AKAR
Akar merupakan bagian bawah dari tumbu-tumbuhan
dan biasanya berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun terdapat juga akar
yang tumbuh di atas tanah. Akar tidak mempunyai alat tambahan yang dapat di
bandingkan dengan daun pada batang. Akar tidak mempunyai stomata, tetapi
mempunyai tudung akar yang tidak ada kesejajaranya pada batang.
Berdasarkan asal usulnya terdapat dua tipe
akar, yaitu akar tunggang dan akar
serabut . akar primer berkembang dari ujung embrio yang terbatas, sedangkan
akar serabut berkembang dari jaringan akar dewasa atau dari bagian lain tubuh
tumbuhan seperti batang dsan daun. System akar sebagian besar Dicotiledoneae
dan Gymnospermae terdiri tas akar tunggang yang membentuk cabang pada sisinya.
Akar Monocotyledoneae dewasa biasanya berupa akar serabut dan berkembang dari
batang. Umumnya akar ini tidak mengalami penebalan sekunder. Tipe paling umum
akar Monocotyledoneae adalah system akar serabut.
Struktur dan Fungsi Akar Pada
Tumbuhan
Akar
adalah bagian dari tumbuhan yang ada di dalam tanah atau substrat.:
Struktur
Morfologi
1. Batang
akar
2. Rambut
akar, untuk memperluas daerah penyerapan air dan mineral
3. Ujung
akar, sebagai daerah meristematik yang sel-selnya selalu aktif membelah
4. Kaliptra
/ Tudung akar, sebagai pelindung dari ujung akar dari kerusakan mekanis ketika
menembus tanah
Struktur
Anatomi
1.
Dari lapisan luar ke dalam
2.
Jaringan Epidermis, terdiri dari sel selapis, tipis,
rapat, dan mudah dilalui air
3.
Jaringan Korteks, terdiri dari sel beberapa lapis,
berdinding tipis, berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan
4.
Jaringan Endodermis, terdiri dari sel selapis, tebal,
sulit dilalui air (selektif
5.
Stele, terdiri dari xylem dan floem
Fungsi akar :
1.
Menyerap air dan garam-garam mineral
2.
Memperkokoh tegaknya tanaman
3.
Alat respirasi
4.
Penyimpan cadangan makanan
5.
Alat perkembangbiakan vegetatif
6.
Mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap
ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang
memerlukan.
Ø Akar
Primer
Pada
jarak tertentu dari sel inisial pucuk akar, dapat di bedakan jaringan tudung
akar, epidermis, korteks akar, silinder pusat. Tudung akar terletak pada ujung
akar, yang berfungsi melindungi meristem akar dan alat pemantakan akar yang
tumbuh kedalam tanah. Pada korteks akar sering terdapat ruang antar sel yang
terbentuk secara skizogen. Pada tumbuhan tertentu yaitu Gramineae dan
Cyperaceae, ruang antar sel terbentuk secara lisigen. Sel parenkim korteks
tidak mempunyai klorofil, tetapi pada tumbuhan air, akar udara, dan epifit
terdpat klorofil. Pada kebanyakan angiospermae, pteridophyta, dan beberapa
Gymnospermae endodermis tetap dalam bentuk primer. Silinder pusat terletak di bagian tengah
akar dan dibatasi oleh endodermis. Di sebelah dalam endodermis terdapat satu
atau beberapa lapisan sel perenkim berdinding tipis yang disebut perisiklus
(perisikel). Bagian-bagian akar primer terdiri dari:
·
Tudung akar
Tudung akar terdapat di
ujung akar dan melindungi promeristem akar serta membantu penembusan tanah oleh
akar, terdiri atas sel hidup yang sering mengandung pati. Tudung akar
berkembang terus menerus. Sel paling luar mati, terpisah dari yang lain dan
hancur, lalu digantikan oleh sel baru yang dibentuk oleh pemula.
·
Epidermis
Sel epidermis akar
berdinding tipis dan biasanya tanpa kutikula. Namun, kadang-kadang dinding sel
paling luar berkutikula. Ciri khas akar adalah adanya rambut akar yang
teradaptasi untuk menyerap air dan garam tanah. Rambut akar adalah sel
epidermis yang memanjang ke luar, tegak lurus permukaan akar, dan berbentuk
tabung.
·
Korteks akar
Pada umunya korteks terdiri dari sel parenkim. Pada
sejumlah besar monokotil yang tidak melepaskan korteksnya semasa akar masih
hidup, banyak sklerenkim dibentuk. Sel korteks biasanya besar dan bervakuola besar.
Plastid didalamnya menghimpun pati. Lapisan paling dalam berkembang menjadi
endodermis dan satu atau beberapa lapisan korteks paling luar dapat berkembang
menjadi eksodermis.
·
Eksodermis
Pada sejumlah besar
tumbuhan, dinding sel pada lapisan sel terluar korteks akan membentuk gabus,
sehingga terjadi jaringan pelindung baru, yakni eksodermis yang akan
menggantikan epidermis. Struktur dan sifat sitokimiawi sel eksodermis mirip sel
endodermis. Dinding primer dilapisi oleh suberin dan lapisan itu dilapisi lagi
oleh selulosa. Lignin juga dapat ditemukan. Sel eksodermis mengandung protoplas
hidup ketika dewasa.
·
Endodermis
Di daerah akar yang
digunakan untuk penyerapan, dinding sel endodermis mengandung selapis suberin
di dinding antiklinalnya, yakni pada dinding radial dan melintang. Rampingnya
lapisan itu menyebabkannya diberi nama pita, dan dibubuhi nama caspary. Pita
tersebut merupakan kesatuan antara lamella tengah dan dinding primer, tempat
suberin dan lignin tersimpan. Jika sel terplasmolisis, maka protoplas
melepaskan diri dari dinding, namun tetap melekat pada pitacaspary.
·
Silinder pembuluh
Silinder pembuluh
terdiri dari jaringan pembuluh dengan satu atau beberapa lapisan sel di sebelah
luarnya, yaitu perisikel. Jika bagian tengah tidak ditempati jaringan
pembuluh, maka bagian itu diisi oleh parenkim empulur di bagian dalam,
perisikel langsung berbatasan dengan protofloem dan protoxilem. Perisikel dapat
mempertahankan sifat meristematiknya di dalamnya terbentuk akar lateral,
felogen, dan sebagian dari cambium pembuluh.
Ø Mikorhiza
Epidermis
dan korteks akar pada kebanyakan tumbuhan sering kali bergabung atau
bersimbiosis dengan jamur tanah. Gabungan antara hifa jamur dengan akar muda
tumbuhan tinggi disebut mikorhiza. Gabungan antara kedua organisme ini sebagai
simbiosis mutualisme, yang artinya kedua organisme ini saling mendapat
keuntungan dari hidup bersama tersebut
.
Ø Bintil
Akar
Tipe
lain gabungan antara akar tumbuhan tingkat tinggi dan organisme tingkat rendah
terjadi dalam Leguminosae. Pada akar Leguminosae terdapat benjolan yang disebut
bintil akar. Bintil akar berkembang sebagai hasil pemantakan bakteri pengikat
nitrogen (Rhizobium) kedalam korteks akar. Hubungan antara bakteri Rhizobium
dengan akar Leguminosae merupakan simbiosis mutualisme. Artinya kedua belah
pihak mendapat keuntungan.
Ø Diferensiasi
jaringan dalam akar
Sel
prokambium yang berdiferensiasi menjadi unsur trakea dapat dibedakan dengan sel
yang akan menjadi unsure floem. Sel ini membesar dan mempunyai fakuola besar.
Selanjutnya sel akan mengalami pembelaha beberapa kali tanpa pembesaran
sehingga terbentuk banyak sel kecil. Prokambium berkembang secara akropetal
bersambungan dengan jaringan pembuluh dalam akar yang lebih dewasa.
Diferensiasi maupun pemasakan xilem dan floem juga secara akropetal. Hasil
penelitian menunjukan bahwa unsur protoxilem dewasa lebih dekat ke meristem
pucuk dari pada unsure trakea yang paling awal.
Ø Akar
sekunder
Pertumbuhan
sekunder pada akar seperti pada batang terdiri atas pembentuk jaringan pembuluh
sekunder dari cambium pembuluh dan periderm logen. Pertumbuhan sekunder
dijumpai khas pada akar Gymnospermae dan Dicotyledoneae. Akar monocotyledoneae
biasanya tidak mengalami pertumbuha sekunder.kambium menghasilkan xilem dan
floem dengan membelah periklin dan antiklin sehingga lingkaran akar bertambah
besar. Pertumbuha periderm mengikuti pertumbuhan pembuluh sekunder.
Pada
tumbuhan dikotil menerna, misalnya pada Medocago
sativa,xilem sekunder terdiri atas pembuluh dengan penebalan dinding
menganak tangga dan memata jala. Pembuluh ini juga mengandung serabut dan sel
parenkim. Gabus merupakan turunan felogen yang berfungsi sebagai jaringan
pelindung. Akar gymnospermae mempunyai tipe pertumbuhan sekunder yang sama
dengan akar tumbuhan dicotyledoneae. Namun, terdapat perbedaan histologis
antara batang dan akar. Hubungan utama untuk pengangkutan yang melintasi akar
adalah endodermis. Sel endodermis menjaga lewatnya larutan secara terpilih dari
luar kedalam pembuluh.
BATANG
Pengertian Batang
Batang merupakan
bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan
batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Seperti kita ketahui bersama bahwa batang merupakan hal yang sangat vital dari
organ-organ yang ada pada suatu tumbuhan pada umumnya, betapa penting nya dari
suatu organ batang,tumbuhan tidak dapat hidup dengan sempurna tanpa adanya
organ yang nama nya batang seperti suatu hal yang tidak dapat di pisahkan.
Batang sendiri mempunyai beberapa yang
menyusun suatu batang tumbuhan tersebut.dalam makalah ini,kelompok kami akan
membahas tentang”anatomi batang” yang akan membahas tentang beberapa sub
pembahasan antara lain ontogeni batang,tipe stele,batang primer, dan batang
sekunder.
Batang adalah bagian
tubuh tumbuhan yang amat penting dan merupakan tempat serta kedudukan batang
bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Batang merupakan bagian
sistem tunas pada tumbuhan. Letaknya berada di atas tanah. Organ ini
dikategorikan sebagai penghasil alat-alat lateral, misalnya daun, tunas, dan
bunga. Pada bagian batang terdapat buku (node) atau tempat daun melekat dan
ruas (internode), yaitu bagian batang yang letaknya di antara buku-buku.
Selain buku dan ruas, pada
batang terdapat suatu tunas. Tunas yang terdapat pada sudut di antara daun dan
batang dinamakan tunas aksiler. Tunas ini berpeluang menjadi cabang. Adapun
bagian ujung batang terdapat tunas terminal.
Perkembangan ontogeny batang
Pucuk batang biasanya terdiri atas aksis, yaitu
epikotil yang berisi beberapa buku yang belum memanjang dan beberapa primordia
daun. Pada perkecambahan biji,embrio membesar dan mulai tumbuh , meristem pucuk
batang muda menambah primordia daun dan buku. Panjang buku beragam pada spesies
yang berbeda. Pada tumbuhan yang daunnya tersusun pada roset basal,bukunya
sangat pendek. Namun,sebagian besar spermatophyta bukunnya memanjang. Setiap
ruas terdapat satu atau lebih daun. Susunan daun pada batang disebut filotaksis.
Posisi primordia pada ujung batang dipengaruhi
oleh faktor dalam, yaitu faktor yang mengendalikan penebaran potensi pertumbuhan
dalam meristem pucuk. Susunan daun disebabkan oleh adanya interaksi dalam pucuk
atau pengaruh jaringan dewasa di bawah pucuk melalui perikambium. Ada tiga
teori utama yang mendasari penelitian mengenai interaksi lokal dalam pucuk ini.
1. Teori
ruang pertama yang tersedia (first available space theory) menurut teori ini,
primordial daun meningkat dalam ruang pertama yang mencapai lebar minimum dan
jarak minimum di bawah pucuk batang.
2. Teori
lahan daun atau lahan primordial (leaf field atau primordial field theory)
menurut teori ini, primordial bersama dengan bagian meristem pucuk
membentukunit fisiologi. Primordial dibentuk pada tempat yang khas.
3. Teori
pilin ganda daun (multiple foliar helices theory) menurut teori ini, sifat
mitosis khusus dipindahkan secara akropetal yang berujung pada pusat
pembentukan daun.
A. Batang
primer
Batang primer berkembang dari protiderm,
prokambium, dan meristem dasar. Susunan dan struktur jaringan primer batang
adalah sebgai berikut.Batang dikelilingi epidermis.Di antara sel epidermis ada
yang berubah menjadi sel penutup, idioblas, dan berbagai tipe trikoma. Di
sebelah dalam epidermis terdapat korteks yang terdiri dari berbagai tipe sel.
Korteks yang paling sederhana seluruhnya terdiri atas sel parenkim yang
berdinding tipis.pada pelargonium, retama, dan salicornia, parenkim berfungsi
untuk fotosintesis dan sebagi penyimpan tepung dan metabolit lain. Daerah
diluar korteks yang berbatasan dengan epidermis terdiri atas kolenkim atau
serabut. Korteks batang ini dapat juga berisi sklereida, sel sekretori, dan
latifiser.
Batas antara korteks dan stele adalah
endodermis. Endodermis batang berbeda dengan endodermis akar. Sel endodermis
terdiri atas sel hidupp yang berbentuk silinder kosong. Dinding endodermis
mempunyai struktur yang khas dan khusus. Pada dinding menjari dan melintang
terdapat penebalan lignin(zat kayu) dan suberin (zat gabus), yang disebut pita
caspary. Dalam perkembangannya, sel endodermis mengalami perubahan, yaitu
penambahan lapisan gabus diseluruh
permukaan dalam dinding sel. Selanjutnya diikuti dengan penambahan lapisan
sekunder dari selulosa yang sering kali berisi zat kayu pada sisi dalam lapisan
gabus. Lapisan endodermis batang dicotyledoneae sering kali berisi butiran tepung sehingga lapisan ini disebut sarung
tepung.disebelah dalam lapisan endodermis terdapat perisiklus yang merupakan
satu lapisan sel diluar floem.
Disebelah dalam endodermis adalah stele yang
berisi system pembuluh . pada gymnospermae dan sebagian besar dicotyledoneae,
system pembuluh terdiri atas silinder bercelah dan bagian tengahnya disebut
empulur. Terdapat dua tipe jaringan pembuluh, yaitu floem yang biasanya
terletak dibagian luar dan xylem yang biasanya terletak dibagian dalam. Xylem
dan floem membentuk berkas pengangkut. Ada dua tipe berkas pengangkut, yaitu
sebagai berikut.
1. Kolateral
Tipe
kolateral dibedakan menjadi kolateral tertutup dan terbuka. Disebut kolateral
tertutup apabila di antara xylem dan floem tidak terdapat cambium, tetapi
terdapat parenkim penghubung. Tipe ini biasa terdapat dalam batang
monocotyledoneae. Pada kolateral terbuka, di antara xylem dan floem terdapat
cambium yang bersifat dipleuris. Tipe ini biasanya terdapat pada batang
dicotyledoneae (lihat gambar 54)
2. Bikolateral
Berkas
pengangkut tipe bikolateral terdiri atas satu bagian xylem di tengah serta satu
bagian floem di sebelah luar dan xylem di tengah serta satu bagian floem di
sebelah luar dan satu bagian di sebelah dalam. Antara xylem dan floem luar
terdapat cambium, dan antara xylem dan floem dalam terdapat parenkim
penghubung. Tipe bikolateral terdapat pada beberapa dicotyledoneae, misalnya
pada solanaceae, cucurbitaceae, asclepiadaceae, apocynaceae, convolvulaceae,
dan compositae.
3. Konsentris
(terputus)
Berkas
pengangkut tipe konsentris terdiri atas xylem yang dikelilingi oleh floem atau
sebaliknya. Apabila xylem dikelilingi oleh floem disebut konsentris amfikribral,
yang biasa terdapat pada pteridophyta. Apabila floem dikelilingi oleh xylem
disebut konsentris amfivasal, yang biasa terdapat pada monocotyle-doneae
misalnya pada aloe arborescens, dracaena, cordylin, dan sebagainya (lihat
gambar 55 A dan B).
4. Radial
(menjari)
Berkas
pengangkut tipe menjari terdiri atas xylem dan floem yang tersusun
berselang-seling menurut arah jari-jari. Susunan seperti ini terdapat pada akar
sewaktu xylem dan floem dalam keadaan primer (lihat gambar 55 C). Pada sebagian besar monocotyledoneae dan
sedikit dicotyle-doneae, system pembuluh primer terdiri atas sejumlah besar
berkas pengangkut yang tersebar tidak berarturan sehingga tidak dapat dibedakan
secara tegas batas antara korteks, silinder pembuluh, dan empulur. System pembuhluh yang dibicarakan di atas
adalah jaringan primer yang terdiri atas protoxilem dan metaxilem serta
protofloem dan metafloem. Apabila protoxilem terdapat di bagian dalam dari
metaxilem dan diferensiasi metaxilem kea rah perifer seperti pada batang
angiospermae, disebut endark. Apabila protoxilem terdapat di bagian luar
dari metaxilem dan metaxilem berdiferensiasi secara sentripetal seperti pada
akar angiospermae, disebut eksar. Sering kali terjadi mesark, apabila
diferensiasi metaxilem kea rah sentripetal dan sentrifugal dari protoxilem.
Tipe mesark dan eksark xylem primer tampaknya lebih primitive. Pada angiospermae, khususnya dicotyledoneae,
silinder pembuluh primer terputus-putus pada tiap ruas karena keluarnya satu
atau lebih berkas pengangkut yang masuk ke dalam daun. Bagian ini disebut jejak
daun (leaf trace). Menurut jumlah jejak daun pada tiap ruas, ada yang
disebut unilakuna, trilakuna, dan multilakuna. Menurut Sinnot (1914), ruas
trilakuna adalah tipe primitive pada angiospermae. Namun, menurut Bailey
(1956), dalam proses vaskularisasi, angiospermae dapat mengalami perubahan yang
reversible. Dari kenyataan tersebut dapat diasumsikan bahwa:
1.
Ruas unilakuna dari ranales tertentu adalah
primitive dan tidak dapat berubah selama evolusinya
2.
Pada dicotyledoneae tertentu, misalnya
leguminosae dan anacardiaceae, ruas unilakuna diturunkan dengan pengurangan
dari suatu ruas trilakuna; dan
3.
Pada dicotyledoneae yang lain, misalnya
epacridaceae dan cloranthaceae, ruas tri- dan multilakuna berasal dari ruas
unilakuna.
Ujung pucuk berkembang menjadi cabang dan
mempunyai hubungan pembuluh dengan sumbu utama. Hubungan pembuluh ini disebut
jejak cabang (branch traces). Pada ruas, jejak cabang dekat sekali
dengan jejak daun.
Batang berbagai dicotyledoneae berbeda satu
sama lain dalam hal pola pembentukan jaringan pembuluh primer. Perbedaan ini
ada hubungannya dengan perkembangan evolusi. Diasumsikan bahwa selama terjadi
evolusi, silinder pembuluh primer menjadi lebih tipis dan terjadi pengurangan
kea rah menjari. Karena ada celah daun, celah batang, dan perforasi,
pengurangan jaringan pembuluh selanjutnya terjadi ke arah membujur. Silinder
menjadi terbelah menjadi untaian memanjang, dan ini terdapat pada sebagian
besar dicotyledoneae.
System pembuluh pada monocotyledoneae biasaya
terdiri atas berkas yang tersebar di seluruh jaringan dasar pada batang. Ada
dua tipe dasar susunan berkas pengangkut pada gramineae, yaitu sebagai berikut:
1. Berkas
pengangkut tersusun dalam dua lingkaran. Lingkaran luar tersusun dari berkas
pengangkut yang kecil dan disebelah dalam tersusun dari berkas pengangkut yang
kecil dan disebelah dalam tersusun atas berkas pengangkut besar.
2. Berkas
pengangkut tersebar di seluruh penampang melintang batang. Setiap berkas
pengangkut dikelilingi oleh selubung sklerenkim
Empulur merupakan tubuh silindris dari jaringan
di bagian tengah batang yang dikelilingi oleh jarigan pembuluh. Empulur terdiri
atas jaringan yang agak seragam, terutama parenkim dengan susunan longgar.
Sering kali terdapat sel parenkim yang berdinding tebal dengan penebalan
lignin. Selain itu juga terdapat sklereida. Pada beberapa spesies, terdapat
struktur sektretori dalam empulur. Pada batang beberapa tumbuhan, misalnya phytolaca
Americana, empulurnya berongga.
B.
Batang Sekunder
Pertumbuhan sekunder batang merupakan hasil
dari keaktifan kambium pembuluh yang membelah secara terus menerus sehingga
jumlahnya meningkat. Pertumbuhan sekunder ini khas pada tumbuhan dikotil dan
gymnospermae. Beberapa dikotil menema (herbaceous) dan kebanyakan
monokotil tidak menebal sekunder. Pada pertumbuhan sekunder terjadi pembentukan
periderm dari felogen. Cambium yang terdapat di antara xylem dan floem disebut
cambium pembuluh (cambium intravaskuler). Sementara, cambium yang terdapat di
antara berkas pengangkut disebut cambium antar pembuluh (cambium
intervaskuler).
Kambium mengadakan dilatasi, yaitu pembelahan
dengan cepat kea rah membujur dan menjari sehingga diameter batang menjadi
lebih tebal. Ke arah dalam cambium membentuk xylem sekunder, sedangkan kea rah
luar membentuk floem sekunder. Jaringan yang dibentuk pada pertumbuhan sekunder
disebut jaringan sekunder. Cambium biasanya terdiri atas 2 tipe sel sebagai
berikut.
1. Sel
inisial pemicu menggelendong, yang selnya memanjang dan berujung runcing. Pada
batang sequoia sempervirens yang tua, panjang sel-sel ini mencapai 8,7
mm.
2. Sel
inisial bersinar (ray initial cell), yang selnya banyak dan lebih kecil
dari tipe sel inisial menggelendong, bentuknya hampir isodiametris.
Kedua tipe sel inisial lebih besar pada batang
yang tua dari pada batang yang muda. Unsur yang berorientasi memanjang dalam
organ, seperti unsur trakea, serabut, parenkim xylem, floem dan unsur tapisan
berkembang dari sel inisial menggelendong. Sel yang berorientasi mendatar dalam
organ berkembang dari sel inisial jari-jari . sel cambium mempunyai noktah
primer dengan plasmodesmata. Dinding menjari lebih tebal daripada dinding
membujurnya. Apabila cambium mempunyai noktah primer dengan plasmodesmata.
Dinding menjari lebih tebal daripada dinding membujurnya. Apabila cambium
aktif, wilayah cambium terdiri atas beberapa lapisan sel. Apabila cambium
dorman, wilayah cambium berkurang, biasanya hanya satu lapisan sel saja.
Berdasarkan susunan sel menggelendong, cambium dapat dibedakan menjadi dua tipe
berikut:
1. Cambium
bertingkat atau berlapis (gambar 59), letak sel inisial menggelendong tersusun
dalam deratan mendatar sehingga ujungnya sama tinggi. Panjang sel inisial ini
beragam antara 140-529 mm.
2. Cambium
tidak bertingkat, letak sel inisial menggelendong tumpang tindih satu dengan
lainnya. Tipe cambium ini ditemukan dengan panjang yang beragam antara 320-2300
mm.
Hasil penebalan sekunder menyebabkan lingkaran
silider xylem meningkat. Cambium bertingkat membelah antiklin memanjang. Pada
cambium tidak bertingkat, sel inisial menggelendong membelah miring, semua
melintang, dan antiklin, yang diikuti dengan pertumbuhan intrusif.
Pada Gymnoespermae, bagian kayu maupun kulit
kayu mempunyai banyak pembuluh resin, kecuali pada Gnetaceae. Pada
Dicotyledoneae tidak terdapat pembuluh resin. Pada Monocotyledoneae tidak
terdapat pertumbuhan sekunder. Antara xylem dan floem terdapa parenkim
penghubung. Pada tumbuhan yang masih mudah, titik tumbuh kecil, tetapi semakin
meluas sehingga batang Monocotyledoneae juga dapat membesar, misalnya pada Palmae.
Jadi, pemebsaran batang tidak disebabkan oleh eprtumbuhan sekunder, tetapi oleh
melebarnya titik tumbuh.
C.
Tipe Batang
Struktur batang primer berbeda dengan struktur
batang sekunder sehingga sering kali digunakan untuk membedakan tipe batang.
Biasanya tipe batang dibedakan atas batang Conifer, Dikotil berkayu, Dikotil
tidak berkayu (perdu), Dikotil merambat, Dikotil dengan pertumbuhan menyimpang,
dan Monokotil.
1. Batang Conifer
Contoh batang Conifer adalah Pinus.
Batang Pinus mempunyai tipe berkas pengangkut konsentris amfikribral. Pada
floem primer tidak terbentuk serabut
pada bagian tepi dan tidak ditemukan adanya endodermis. Selama pertumbuhan
sekunder, batas luar dari floem dapat dikenali dengan adanya jari-jari empulur.
Terkadang, sel di luar floem berisi tannin. Sejak pertumbuhan awal, batang
mengandung pembuluh resin pada korteks. Apabila batangnya membesar, pembuluh
resin juga menjadi lebih luas.
2. Batang Dikotil Berkayu
Pada kebanyakan Dikotil yang berbentuk pohon,
daerah antar pembuluhnya sempit, misalnya pada Salix, Prunus, dan Quercus,
dan sangat sempit pada Tilia. Pada spesies-spesies tersebut, jaringan
sekunder membentuk silinder yang membentang terus, tidak diputus oleh jari-jari
empulur. Di bawah
epidermis terdapat selapis sel parenkim yang kemudian menjadi beberapa lapisan
kolenkim. Bagian korteks yang lain terdiri atas sel parenkim yang berisi
klorofil. Endodermis yang berisi tepung disebut floeoterma atau selubung
tepung. Empulur
terdiri atas sel parenkim yang berisi getah (sel getah) yang juga terdapat pada
bagian korteks. Pada batang yangsudah tua, empu8lur terdiri atas sel berdinding
tebal dan berwarna lebih yang mengandung tepung. Pada floem sekunder banyak
dibentuk serabut yang terdiri atas pembuluh pengangkut dan sel parenkim.
3.
Batang Dikotil Tidak
Berkayu (Herbaceus = Menerna)
Pada batang muda terdapat epidermis dan masih
terdapat pada awal pertumbuhan sekunder. Pada batang tua akan terbentuk
periderm dengan lentisel. Satu atau dua lapisan korteks di bawah epidermis
berisi kloroplas. Lapisan ini diikuti oleh dua atau tiga lapisan kolenkim, dan
parenkim dengan sel getah. Floem primer berisi serabut dekat dengan korteks
(serabut protofloem). Di dalam floem sekunder juga terdapat serabut, tetapi
tidak pada metafloem. Cambium pembuluh memisahkan floem dengan xylem sekunder
dengan membentuk silinder yang pada.
Empulur terdiri atas sel parenkim yang berisi sel getah. Tepung dan Kristal
sering terdapat dalam empulur maupun korteks. Berkas pengangkut pada batang menerna biasanya kolateral. Solanaceae,
misalnya tomat, kentang, dan tembakay, serta Cucurbitaceae, misalnya labu,
mempunyai berkas pengangkut bikolateral. Jadi, selain floem yang terdapat di
bagian luar xylem, juga terdapat floem dalam. Kambium terdapat diantara floem
luar dengan xylem sehingga pertumbuhan sekunder hanya terdapat daerah antara
floem luar dan xylem saja. Korteks terdiiri atas parenkim dan kolenkim.
4.
Batang Dikotil
Merambat
Para Aristolochia, jaringan pembuluh
primer tersusun kolateral. Jaringan primer terdiri atas epidermis, korteks yang
terdiri atas parenkim dan kolenkim yang mengandung klorofil, dan silinder pusat
(stele) yang terdiri atas serabut yang banyak mengandung tepung.
Sel yang dibentuk pada akhir masa pertumbuhan
relative lebih kecil. Floem sekunder tidak berserabut. Apabila diameter batang
membesar, setiap berkas pengangkut juga
membesar ke arah luar atau ke arah tepi. Pada beberapa spesies, beberapa
sel parenkim berubah menjadi sel batu. Periderm membentuk sel kolenkim di bawah
epidermis.
Cucurbita mempunyai berkas pangangkut bikolateral.
Epidermis uniseriate dan di bawahnya terdapat kolenkim dan klorenkim. Klorenkim
terdapat di bawah epidermis yang mempunyai stomata. Endodermis mengandung
tepung. Cirri khas batang Diotil merambat adalah terdapatnya sklerenkim di luar
berkas pengangkut.
5.
Batang Dikotil dengan
Pertumbuhan Sekunder yang Menyimpang
Pertumbuhan sekunder yang menyimpang digunakan
untuk menunjukkan bentuk keaktifan kambium yang menyimpang dari kebiasaan, yang
ditemukan pada Conifer dan tumbuhan Dikotil berkayu dari daerah beriklim
sedang. Pada beberapa tumbuhan dengan pertumbuhan menyimpang, kambium pembuluh
terdapat pada kedudukan normal. Namun, tubuh sekunder menunjukkan penyebarang
xylem dan floem yang tidak biasa. Pada Leptadenia, Strychnos, dan Thunbergia,
floem dibentuk tidak hanya ke arah luar, tetapi juga ke arah dalam sehingga floem
sekunder terdapat di dalam xylem sekunder. Pada Amaranthaceae, Chenopodiaceae,
Menispermaceae, dan Nygtaginaceae, serangkaian cambium pembuluh tersusun dari
bagian pusat batang ke arah luar. Masing-masing kambium menghasilkan xylem ke
arah dalam dan floem ke arah luar sehingga terjadi lapisan yang terdiri atas
xylem, kambium, dan floem. Pada batang Bougaienvillea spectobilis, xylem
dan floem membentuk untaian yang tertanan dalam jaringan parenkim, yang disebut
jaringan konjungtif. Jaringan ini merupakan hasil keaktifan kambium di antara
berkas pengangkut yang mirip dengan keaktifan kambium antarpembuluh, tetapi
masa keaktifannya terbatas. Bougainvillea spectibilis mempunyai kambium
yang tidak normal. Pertumbuhan
menyimpang yang lain juga terjadi pada Bignoniaceae. Setelah silinder kambium
biasa terbentuk pada akhir pertumbuhan primer, empat bidang kambium berhenti
menghasilkan xylem, tetapi terus melepaskan turunannya ke sisi floem. Jadi, ada
dua jenis kambium, yaitu
(1) dipleuris, yang menunjukkan keaktifan ke
dua arah, dan
(2) monopleuris, yang keaktifannya hanya satu
arah.
Dari pertumbuhan yang menyimpang ini
terbentuklah floem yang tertanan dalam xylem. Setiap panel floem yang tertanam
dalam xylem mempunyai kambium yang hanya mengahsilkan floem ke arah luar saja.
Diantara xylem dan floem tepi terdapat kambium yang menghasilkan xylem ke arah
dalam dan floem ke arah luar.
Aralia cordeta, yang mempunyai berkas penangkut bikolateral,
juga mengalami pertumbuhan menyimpang, berkas pengangkut bikolateral biasanya
terdiri atas xylem di bagian tengah dan floem di sebelah luar dan dalam. Pada Aralia
terjadi sebaliknya, yaitu floem terdapat di tengah, dan xylem terdapat di
sebelah luar dan dalam.
6.
Batang
Monocotyledoneae
`Batang Poaceae pada penampang melintangnya
tampak mempunyai berkas pengangkut yang tersusun dalam dua lingkaran. Pada
rumput-rumputan, berkas pengangkut yang tersusun melindungi di sebelah luar
tertanam dalam jaringan sklerenkim. Antara berkas pengangkut yang kecil dengan
epidermis terdapat serabut dan klorenkim. Stomata terdapat pada epidermis di
dekat klorenkim. Pada batang dengan bekas pengangkut tersebar, tidak terdapat
lapisan serabut tepi, akan tetapi parenkim di bawah epidermis mengalami
penskleritan. Pada batang Monokotil, tidak terjadi pertumbuhan sekunder dan
berkas pengangkutnya mempunyai selubung sklerenkim.
Monocotyledoneae selain Poaceae juga mempunyai
berkas pengakut tersebar atau melingkar dekat bagian tepi. Potamogeton,
tumbuhan Monokotil yang hidup di air, mempunyai korteks lebar yang terdiri atas
jaringan aerenkim. Antara korteks dan silinder pembuluh dibatasi oleh
endodermis yang selnya kecil.
Pada umumnya, Monokotil tidak mempunyai
pertumbuhan sekunder dari kambium pembuluh, tetapi batangnya dapt berkembang
menajd itebal. Misalnya pada Palmae. Penebalan ini berasal dari pembelahan dan
pembesaran sel parenkim dasar. Pertumbuhan ini disebut pertumbuhan sekunder
menyebar (diffuse). Namun ada juga tumbuhan Monokotil yang mempunyai
kambium sehingga mengalami pertumbuhan sekunder, yaitu pada Liliflorae berkayu
(Agave, Aloe, Cordyline, Draceaena, Sansevieria, dan Yucca).
Kambium berasal dari parenkim yang terdapat di luar berkas pengangkut primer,
yang menghasilkan berkas pengangkut sekunder dan parenkim ke arah dalam, serta
sejumlah kecil parenkim ke arah luar. Perkembangan berkas pengangkut berasal
dari sel turunan kambium yang membelah memanjang, kemudian sel yang dihasilkan
membelah memanjang lagi dua atau tiga kali. Hasil pembelahan ini
berdiferensiasi menjadi unsur pembuluh dan bergabung dengan sel sklerenkim. Sel
yang berderet tegak bergabung membentuk berkas pengangkut. Berkas pengangkut
sekunder mungkin kolateral atau amfivasal.
Secara umum, batang
mempunyai beberapa fungsi berikut:
·
Sebagai tempat pengangkutan air dan unsur hara dari akar.
·
Memperluas tajuk tumbuhan untuk efisiensi penangkapan
cahaya matahari
·
Tempat tumbuhnya organ-organ generatif.
·
Efisiensi penyerbukan dan membantu pemencaran benih.
·
Pada tumbuhan tertentu, sebagai tempat penyimpanan
makanan cadangan, misalnya berupa umbi atau rimpang.
Pada umumnya, batang
mempunyai sifat – sifat berikut :
a)
Umumnya berbentuk panjang bulat seperti
silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat
aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang
setangkup.
b)
Terdiri atas ruas – ruas yang masing – masing
dibatasi oleh buku – buku, dan pada buku – buku inilah terdapat daun.
d) Selalu
bertambah panjang diujungnya. Sehingga disebut batang mempunyai pertumbuhan
yang tidak terbatas.
e)
Mengadakan percabangan dan selama hidupnya
tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadang – kadang cabang atau ranting yang
kecil.
f)
Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan
yang umurnya pendek. Misalnya rumput dan waktu batang masih muda.
§
Mendukung bagian – bagian tumbuhan yang ada
diatas tanah, yaitu : daun, bunga dan buah.
§
Dengan percabangannya memperluas asimilasi.
§
Jalan
pengangkutan air dan zat – zat makanan dari bawah keatas dan jalan pengangkutan
hasil – hasil asimilasi dari atas kebawah.
§
Menjadi
tempat penimbunan zat – zat makanan cadangan.
tumbuhan yang benar
tidak berbatang sesungguhnya tidak ada, hanya tampaknya saja tidak ada karena
batang amat pendek, sehinng semua daunnya seakan – akan keluar dari bagian atas
akarnya dan tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu roset ( rosula ).
Misalnya pada sawi ( Brassica jruncea ), lobak (Raphanus sativus ).
1.
Batang basah
(herbaceus), yaitu batang yang lunak dan berair. Misalnya
pada bayam ( Amaranthus spinosus ).
2.
Batang berkayu (lignosus), yaitu batang biasa keras dan kuat, karena
sebagian besar terdiri atas kayu yang terdapat pada pohon – pohon (arbores) dan semak – semak ( frutices ) pada umumnya.
3.
Batang rumput
(calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas
– ruas yang nyata dan seringkali berongga. Misalnya pada padi (Oriza sativa) dan rumput ( Gramineae).
4.
Batang mendong ( calamus ), seperti batang rumput tetapi ruas – ruasnya
lebih panjang. Misalnya pada mendong (Fimbistylis globusa )
Struktur Jaringan Batang Pada
Tumbuhan
Secara umum struktur
jaringan penyusun batang tumbuhan terdiri atas tiga bagian, yaitu epidermis,
korteks, dan stele. Adapun struktur jaringan penyusun batang (dari luar ke
dalam) beserta ciri-cirinya dijelaskan dalam uraian berikut.
1)
Epidermis batang Tumbuhan
v
Tersusun oleh selapis sel, tersusun rapat, tanpa ruang
antarsel, dinding luar terdapat kutikula yang berfungsi untuk melindungi batang
dari kehilangan air yang terlalu besar. Pada tumbuhan kayu yang telah tua
terdapat kambium gabus yang menggantikan fungsi jaringan primer.
v
Aktivitas kambium gabus adalah melakukan pertukaran gas
melalui celah yang disebut lentisel. Derivat epidermis antara lain sel silika
dan sel gabus, misalnya pada batang tanaman tebu.
2)
Korteks batang Tumbuhan
Tersusun oleh beberapa lapis sel parenkim yang tidak
teratur dan berdinding tipis, banyak ruang antarsel.
Terdapat kolenkim dan sklerenkim yang berfungsi sebagai
penyokong dan penguat tubuh.
– Sel-sel korteks sebelah dalam yang mengandung amilum disebut floeterma (sarung tepung,)
– Sel-sel korteks sebelah dalam yang mengandung amilum disebut floeterma (sarung tepung,)
3) Stele ( silinder pusat
) batang Tumbuhan
ü
Lapisan terluar disebut perisikel.
ü
Di dalamnya terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut.
Gambar 2 Jaringan pembuluh
pada tanaman (a) monokotil dan (b) dikotil.
Struktur Jaringan luar Batang
Tumbuhan
Perbedaan struktur luar
pada tumbuhan tingkat tinggi dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu batang
tumbuhan herba dan batang tumbuhan berkayu. Tumbuhan herba dan tumbuhan berkayu
memiliki daun-daun di sepanjang batangnya.
1)
Batang tumbuhan herba
Batang tumbuhan herba
biasanya, berwarna hijau, jaringan kayu sedikit atau tidak ada, ukuran batang
kecil, dan umumnya relatif pendek. Bagian luar batang terdiri dari epidermis
yang tipis dan tidak mengandung gabus. Pada epidermis terdapat stomata sehingga
jaringan di dalamnya dapat mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
Contoh: pacar air, jagung, bayam, kacang, dan bunga matahari.
2)
Batang tumbuhan kayu
Batang tumbuhan berkayu
umumnya keras dan umurnya relatif panjang. Permukaan batang keras dan di bagian
tertentu terdapat lentisel. Lentisel berhubungan dengan bagian dalam batang dan
berfungsi sebagai tempat pertukaran gas di batang. Pada tumbuhan berkayu yang
masih muda terdapat klorofil, sehingga dapat melakukan fotosintesis. Akan
tetapi, jika sudah terbentuk lapisan gabus kemampuan fotosintesis menjadi
hilang. Lapisan gabus terbentuk oleh kambium gabus. Adanya aktivitas kambium
menyebabkan rusaknya jaringan yang terdapat pada korteks dan epidermis. Dengan
rusaknya jaringan tersebut akan menyebabkan kemampuan fotosintesis menjadi
hilang.
DAUN
Daun merupakan modifikasi dari batang. Daun merupakan
bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan
fotosintesis paling banyak berlangsung di daun. Daun memiliki bentuk dan ukuran
tertentu sehingga dapat melakukan tugas penting, membuat makanan seefisien
mungkin. Tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap dan teduh memiliki daun yang
lebar agar dapat menangkap sinar matahari sebanyak mungkin. Secara umum fungsi daun adalah Membuat
makanan melalui proses fotosintesis, sebagai tempat pengeluaran air melalui
transpirasi dan gutasi, menyerap CO2 dari udara, dan respirasi.
Struktur jaringan penyusun daun
terdiri dari berbagi jaringa diantaranya adalah:
1.
Jaringan epidermis, Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh
tumbuhan yang terletak paling luar. Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh
tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun. Biasanya epidermis hanya terdiri
dari selapis sel yang berbentuk pipih
dan rapat. Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung
jaringan di dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis
daun terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah daun. Jaringan epidermis
daun tidak mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel penutup stomata.
2.
Jaringan mesofil, Pada daun, proses fotosintesis terjadi dalm sel-sel mesofil. Jaringan mesofi,
dengan perkecualian berkas pembuluh, meliputi semua sel antara epidermis atas
dan bawa. Sel-sel mesofil berdinding tipis, dan tetap mengandung protoplasma
hidup dan nucleus meskipun telah mencapai fase matang. Jaringan mesofi
debedakan menjadi dua yaitu parenkim palisade dan bunga karang. Parenkim
palisade adalah sel-sel yang ada dibelahan atas daun memanjang tegak lurus
terhadap permukaaan daun dan membentuk satu sampai tiga lapisan yang sangat
rapat. Sedangkan parenkim bunga karanf adalah sel-sel yang bentuknya tidak
beraturan dengan ruang antarasel yang besar.
3.
Berkas pembuluh,
untaian jaringan khusus yang berfungsi sebagai penunjang dan sebagai saluran.
Pada daun, berkas pembuluh yang lebih besar dapat dilihat dipermukaan daun
berupa tulang daun utama.satu atau beberapa berkas dari tangkai masuk ke
pangkal daun, dan menghubungkan helaian daun dengan batang tumbuhan. Berkas
pembuluh biasanya terletak di tengah-tengah, antara epidermis atas dan
epidermis bawah.berkas pembuluh terdiri dari dua jenis jaringan yang mempunyai
kepentingan yang asasi, jaringan tersebut adalah xylem dan floem.kedua
jaringan ini bersama-sama membentuk jaringan pembuluh.
Jaringan penyokongpada daun terdiri dari epidermis
dan kolenkim, Epidermis daun memiliki struktur yang padat dan
diperkuat oleh kutikula dinding selnya seringkali tebal atau banyak mengandung
silica dan memberikan sokongan pada helai daun. Pada daun Dokotil kolenkim
sering ditemukan di dekat ibu tlang daun, dibawah epidermis, dan juga peda tepi
daun. Selain kolenki, pada mesofil daun Dikotil juga ditemukan sklereida.
Tulang daun berukuran besar atau sedang, dikelilingi oleh sekelompok serabut.
Pada gramineae dan kebanyakan Monokotil yang lain, terdapat serabut menutupi
satu atau dua sisi berkas pengangkut, dan berhubungan ke epidermis.
Perkembangan
daun berasal dari primordium daun yang terdapat pada
meristem puncak yang terdapat pada ujung batang. Perkembangan primordium daun
sampai menjadi daun melalaui beberapa tahap yaitu:
1.
Inisiasi, Kegiatan
pembelahan sel yang paling awal terjadi pada meristem apikal.
2.
Pembentukan penyangga
daun, Sebagai akibat adanya pembelahan secara periklinal pada daerah tunika dan
korpus dan dilanjutkan dengan pembentangan sel, maka terbentuklah tonjolan
kearah luar yang selanjutnya disebut sebagai penyangga daun.
3.
Deferensiasi awal,
Sebagai hasil kelanjutan pembelahan sel, primordium daun menonjol dari pucuk
batang sebagai penyokong yang mempunyai bentuk papilla kecil atau tonjolan.
Penyangga daun yang telah terbentuk terdiri dari jaringan yang masih sederhana.
Dalam perkembangan selanjutnya, masing masing akan berkembang dan menghasilkan
epidermis dan derivatnya, mesofil dan berkas pengangkut daun.
4.
Pembentukan sumbu
daun, Sebagai hasil pertumbuhan cepat dari primordia maka penyangga daun akan
berbentuk seperti kerucut dengan sisi adaksialnya memipih (rata). Ujung kerucut
berperan sebagai meristem apikal. Dalam pertumbuhan selanjutnya penyangga
daun akan makin bertambah panjang dan secara berangsur angsur mendekati pengkal
semakin memipih. Dengan demikian primordium daun sudah dapat dibedakan antara
permukaan atas atau adaksial dan permukaan bawah atau abaksial. Hal tersebut
disebabkan oleh aktifitas meristem adaksial.
5.
Pembentukan helai
daun, Selama awal pemanjangan dan penebalan sumbu daun muda, sel sel adaksial
bagian tepi membelah lebih cepat dibandingkan sel sel meristem dasar yang
berada disebelah dalamnya. Dengan demikian terbentuklah dua garis seperti sayap
yang berkembang pada kedua tepinya sebagai akibat percepatan pertumbuhan sel sel
tersebut.
6.
Histogenesis, Setelah
helai daun terbentuk, proses selanjutnya adalah menyempurnakan jaringan
penyusun daun. Dalam perkembangannya, meristem yang terlibat ialah meristem
apikal, meristem adaksial, meristem marginal, meristem submarginal, meristem
lempeng dan meristem lateral. Meristem marginal berdiferensiasi menghasilkan
epidermis atas dan epidermis bawah serta derivatnya, sedangkan meristem
submarginal akan berdeferensiasi menghasilkan mesofil dan jaringan pengangkut.
BUNGA
Pengertian
Bunga (flos) atau kembang
adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio
Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada
bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Bunga secara
sehari-hari juga dipakai untuk menyebut struktur yang secara botani disebut
sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Bunga majemuk adalah kumpulan
bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan. Dalam konteks ini, satuan bunga
yang menyusun bunga majemuk disebut floret.
Bunga merupakan batang dan daun
yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim
yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan bunga dengan
ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan
lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan
air.
Fungsi bunga
Fungsi biologi bunga adalah
sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora)
untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan
pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji. Beberapa bunga memiliki warna
yang cerah dan secara ekologis berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu
penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas,
juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan. Bunga berfungsi utama
menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah
pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur yang
membawa biji. Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum yang pada
pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji
(ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada
ujung putik terdapat kepala putik atau stigma untuk menerima serbuk sari atau
pollen. Tangkai putik atau stylus berperan sebagai jalan bagi pollen menuju
bakal bakal buah. Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan di atas dikatakan
sebagai struktur tumbuhan yang "umum", spesies tumbuhan menunjukkan
modifikasi yang sangat bervariasi. Modifikasi ini digunakan botanis untuk
membuat hubungan antara tumbuhan yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh,
dua subkelas dari tanaman berbunga dibedakan dari jumlah organ bunganya:
tumbuhan dikotil umumnya mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5)
sedangkan tumbuhan monokotil memiliki tiga organ atau kelipatannya.
* Kelopak bunga atau calyx;
* Mahkota bunga atau corolla yang biasanya
tipis dan dapat berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses
penyerbukan;
* Alat kelamin jantan atau androecium (dari
bahasa Yunani andros oikia: rumah pria) berupa benang sari;
* Alat kelamin betina atau gynoecium (dari
bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah wanita") berupa putik.
Keterangan
gambar :
Bagian-bagian
bunga sempurna.
1.
Bunga sempurna,
2.
Kepala putik (stigma),
3.
Tangkai putik (stilus),
4.
Tangkai sari (filament, bagian dari benang sari),
5.
Sumbu bunga (axis),
6.
artikulasi,
7.
Tangkai bunga (pedicel),
8.Kelenjar
nektar,
9.
Benang sari (stamen),
10.
Bakal buah (ovum),
11.
Bakal biji (ovulum),
12.
Saluran Serbuk sari
13.
Serbuk sari (pollen),
14.
Kepala sari (anther),
15.
Perhiasan bunga (periantheum),
16.
Mahkota bunga (corolla),
17.
Kelopak bunga (calyx)
Bagian-bagian bunga
Bunga terdiri dari bagian
steril dan fertil yang melekat pada sumbu, yakni dasar bunga (reseptakulum).
Bagian sumbu yang merupakan ruas batang yang diakhiri oleh bunga disebut
tangkai bunga atau pedisel. Bagian steril dari bunga terdiri dari sejumlah daun
kelopak atau sepal dan sejumlah helai daun mahkota atau petal. Keseluruhan
sepal dalam bunga disebut kaliks, dan keseluruhan petal disebut korola. Kaliks
dan korola sama-sama disebut perhiasan bunga atau periant. Jika periant tidak
terbagi menjadi kaliks dan korola maka setiap helainya disebut tepal. Bagian
reproduktif adalah benang sari atau stamen (mikrosporofil).dan daun buah atau
karpel (megasporofil). Keseluruhan stamen disebut Andresium, sedangkan
keseluruhan karpel disebut ginesium. Pada umumnya, bunga terdiri dari empat
bagian bunga yang tempatnya berturut-turutdari luar ke dalam: Kaliks (kelopak),
korola (mahkota), Andresium (benang sari), dan Ginesium (putik).
Tumbuhan berbunga adalah
kelompok terbesar tumbuhan yang hidup di daratan. Namanya diambil dari cirinya
yang paling khas, yaitu menghasilkan organ reproduksi dalam bentuk bunga. Bunga
sebenarnya adalah modifikasi daun dan batang untuk mendukung sistem pembuahan
tertutup. Sistem pembuahan tertutup (dikatakan tertutup karena bakal biji
terlindung di dalam bakal buah atau ovarium) ini juga menjadi ciri khasnya yang
lain. Ciri yang terakhir ini membedakannya dari kelompok tumbuhan berbiji yang
lain: tumbuhan berbiji terbuka atau Gymnospermae.
- Gametofit Jantan
Gametofit jantan terdapat pada
ururan ketiga dalam susunan morfologinya, setelah Kaliks dan korola. Gametofit
jantan terdiri dari beberapa bagian,diantaranya:
Ø Benang sari
Kebanyakan Angiospermae
memiliki kepala sari yag tetrasporangiat,dengan 2 ruang sari (lokulus) dalam
setiap cuping kepala sari sehingga jumlah keseluruhannya empat. Pada sejumlah
tumbuhan yang anteranya telah matang, sebelum antera memecah (terbuka sendiri)
batas sntara pasangan lokulus disetiap cuping rusak, sehingga antera
tetrasporangiat huytjtgjutanya menunjukkan dua lokulus. Filamen,berstruktur
sederhana. Padanya,terdapat sebuah berkas pengangkut yang bersifat amfikibral
disepanjang filamen dan berakhir di konektivum. Dinding antera terdiri dari
beberapa lapisan sel yang merupakan turunan sel pariental primer,kecuali
epidermis yang dalam perkembangannya hanya membelah pada bidang antiklinal. Dua
lapisan yan penting adalah endotesium,tepat dibawah epidermis,dan tapetum,yang
berbatasan dengan lokulus antera. Sel diantara kedua lapisan itu sering memipih
karena tertekan, lalu rusak. Endotesium membentuk penebalan tak rata, terutama
didinding radial dan tangensial dalam. Pengerutan deverensial yang terjadi
padanya ketika antera mengering saat matang, memudahkan terjadinya retakan atau
celah pada antera untuk membebaskan serbuk sari. Membukanya antera sering
dimulai pada celah atau stomata yang tidak berfungsi. Sel tafetum bersifat
sekretori dan penuh sitoplasma padat. Isi sel tapetum diserap oleh butir serbuk
sari yang sedang berkembang dalam lokulus sehingga ketika butir serbuk sari
matang, biasanya tapetum sudah berdegenerasi. Untuk membebaskan serbuk sari,
selain lewat celah atau stomium, tumbuhan dapat memiliki pori disisi lateral
atau diujung cuping antera.
Ø Serbuk Sari
Hasil mikrosporogenesis adalah
mikrospora atau butir serbuk sari. Butir tersebut berupa tubuh yang bersimetri
radial atau bilateral dan pada dindingnya terdapat bagian yang kurang kuat yang
disebut aperatur, ada yang bulat(pori), dan ada yang memanjang(kolpi). Waktu
serbuk sari berkecambah, tabung polen akan muncul melalui apertur, meskipun ada
pula serbuk sari yang tanpa arpertur.
Sel sporogen primer memulai
pembelahan mitosis dalam dataran yang berbeda, bersamaan dengan perkembangan
dinding kantong sari. Turunan dari pembelahan ini adalah sel induk serbuk, yang
juga dikenal sebagai mikrosporosit. Tiap sel induk mengalami pembelahan miosis
membentuk suatu tetradbutir serbuk, yaitu empat mikrospora haploid. Tetrad
diselubungi oleh dinding kalosa. Susunan tetrad biasanya tetrahedral atau
isobirateral.
Berdasarkan pada cara
pembentukan dinding dan pembelahan miosis dari sel induk serbuk ada dua tipe
perkembangan butir serbuk sari yaitu:
a.
Tipe suksesif, yaitu setiap
pembelahan inti diiringi dengan pembentukan dinding.
b.
Tipe simultan, yaitu tekanan
kearah tepi mulai berkembang hanya setelah keempat inti dibentuk, dan
pembentukan dinding menghasilkan tekanan kearah dalam.
Tipe simultan dimiliki oleh
tumbuhan dikotil, sedangkan tipe suksesif dimiliki pada kebanyakan monokotil,
meskipun hal ini tidak mutlak karena ada perkecualian. Seringkali, butir serbuk
dari setiap tetrad terpisah satu dengan yang lain dan mereka terletak bebas
didalam kantong sari. Antara butir sari dihubungkan oleh benang yang agak liat.
Pada beberapa tumbuhan misalnya eriaceae, butir serbuk sari tetap tinggal
sebagai tetrad sampai masak. Pada tumbuhan tertentu misalnya, acacia, tetrad
berkumpul bersama dalam satu kelompok, yang dapat berisi 64 butir serbuk.
Kelompok ini ditemukan dalam ruangan terpisah yang dibentuk selama perkembangan
pada bagian melintang kantong sari. Pada beberapa tumbuhan, misalnya asclepiadaceae,
semua butir sebuk dari kantong digabung dalam suatu masa padat yang disebut
polinium. Pada orcidaceae, polinium juga dibentuk, tetapi pada genus tertentu
dari familia ini poliniumnya kurang padat kerena terdiri atas sekelompok kecil
butit serbuk,yaitu masula, yang tergabung secara sangat longgar. Suatu butir
serbuk sari yang masak dikelilingi oleh dinding pektoselulosa tipis,yaitu
intin. Disebelah luar intin,ada lapisan yang disebut eksin. Komponen utama dari
eksin adalah sporopolenin. Diperkirakan sporopolenin adalah polimer oksidatif
dari karotenoid atau esterkarotenoid.
- Gametofit Betina
Ginoesium tersusun dari karpela
bebas (apokarpus) atau berlekatan (sinkarpus), yang biasanya terdiri atas 3
bagian :
- Ovarium (bakal buah), suatu bulatan yang berisi
satu atau lebih ovulum (bakal biji)
- Stilus (tangkai putik), yang dihasilkan dari
pemanjangan dinding ovarium
- Stigma (kepala putik), bagian diujung stilus
yang mempunyai struktur permukaan yang memungkinkan terjadinya
penyerbukan.
Ovulum menempel pada daerah
penebalan khusus dinding karpela yang disebut plasenta.
ü Ovulum
Ovulum terdiri atas nuselus
yang dikelilingi oleh satu atau dua integumen dan menempel pada plasenta dengan
sebuah tangkai yang disebut funikulus. Pada ujung ovulum yang bebas terdapat
celah kecil yang disebut mikropil. Daerah tempat integumen berlekatan dengan
funikulus disebut khalaza. Sel nuselus biasanya terdapat dibawah lapisan paling
luar pada ujung mikropil, dan disebut sel induk megaspora. Karena itu, nuselus
dianggap sebagai megasporangium.
Ovulum dibedakan menjadi dua
tipe utama, yaitu ortotropus atau atropus dan anatropus. Atropus, apabila ujung
nuselus pada garis lurus dan bersambungan dengan funikulus. Anatropus, apabila
ujung nuselus diarahkan kebelakang menuju dasar funikulus. Diantara kedua
bentuk ekstrim tersebut terdapat tahap peralihan yang berbeda, yaitu sumbu
ovulum mengarah keberbagai arah, ada yang disebut hemianatropus, kampilotropus,
dan amfitropus. Pada plumbaginaceae, opuntia, dan beberapa genus lain dari
cactaceae, funikulus sangat panjang dan mengelilingi ovulum. Tipe ini disebut
sirsinotropus.
Ovulum berkembang dari plasenta
ovarium. Primordia ovulum berasal dari pembelahan periklin sel dibawah lapisan
permukaan plasenta. Integumen bagian dalam mulai berkembang dan mulai terjadi
pembelahan periklin dalam protodrem. Pertama kali, integumen tampak seperti
cincin dibagian tepi kemudian tumbuh menuju ujung dan menutupi nuselus
kecuali mikropil. Permulaan integumen
luar terjadi karena pembelahan periklin lapisan dibawah permukaan. Perkembangan
kedua integumen sama.
Pada kebanyakan tumbuhan,
integumen luar tidak mencapai mikropil. Pada tumbuhan dengan bunga simpetala,
nuselus biasanya dibungkus oleh integumen tunggal atau unitagemik. Sementara
pada dikotil, ovulum mempunyai dua integumen atau bitagmik. Pada khalaza, tidak
ada perbedaan antara jaringan integumen dan funikulus.
ü Megasporogenesis
Ada tumbuhan yang mempunyai
beberapa sel induk megaspora didalam ovulum tunggal, tapi biasanya hanya sebuah
sel induk yang berkembang dalam tiap nuselus. Umumnya, sel sporogen berkembang
langsu ng dari hipodermis sel nuselus. Sel ini dapat dibedakan dari sel
tetangganya karena ukuran sel, ukuran inti, dan kepadatan sitiplasmanya. Sel
hipodermis pertama kali membelah menjadi sel pariental, bagian luar biasanya
lebih kecil, dan sebuah sel didalam yang lebih besar merupakan sel sporogen
primer. Selanjutnya, sel tersebut berkembang menjadi sel induk megaspora, dan
sel pariental membelah membentuk sejumlah sel sehingga sel induk megaspora ditekan
kedalam. Ovulum dengan tipe nuselus ini disebut krasinuselat. Sel induk
megaspora mengalami pembelahan miosis membentuk empat megaspora yang disusun
dalam satu deretan, dan biasanya tiga yang terdekat dengan mikropil mengalami
kemunduran sehingga tinggal satu megaspora yang membesar.
BUAH
A. Buah
Buah (fruktus) adalah organ pada
tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah
(ovarium).Buah terbentuk setelah terjadi setelah terjadi peristiwa penyerbukan.
Jika penyerbukan berhasil, dimana serbuk sari berhasil
mencapai bakal buah. Maka akan terbentuk buah dan biji. Buah biasanya
membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas
kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan. Buah
Secara umum, buah dibedakan atas buah sejati dan buah semu. Buah sejati adalah
buah yang semata-mata berasal dari bakal buah sedangkan buah semu adalah buah
yang berasal dari bakal buah dan bagian-bagian bunga yang lain yang justru menjadi bagian utama pada buah.
B. Dinding Buah
Dinding Buah yang berasal dari perkembangan dinding bakal
buah pada bunga, dikenal
sebagai perikarp (pericarpium). ini sering berkembang lebih
jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. yang di bagian luar
disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium),
atau epikarp (epicarpium), yang di dalam disebut dinding
dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah
(bisa beberapa lapis) yang disebut dinding
tengah atau mesokarp (mesocarpium). Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal
dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga yang lain
(umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu
dengan bakal buah dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama
dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya menjadi penting untuk mempelajari
struktur bunga, dalam kaitannya untuk memahami bagaimana suatu macam buah
terbentuk.
C. Buah
Sejati
Buah sejati menurut
asal pembentukannya dibedakan menjadi tiga bagian, yakni:
Ø Buah sejati tunggal adalah buah yang terbentuk dari
satu bunga dengan satu bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih. Buah dapat
berisi satu biji atau lebih. Buah sejati tunggal dibedakan lagi menjadi buah
sejati tunggal yang kering (siccus) dan buah sejati tunggal yang berdaging
(carnosus).
Ø Buah sejati tunggal yang kering adalah buah sejati
tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering.
Ø Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus)
umumnya memiliki tiga lapisan dinding buah, yakni dinding luar
(epicarpium), dinding tengah (mesocarpium) dan dinding dalam (endocarpium).
Ø Buah sejati ganda adalah buah terbentuk dari satu bunga
yang memiliki banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah
tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak
seperti satu buah.
Ø Buah sejati majemuk adalah buah
sejati yang terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari
banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada akhirnya seakan-akan
menjadi satu buah saja. Buah sejati majemuk dibedakan menjadi tiga, yakni:
Ø Buah buni majemuk, yakni buah yang berasal dari bunga
majemuk yang masing-masing tumbuh menjadi buah buni. Contoh Ananas comosus
Ø Buah batu majemuk, yakni buah yang berasal dari bunga
majemukyang tumbuh menjadi buah batu. Contoh Pandanus tectorius
Ø Buah kurung majemuk, yakni buah yang berasal dari
bunga majemuk yang masing-masing tumbuh
menjadi buah kurung. Contoh Helianthus anuus
D. Buah Semu
Buah
semu atau sering juga disebut buah tertutup yaitu jika buah itu terbentuk dari
bakal buah beserta bagian – bagian lain pada bunga itu, yang malahan menjadi
bagian utama buah ini (lebih besar, menarik perhatian, dan seringkali merupakan
bagian buah yang bermanfaat atau dapat dimakan), sedangkan buah yang sebenarnya
kadang kadang tersembunyi.
1.
Buah semu tunggal
yaitu, Buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah
ini, selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah, misalnya
tangkai bunga, pada buah jambu mete ( anacardium oc. Cidentale L.),
kelopak bunga, pada buah ciplukan (physalis minima L.).
2.
Buah semu ganda yaitu, jika pada
suatu bunga terdapat lebih dari pada satu bakal buah yang bebas satu sama lain,
dan kemudian masing – masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi disamping itu
ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh dan merupakan bagian buah yang
menarik perhatian (dan seringkali berguna).
3.
Buah semu majemuk yaitu, buah
semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak
seperti satu buah saja misalnya buah nangka (Artocharpus Integra Merr.),
yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun
tenda bunga pada ujungnya berlekatan satu sama lain, sehingga merupakan kulit
buah semu ini.
BIJI
A. Biji
Biji terbentuk dari bakal biji, hasil dari fertilisasi.Terletak
dalam bakal buah.
Merupakan alat reproduksi generative bagian dalam terdapat embrio atau calon individu baru. Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji merupakan sumber makanan yang penting bagi hewan dan manusia. Mempunyai biji merupakan salah satu ciri tumbuhan spermatophyta. Bagi tumbuhan spermatophyta biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama. Karena biji mengandung calon tumbuhan baru atau lembaga. Biji berkembang dari bakal biji. Dengan dihasilkannya biji tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah terjadi penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan. Bagian-bagian biji Spermodermis, merupakan kulit pelindung yang terluar. Pada Gymnospremae terdiri dari 3 lapisan yaitu luar (lapisanyang tebal), tengah (lapisan yang keras) dan dalam (lapisanyang tipis). Pada Angiospermae terdiri dari 2 lapisan yaitu testa (lapisan yang tipis dan keras) dan tegmen (lapisan yang tipis seperti selaput).
Merupakan alat reproduksi generative bagian dalam terdapat embrio atau calon individu baru. Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji merupakan sumber makanan yang penting bagi hewan dan manusia. Mempunyai biji merupakan salah satu ciri tumbuhan spermatophyta. Bagi tumbuhan spermatophyta biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama. Karena biji mengandung calon tumbuhan baru atau lembaga. Biji berkembang dari bakal biji. Dengan dihasilkannya biji tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah terjadi penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan. Bagian-bagian biji Spermodermis, merupakan kulit pelindung yang terluar. Pada Gymnospremae terdiri dari 3 lapisan yaitu luar (lapisanyang tebal), tengah (lapisan yang keras) dan dalam (lapisanyang tipis). Pada Angiospermae terdiri dari 2 lapisan yaitu testa (lapisan yang tipis dan keras) dan tegmen (lapisan yang tipis seperti selaput).
B. Struktur
Biji
Umumnya biji tersusun
atas tiga komponen utama yaitu:
1.
Kulit biji adalah
bagian biji yang berasal dari selaput bakal biji (integumnetum). Kulit biji terletak paling luar. Testa berasal
dari intergumen ovule yang mengalami modifikasi selama pembentukan biji
berlangsung. Seluruh bagian intergumen dapat berperan dalam pembentukan kulit
biji. Akan tetapi pada kebanyakan biji sebagian besar dari jaringan intergumen
itu dihancurkan dan diserap oleh jaringan berkembang lain pada biji itu.
Pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae), kulit biji
tersusun atas dua lapisan, yakni :
Ø
Lapisan kulit
luar (testa) merupakan lapisan yang tipis, kaku dan merupakan pelindung
utama bagian dalam biji.
Ø
Lapisan kulit
dalam (tegmen) biasanya tipis seperti selaput dan seringkali
disebut sebagai kulit ari.
Pada Tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae), kulit biji terdiri
atas tiga lapisan, yakni :
Ø
Kulit luar
(sarcotesta), biasanya tebal berdaging.
Ø
Kulit tengah
(sclerotesta) merupakan lapisan yang kuat dan keras dan berkayu.
Ø
Kulit dalam (endotesta)
biasanya tipis seperti selaput dan melekat pada biji.
Bagian-bagian tambahan
pada biji meliputi:
Ø
Sayap (ala), yakni alat
tambahan pada biji yang digunakan dalam pemencaran oleh angin. Merupakan pelebaran dari kulit luar sehingga
membentuk sayap.
Ø
Bulu (coma), yakni
penonjolan sel-sel kulit biji yang berupa rambut-rambut.
Ø
Salut biji (arillus). Merupakan pertumbuhan dari tali pusar.
Ø Salut biji semu (arillodium) Merupakan pertumbuhan di sekitar liang bakal
biji (Microphyle).
Ø
Pusar biji (hilus),
yakni bagian kulit luar biji yang merupakan berkas pelekatan dengan tali pusar.
Ø
Liang biji (micropyle), Liang kecil berkas
masuknya buluh serbuk sari kedalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. Tepi liang ini sering tumbuh menjadi badan
berwarna keputih – putihan dan lunak yang disebut karankula. yakni liang kecil
bekas masuknya serbuk sari.
Ø
Berkas-berkas pembuluh
angkut (chalaza), yakni tempat pertemuan integument dengan nuselus.
Ø
Tulang-tulang biji
(raphe), Terusan
tali pusar pada biji. Biasanya terdapat pada biji yang berasal dari bakal biji.
2.
Tali pusar (funiculus)
merupakan bagian yang menhubungkan biji dengan tembuni. Jika biji masak,
biasanya biji terlepas dari tali pusarnya.
3.
Inti biji (nucleus seminis)
adalah semua bagian biji yang terletak di dalam kulitnya. Inti biji terdiri
atas :
Ø Lembaga (embryo) yang
merupakan calon individu baru,Embrio
adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet jantan dan betina
pada suatu proses tumbuhan. Embrio merupakan sporofit muda, pada beberapa
tumbuhan embrionya mempunyai kloroplas dan berwarna hijau. Embrio dikelilingi
oleh kotiledon dan endosperma yang merupakan persediaan makanan. Calon tumbuhan
baru yang akan tumbuh menjadi tumbuhan baru terdiri dari : Radikula (akar
lembaga atau calon akar), dikotil : berkembang menjadi akar tunggang, monokotil
: berkembang menjadi akar serabut, cotyledon (daun lembaga) Merupakan daun
kecil yang terletak di bawah daun pertama kecambah, cauliculus (batang lembaga),
ruas batang di atas daun lembaga (internodium epicotylum), ruas batang di bawah
daun lembaga (internodium hypocotylum).
Ø Putih lembaga (albumen) adalah jaringan
yang berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan.Cadangan makanan merupakan
kandungan yang ada dalam biji, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak. Biji yang sedikit atau bahkan tidak ada
Cadangan makanan disebut biji eskalbumin. Cadangan makanan berfungsi sebagai
jaringan penyimpan.
DAFTAR PUSTAKA
Fahn, A. 1995. Anatomi Tumbuhan. Jogja : Gajah
Mada Univercity Press.
Hidayat, Estiti .B. 1995. Anatomi Tumbuhan
Berbiji. Bandung : ITB.
Mulyani, Sri. 2006 . Anatomi Tumbuhan. Kanisius: Yogyakarta.
Nugroho, L. Hartanto
dkk,(2010), Struktur & Perkembangan Tumbuhan, Jakarta:
Penebar Swadaya.
Tjitrosomo,Sutarmi, Siti. 1983 . Botani Umum 2. Angkasa: Bandung.
Yatim, Wildan. 2007. Kamus Biologi. Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar