu laut Sargasso. Sargassum muticum adalah salah satu contoh gulma laut yang
berasal dari Jepang. Saat ini, alga tersebut sudah tersebar di pantai barat
Amerika Utara dan Inggris. Ciri-ciri Sargassum :
ü
Bentuk talus seperti pohon
ü
Batang utama pipih, mempunyai bagian seperti daun di sisi samping
ü
Kantong udara berbentuk bulat
ü
Reseptakel mempunyai modifikasi cabang yang berbentuk bulat
ü
konseptakel terdapat di ujung
cabang-cabang
ü
hidup di daerah literal dan
sublitoral
ü
hidup melayang di air atau melekat pada substrat.
ü
Sargassum yang hidup melayang tidak dapat bereproduksi secara seksual
tetapi dapat melakukan fragmentasi (Solomon et al. 2005).
Klasifikasi
sargassum sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi :
Phaeophyta
Kelas :
Phaeophyceae
Bangsa :
Fucales
Suku :
Sargassaceae
Marga :
Sargassum
Jenis :
Sargassum
siliquosum
(gambar 1.1 alga coklat)
D.
Peranan alga cokelat dalam kehidupan
Alga cokelat bermanfaat bagi industri makanan
dan farmasi. Algin (asam alginat) yang merupakan bagian koloid dari alga
cokelat digunakan dalam pembuatan es krim, pil, tablet, salep, obat pembersih
gigi, losion, dan krem sehabis bercukur. Selain itu, alga cokelat digunakan
untuk makanan ternak dan sebagai pupuk karena kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi
sedangkan fosfornya rendah.
E.
Ciri-Ciri Alga Merah
(Rhpdophyta)
Rhodophyceae berwarna merah sampai ungu,
kadang-kadang juga lembayung atau pirang kemerahmerahan. Kromatofor mengandung
klorofil-a dan karotenoid, tetapi warna itu tertutup oleh zat warna merah yang
mengandung fluoresensi, yaitu fikoeretin. Sebagai hasil asimilasi terdapat
sejenis karbohidrat yang disebut tepung floride, yang juga merupakan
hasil polimerisasi glukosa berbentuk bulat, tidak larut dalam air, seringkali
berlapis-lapis, jika dibubuhi yodium berwarna kemerahmerahan. Rhodophyceae selalu
bersifat autotrof dan heterotrik, hidup dalam air laut, hidupnya sebagai
bentos, melekat pada suatu substrat dengan benang-benang pelekat atau cakram
pelekat.
Adapun cici-ciri rhodophyta secara spesifik dipaparkan sebagai berikut:
ü Mengandung kloroplas berisi fikoeretrin lebih banyak
dibandingkan klorofil, ada karotenoid, sedikit fikosianin.
ü Kebanyakan hidup di air laut, yaitu laut dalam yang hanya dapat
dicapai oleh cahaya bergelombang pendek. Hidup sebagai bentos, melekat pada
substrat dengan benang/cakram pelekat.
ü Bersifat autotrof, tetapi ada yang heterotrof. Yang heterotrof
tidak berkromatofora dan hidup sebagai parasit pada ganggang lain.
ü Hasil asimilasi berupa tepung floridae (mirip glikogen) dan
floridosida (senyawa gliserin dan galaktosa) serta tetes minyak. Kadang
terdapat pirenoid.
ü Dinding sel ganggang merah terdiri atas selulosa (sebelah dalam)
dan pektin berlendir (sebelah luar).
ü Bentuk talus beranekaragam dengan jaringan tubuh yang belum
bersifat parenkim tetapi hanya berupa plektenkim.
ü Reproduksi aseksual dengan spora, dan seksual dengan cara
oogami. Spora atau gamet tidak berflagel, jadi tidak dapat bergerak aktif.
Klasifikasi alga merah:
·
Kingdom : Plantae
·
Divisi : Rhodophyta
·
Kelas : Rhodophyceae
·
Sub kelas : Florideophycidae
·
Bangsa : Gigantinales
·
Suku : Solieraceae
·
Marga : Eucheuma
·
Jenis : Eucheuma Cottonii
(Gambar
1.1 fambar alga merah )
F.
Habitat Rhodophyta
Sebagian besar alga merah hidup di laut, banyak terdapat di laut tropika.
Sebagian kecil hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak
oksigen. Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Alga merah yang banyak
ditemukan di laut dalam adalah Gelidium dan Gracilaria, sedang Euchema spinosum
menyukai laut dangkal.
G.
Sistem Reproduksi Rhodophyta
Perkembangbiakan dapat
secara aseksual, yaitu dengan pembentukan spora, dapat pula secara seksual
(oogami).
1.
Reproduksi seksual terjadi melalui
pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung cabangtalus. Anteridium
menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium.Gametangium betina disebut
karpogonium yang terdapat pada ujung cabang lain.Karpogonium terdiri dari satu
sel panjang. Bagian karpogonium bawah membesar seperti botol, sedangkan bagian
atasnya membentuk gada atau benang dan dinamakan trikogen. Inti sel telur
terdapat di bagian bawah yang membesar seperti botol. Spermatium mencapai
trikogen karena terbawa air (pergerakan secara pasif). Spermatium kemudian
melekat pada trikogen. Setelah dinding perlekatan terlarut,seluruh protoplasma
spermatium masuk dalam karpogonium. Setelah terjadi pembuahan, terbentuklah
sumbat di bagian bawah. karpogonium. Sumbat itumemisahkan karpogonium dan
trikogen. Zigot hasil pembuahan akan membentuk benang-benang
sporogen. Dalam sel-sel di ujung benang sporogen itu, terbentuk spora yang
masing-masing memiliki satu inti dan satu plastida; spora tersebutdinamakan
karpospora. Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel ujung benangsporogen sebagai
protoplasma telanjang berbulu cambuk. Karpospora ini mula-mula berkecambah
menjadi protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru lengkap dengan
alat-alat generatifnya.
2.
Reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk
tetraspora. Tetrasporaakan menjadi gametangium jantan dan gametangium betina.
Gametangium jantann dan
betina akan bersatu membentuk karposporofit. Karposporofit kemudian
menghasilkan tetraspora, Contoh anggota-anggota Rhodophyta antara lain:
Corrallina, Palmaira, Batrachospermum moniliforme, Gelidium, Gracilaria,
Eucheuma,dan Scicania furcellata.
Baik spora maupun
gametnya tidak mempunyai bulu cambuk, jadi tidak dapat bergerak aktif.
Rhodophyceae dibagi dalam dua anak kelas, yaitu Bangieae dan Florodeae.
H.
Pembagian Anak Kelas
Rhodophyta
Pembagian anak kelas rhodophyta yaitu sebgai berikut
:
1. Anak kelas bangieaea (protofloroda)
Talus
berbentuk benang, cakram atau pita dengan tidak ada percabangan yang beraturan.
Pembiakan vegetatif dengan monospora yang dapat memperlihatkan gerakan ameboid.
Anteridium menghasilkangamet jantan yang disebut spermatium. Dalam
golongan ini termasuk suku Bangiaceae, yang membawahi antara lain
ganggang tanah Porpyridium cruentum dan ganggang laut Bangia
artropurpurea.
2. Anak kelas floridae
Talus
ada yang masih sederhana, tapi umumnya hampir selalu bercabang-cabang dengan
beraturan dan mempunyai beraneka ragam bentuk, seperti benang,
lembaran-lembaran. percabangannnya menyirip atau menggarpu. Tiap anteridium
menghasilkan satu gamet betina yang oleh karena tidak dapat bergerak tidak
dinamakan spermatozoid tetapi spermatium. Gametangium betina dinamakan
karpogonium, terdapat pada ujung-ijung cabang lain daripada cabang talus yang
mempunyai anteridium. Suatu karpogonium terdiri atas satu sel panjang, bagian
bawahnya membesar seperti botol, bagia atasnya berbentuk gada atau benang dan
dinamakan trikogen.
Zigot
tidak mengalami waktu istirahat, melainkan dari bidang sampingnya lalu
membentuk sel-sel yang merupakan benang-benang sporogen. Dalam sel-sel
ujung benang itu terbentuk satu spora, masing-masing dengan satu inti dan satu
plastida dan dinamakan karpospora. Karpospora itu mula-mula berkecambah
menjadi suatu protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru dengan
alat-alat generatif. Peristiwa di atas terdapat antara lain pada Batrachospermum
moniliforme. Pada warga Floridaea lainnya terdapat pergiliran antar 3
keturunan dalam daur hidupnya yaitu :
ü
Gametofit yang haploid, yang mempunyai anteridium dan
karpogonium.
ü
Karposporofit yang diploid, mengeluarkan karpospora diploid.
ü
Tetrasporofit, yang habitusnya menyerupai gametofit
(keturunan pertama), akan tetapi tidak mempunyai alat-alat seksual, melainkan
mempunyai sporangium yang masing-masing mengeluarkan 4 spora (tetraspora).
Daur
hidup yang memperlihatkan 3 keturunan itu antara lain terdapat pada Callithamnion
corymbosum. Gametofit dan tetrasporofit dapat isomorf, tetapi ada pula yang
tidak, misalnya Bonnemaisonia hamifera.
Florideae
dibagi dalam
sejumlah bangsa, diantaranya yaitu :
ü
Bangsa Nemalionales, termasuk suku Helminthocladiacae
yang antara lain mencakup Batrachospeermum moniliforme, Bonnemisonia
humifera.
ü
Bangsa Gelidiales, termasuk suku Gelidiaceae,
misalnya Gelidium cartilagineum dan Gelidium lichenoides,
terkenal sebagai penghasil agar-agar.
ü
Bangsa Gigartinales,
kebanyakan terdiri atas ganggangang laut. Yang penting ialah suku Gigartinaceae
dengan dua warganya yang menghasilkan bahan yang berguna, ialah Chondrus
crispus dan Gigartina mamillosa, penghasil karagen atau lumut
islandia yang berguna sebagai bahan obat.
ü
Bangsa Nemastomales, dari bangsa ini perlu
disebut suku Rhodophyllidaceae yang salah satu warganya terknal sebagai
penghasil agar-agar, yaitu Euchema spinosum. Suku Sphaerococaceae,
juga mempunyai anggota-anggota yang merupakan penghasil agar-agar pula,
diantaranya Gracilaria lichenoides dan berbagai jenis yang termasuk
marga Sphaerococcus.
ü
Bangsa Ceramiales, dalam bangsa ini termasuk
antara lain suku Ceramiaceae di dalamnya. Contoh, Callithamnion
corymbosum.
Ada yang mencari nenek moyang Rhodophyceae pada Chlorophyceae, mengingat
adanya trikogin pada karpogonium yang mengingatkan oogonium dalam sel-sel
tumbuhan pada Coleochaeta. Ada yang mencari hubungan kekerabatan dengan Cyanophyceae dan
menganggap Protoflorideae sebagai jembatannya. Bekas ganggang ini telah ditemukan
dalam lapisan-lapisan tanah dari zaman silur, dan mungkin dari kambrium, bahkan
sering tidak hanya bekas, melainkan sisa sisa yang mengandung kapur.
I.
Peranan Rhodophyta
Alga merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar
yang dimanfaatkanantara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya
Eucheuma spinosum. Di beberapa negara, misalnya Jepang, alga merah ditanam
sebagai sumber makanan. Selain itu juga dipakai dalam industri agar, yaitu
sebagai bahan yang dipakai untuk mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan
bakteri. Beberapa alga merah yang dikenal dengan sebutan alga koral
menghasilkan kalsium karbonat didinding selnya. Kalsium karbonat ini sangat
kuat dalam mengatasi terjangan ombak. Kelebihan ini menjadikan alga koral
memiliki peran pentingdalam pembentukan terumbu karang.
Selain itu alga merah dapat menyediakan makanan dalam
jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga
menjadi bahan makanan bagi manusia misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia)
dan beberapa genus Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa
menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat
krem, dan obat pencuci rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides,
Euchema spinosum, Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan
bahan serupa gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh
para peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis
gel, untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat
pencahar (laksatif), atau sebagai makanan penutup.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasn diatas dapat
disimpulkan:
1.
Ciri-ciri alga merah ialah: Mengandung
kloroplas berisi fikoeretrin lebih banyak dibandingkan klorofil, ada
karotenoid, sedikit fikosianin. Sistem reproduksi pada alga merah dengan dua
cara yaitu reproduksi seksual dan aseksual.
2.
Peranan alga merah adalah
sebagai berikut: dapat menghasilkan agar
yang dimanfaatkanantara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya
Eucheuma spinosum
3.
Ciri-ciri alga coklat adalh
sebagai berikut : Ukuran talus mulai dari
mikroskopis sampai makroskopis. Berbentuk tegak, bercabang, atau filamen tidak
bercabang. Memiliki
kloroplas tunggal. Ada kloroplas yang berbentuk lempengan diskoid (cakram) dan
ada pula yang berbentuk benang.
4.
Sistem reproduksi pada alga coklat
sebaggai berikut: Reproduksi pada alga cokelat
terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan pembentukan zoospora
berflagela dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara oogami
atau isogami.
5.
Peranan alga coklat sebagai berikut
: Alga cokelat bermanfaat bagi
industri makanan dan farmasi. Algin (asam alginat) yang merupakan bagian koloid
dari alga cokelat digunakan dalam pembuatan es krim, pil, tablet, salep, obat
pembersih gigi, losion, dan krem sehabis bercukur
Saran
Untuk pembaca apabila ada kekurangan
agar dapat memberikan saran-saran yang membangun untuk menyempurnakan laporan
tentang alga ini. Semoga bermanfaat,
DAFTAR PUSTAKA
Annonimus.2011. Ciri-Ciri Ganggang Merah Rhodophyta.(online)
http// amintabin.blogspot.com (1 januari 2013)
Andhy.2012.Tumbuhan Alga Crysophyta.(online)
http // andhy. Blogspot.com
(1 januari
2013)
Tjitrosoepomo, Gembong.
1989. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta,
Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar