1. Rattus
ratus diardi, Linnaerus, 1758
a. Habitat
Tikus hidup di
tempat-tempat yang tersedia cukup makanan dan yang dapat memberikan
perlindungan. Mereka lebih suka tempat-tempat bervegetasi yang memenuhi kedua
kebutuhan tersebut. Bila hal ini tidak terpenuhi, mereka berdiam di
tempat-tempat yang memberikan cukup perlindungan baik terhadap panas maupun
musuh-musuhnya, yaitu semak-semak atau tempat-tempat berumput lainnya yang
tidak jauh dari sumber makanan.
b. Morfologi
Tubuh bagian atas (punggung) berwama coklat kekuningan dengan bercak
hitam di rambut- rambutnya, sehingga memberi kesan seperti berwama abu-abu,
dada berwama putih. Panjang badan tikus sawah dewasa dari hidung sampai ujung
ekor berkisar antara 270- 70 mm, dengan berat sekitar 130 g. Panjang telapak
kaki belakang dari tumit sampai ujung kuku jari terpanjang adalah 32-36 mm.
Sedangkan panjang telinga 18-21 mm, memiliki 6 puting susu.
c. Perilaku
Hampir seluruh waktu yang digunakan untuk makan adalah malam hari. Pada
waktu makan, tikus bergerak kesana kemari sambil menggerogoti makanannya
sedikit demi sedikit sepanjang malam sampai kenyang. Salah satu kebiasaan tikus
yang berbahaya adalah kebiasaan mengasah gigi depannya.Banyak kabel-kabel
listrik atau computer menjadi sasaran kebiasaan tikus ini sehingga kerugian
yang ditimbulkan sangat dahsyat seperti kebakaran akibat hubungan pendek atau
lumpuhnya jaringan computer.
Selain sebagai hama pada persawahan, manfaat ekologi dialam tikus
merupakan makanan bagi ular dan burung hantu, dimana sudah jelas dalam rantai
makanan, apabila tikus di basmi secara besar-besaran maka ketrsediaan makanan
bagi predator diatasnya dalam sistem rantai maknan akan terganggu.
e. Manfaat
Ekologi
Salah satu manfaat ekonomi dari tikus adalah diternakkan sebagai bahan
peraktikum laboraturim, selain itu juga diperdagangkan untuk memberi makan pada
jenis reptil kususnya ular. Dibeberapa daerah di Indonesia tikus juga
dimanfaatkan sebagai sumber protein bagi masyarakat. Di Pulau Jawa terkadang
terserang hama tikus dimana tikus ditangkap dan dijadikan makanan burung hantu
yang diternakkan
2. Callosciurrus notatus, Boddaert 1785
a. Habitat
Bajing hidup
di hampir semua habitat dari tropis hutan hujan ke semi kering padang pasir , dan hanya menghindari daerah kutub tinggi dan
gurun terkering. Tupai kebanyakan hidup di hutan-hutan Eropa dan Amerika Utara
dan ada juga di Pulau Kalimantan (Borneo) yang kemungkinan merupakan pusat keragaman jenis-jenis
tupai, mengingat sebelas (12 jika Palawan dimasukkan) dari 20 spesies tupai di
dunia.
Dari segi lokasi para tupai ini memilih bersarang di tempat/pohon yang
memang lebat yang fungsinya untuk melindungi diri dari hujan dan keselamatan
dari bahaya.
Tupai
ini tergolong binatang pintar dilihat dari cara mereka membangun sangkarnya.
Mereka membuat sangkar berbentuk lingkaran dan hanya ada satu jalan keluar.
Didalam lingkaran itualah mereka beristirahat dan bereproduksi. Bahan-bahan
sangkarnya pun tergolong bahan bahan halus seperti kapas dan daun pisang yang
sudah matang.
b.
Morfologi
Bajing memiliki panjang tubuh 198 mm panjang kaki 44 mm. Memiliki berat berkisar 150-280 gram,
tubuhnya memiliki ciri-ciri yaitu rambut pada bagian punggung dan ekor bewarna
cokelat, bagian lateral tubuhnya terdapat garis bewarna kuning pucat dan hitam.
c.
Perilaku
Bajing bersifa
diurnal yang aktif bergerak pada pagi hari sekitar pukul 07.00-10.00 dan sore
hari pukul 15.00-16.00. bajing merupakan binatang individu karena sering
terlihat tidak berkelompok, namun binatang ini sering memanfaatkan sarang
besama-sama. Pada musim dingin, sulit bagi tupai untuk menemukan makanan,
sehingga pada musim panas mereka mengumpulkan makanan untuk dimakan pada
bulan-bulan panjang dan dingin berikutnya
Akan tetapi, tupai sangat hati-hati
ketika mengumpulkan makanannya. Mereka tidak mengumpulkan buah, daging atau
jenis makanan yang cepat membusuk, tetapi tupai hanya mengumpulkan buah-buahan
kering dan dapat tahan lama seperti kenari, hazelnut, dan buah cemara. Bajing
sering melakukan kamuflase, terutama ketika di batang pohon. Tupai juga
memiliki kecepatan berpindah dari pohon satu ke pohon lainnya, sehingga
predator akan terkecoh
d.
Manfaat Ekologi
Manfaat
ekologi dari hewan ini antaralain sebagai penyebar biji dari buah yang
dimakanya, seperti kakao yang dimaka bukan bijinya melainkan lapisan yang
menyelimuti biji, sehingga bajing membuang biji tersebut dan tumbuh pada tempat
lain.
e. Manfaat
Ekonomi
Sebagian orang
Jawa mempunyai kepercayaan bahwa daging bajing ini bisa untuk mengobati
berbagai penyakit. Satu di antaranya adalah penyakit jantung, dengan
kepercayaan yang demikian di pulau jawa atau daerah lainya diperdagangkan untuk
di manfaatkan dagingnya dan organ tubuh untuk dikonsumsi.
3. Mus musculus, Linnaeus 1758
a. Habitat
Mencit hidup pada tempat yang cukup persediaan makan dan untuk
perlindungan diri, biasanya bersembunyi dan membuat sarang di lantai-loantai
gedung dan perumahan. Bila ketersediaaan makan tidak mencukupi makan akan
pindah sarang. Di alam mencit hidup dan bersarang disemak yang tidak jauh dari
sumber makanan.
b. Morfologi
Berat mencit 10-21gram. memiliki
lima pasang kelenjar susu. Distribusi jaringan mammae menyebar, membentang dari
garis tengah ventral atas panggul, dada, dan bagian leher. Ekor sama atau lebih
panjang sedikit dari badan di tambah kepala, telinag tegak, bulu abu-abu, putih
dan cokelat.
c. Perilaku
Satu ekor tikus muda sekali melahirkan bisa 4 ekor anak (cindil) dan
betina dewasa sanggup melahirkan sekitar 10 ekor. Rata-rata periode kehamilan
adalah 20 hari. selain itu memiliki perilaku mengasah giginya pada kayu atau
barang yang ditemuinya untuk menjaga giginya agar tetap tajam.
d. Manfaat
Ekologi
manfaat ekologi dialam mencit merupakan makanan bagi
ular dan burung hantu, dimana sudah jelas dalam rantai makanan, apabila tikus di
basmi secara besar-besaran maka ketrsediaan makanan bagi predator diatasnya
dalam sistem rantai maknan akan terganggu
Salah satu
manfaat ekonomi dari mencit adalah diternakkan sebagai bahan peraktikum
laboraturim, selain itu juga diperdagangkan untuk memberi makan pada jenis
reptil kususnya ular. Dibeberapa daerah di Indonesia tikus juga dimanfaatkan
sebagai sumber protein bagi masyarakat. Di Pulau Jawa terkadang terserang hama
tikus dimana tikus ditangkap dan dijadikan makanan burung hantu yang
diternakkan.
4.
Cavia porcellus, Ficher de Waldheim 1817
a. Habitat
Habitat Marmut adalah di sebuah padang rumput yang
luas dan biasanya hidup dalam sebuah kelompok atau koloni yang besar, karena
untuk menjaga ketika ada serangan dari predator. Marmut tidaklah menggali
lubangnya sendiri. Ia hanya menempati dan memanfaatkan lubang yang sudah tidak
tidak dihuni oleh pemiliknya. Marmut adalah hewan yang dapat menyerang musuh
dengan ganas, namun Marmut juga termasuk binatang yang penakut dan juga pemalu.
b. Morfologi
Marmut dapat dibedakan dengan bajing dari bentuk tubuhnya, mereka dapat
dikenali dari bentuk tubuhnya yang pendek dan gemuk. Selain itu juga mempunyai
dua pasang kaki yang pendek, denga kaki depan dilengkapi cakar. Pada setiap
kaki terdapat empat atau lima jari. Adapun tubuh marmut diliputi bulu tebal,
dengan ekor terjuntai panjang di bagian belakangnya. Marmut mempunyai sepasang
mata dan sepasang telinga yang agak menjorok sehingga seperti tidak tampak
karena tertutup bulu Marmut juga mempunyai gigi lengkap berupa gigi seri dan
gigi geraham untuk
mencerna makanannya.
c. Perilaku
Marmut adalah
binatang penggali yang menggali sistem
yang kompleks dari liang yang berisi beberapa pintu masuk , terowongan dan
" pintu darurat " , yang digunakan sebagai tempat berlindung dari
predator dan sebagai sarang untuk hibernasi dan pengembangbiakan hewan muda .
Liang biasanya 3,3 meter , namun mereka dapat mencapai 23 kaki ketika membangun
untuk hibernasi. Musim kawin terjadi setelah muncul dari hibernasi. Kehamilan
berlangsung 30 hari dan berakhir dengan 3-8 anak marmut.
d.
Manfaat Ekologi
Manfaat dialam dari marmut adalah
kotoranya yang dapat menjadi pupuk bagi tanaman dan padang rumput di habitat
aslinya, selain itu juga dalam tatanan rantai makanan marmut sebagai mangsa
reptil dan hewan karnivora lainya.
e.
Manfaat Ekonomi
Dalam
perkembanganya budidaya marmut mulai banyak dibudidayakan sebagian kalangan
karena memiliki prospek pasar yang masih terbuka sebagai bahan makanan yang
mengandung gizi dan nutrisi yang dibutuhkan manusia selain dipercaya sebagai
obat, selain itu juhga di jadikan binatang praktek laboraturium.
5. Rattus novergicus, Linnaeus 1758
1.
Habitat
Membuat lubang/sarang di
tanah, bersembunyi di Basement dan bagian terendah gedung.NocturnalSocial
hierarchy sangat kuat Daya jelajah (rats explore) 300 feet per hari dan pandai
berenang sampai 1 mil.
b. Morfologi
Berat 150-600
garam memiliki hidung tumpul, ekor lebih pendek dari kepala ditambah badan.
Telinga relatif kecil, rambut bagian punggung abu-abu.kaabu-abuan badian perut.
ekor lebih pendek dari badannya (6-8.5 inchi/15-22 cm).
c.
Perilaku
Lama
perkawinan tikus putih adalah 6 jamketika masa subur perkawinan daapat terjadi
selama 100 kali, hewan ini sangat produktif dalam hal beranak pinak, tikus
putih bisa beranak sejak berusia 3 bulan dan dapat melahirkan 5 ekor anak dalam
sekali melahirkan. Siklus reproduksi tikus dapat dilihat pada gambar dibawah
ini. Tikus memiliki potensi perkembangbiakan sangat tinggi, karena Kematangan
seks kelamin sangat cepat dan waktu yang diperlukan dari anak tikus menjadi
tikus dewasa relatif cepat pendewasa kelamin tikus rumah 5-8 minggu.
d.
Manfaat ekologi
manfaat
ekologi dialam mencit merupakan makanan bagi ular dan burung hantu, dimana
sudah jelas dalam rantai makanan, apabila tikus di basmi secara besar-besaran
maka ketrsediaan makanan bagi predator diatasnya dalam sistem rantai maknan
akan terganggu
e.
Manfaat ekonomi
Salah satu
manfaat ekonomi dari mencit adalah diternakkan sebagai bahan peraktikum
laboraturim, selain itu juga diperdagangkan untuk memberi makan pada jenis
reptil kususnya ular. Dibeberapa daerah di Indonesia tikus juga dimanfaatkan
sebagai sumber protein bagi masyarakat. Di Pulau Jawa terkadang terserang hama
tikus dimana tikus ditangkap dan dijadikan makanan burung hantu yang
diternakkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar