BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Karakteristik
Umum Mamalia
Persebaran
mamalia di bumi begitu luas dan tersebar di setiap relung ekologi. Daerah
penyebaran mamalia dimulai dari kutub sampai daerah tropis. Sukiya (2001:93)
menyatakan “asal-usul mamalia adalah bangsa reptil, muncul pada era Mesozoikum, mamalia telah menyebar
disetiap relung ekologi di bumi dan diketemkan dilaut, sepanjang pantai, danau,
sungai, di bawah tanah, di atas tanah, di pohon bahkan di udara”Ciri
yang membedakan mamalia dengan hewan lainya adalah kelenjar susu yang dimiliki,
selain itu juga tubuh mamalia ditutupi oleh rambut. Hal ini selaras dengan
pernyataan Reece (2003:272) menyatakan:Kelenjar mamae yang menghasilkan susu
adalah ciri yang membedakan mamalia seperti halnya juga rambut. Semua induk
mamalia memberikan makanan anaknya dengan susu, makanan seimbang yang kaya akan
lemak, gula, protein, mineral, dan vitamin. Sebagian besar mamalia dilahirkan
dan bukan ditetaskan. Fertilisasi terjadi secara internal dan embrio berkembang
di dalam uterus dari saluran reproduksi betina.
Mamalia termasuk dalam Sub Filum Vertebrata
yang artinya memiliki tulang belakang selain kelenjar mammae karakteristik lainya
adalah memilki rambut, suatu karakteristik penentu seperti bulu pada kelas Aves
yang kebanyakan digunakan untuk terbang pada sayapnya. “Sistem sirkulasi
sirkulasi mamalia lebih maju dari vertebrata lainya, memiliki empat ruang
jantung yang terdiri atas dua atrium dan dua ventrikel” (Sukia, 2001:98).
Mamalia
ordo Rodentia merupakan mamalia berukuran kecil seperti tupai, tikus,
berang-berang, mencit dan lain sebagainya. Keunikan ordo Rodentia terletak pada
gigi seri yang berbentuk seperti pahat yang tumbut terus menerus (Reece,
2003:271).
Pernytaan
di atas diketahui bahwa Mamalia ordo Rodentia memeiliki ciri khusus yang
membedakan dari Mamalia ordo lain, yaitu gigi serinya terus tumbuh secara terus
menerus sepanjang hidupnya. Selain itu, Mamalia ordo Rodentia adalah hewan
kecil ketimbang ordo-ordo Mamalia lainya. Menurut Lucas dan Corleet yang
dikutip Hariadi, Novarino, dan Rizaldi (2012:135) menyatakan:
Gigi ini yang digunakan oleh Mamalia ordo
Rodentia untuk mengkerat biji-bijian atau jenis makananya untuk di konsumsi.
Secara alamipun Mamalia akan membantu pulihnya kondisi hutan bila mamalia
tersebut benar-benar diselamatkan, dikarenakan mamalia juga berperan sebagai
dispersial atau pemecah biji.
Gigi
yang terus memanjang ini digunakan untuk mengerat dan memecah biji-bijian yang
di makanya. Ordo Rodentia di alam liar dapat membantu dalam penyebaran biji
yang nantinya biji tersebut akan tumbuh
pada tempat yang lain. Perilaku Mamalia Ordo Rodentia ini akan membantu
daripada pelestarian lingkungan agar terus terjaga secara alamiah. Secara
alamia Mamalia ini dapat membantu pulihnya tumbuhan di suatu daerah bila hewan
tersebut diselamatkan.
B.
Habitat
dan Distribusi
Distribusi
Mamalia secara umum sangatlah luas, mulai dari daerah kutup sampai tropis. “Ordo
Rodentia (hewan yang mengerat) merupakan kelompok mamalia utama (42%) yang
dapat berkembang pada berbagai lingkungan di seluruh dunia dengan jumlah yang
tercatat lebih dari 2.050 spesies” (Baco, 2011:48). Di Indonesia terdapat 710
spesies Mamalia berdasarkan Checklist of
The Mammal of Indonesian.
Habitat
Mamalia ordo Rodentia tersebar di beberapa tempat yang menjadi habitat primer
dan sekunder, ketersediaan makanan yang terjamin mengindikasikan menjadi tempat
yang nyaman dari berbagai hewan ini seperti persawahan, perkebunan, aliran
sungai, dan pemukinan. Tingkah laku tetitorial pada mamalia lebih sulit
dipelajari, sebab tingkah laku yang nampak apakah untuk mempertahankan
teritorial atau hanya secara naluri. Rodentia anggota Heteromyidae (tikus
kanguru, mencit dan sejenisnya) dan Geomyidae (tikus tanah kecil), banyak yang
menyendiri sepanjang tahun. Berbagai tikus sebagian besar hidupnya untuk
menjaga dan mempertahankan rumah dengan berkelahi (Sukia, 2001).
Habitat
Mamalia ordo Rodentia sangatlah beranekaragam dan sulit untuk didipelajari.
Ordo Rodentia dapat dibedakan dari tempat yang ditinggalinya atau kebiasaan
hidupnya, sepetri tikus rumah yang hidupnya kebanyakan di perumahan, tikus
sawah dengan habitat dipersawahan dan beberapa tupai ada yang hidup dipohon dan
ada yang hidup di darat. Mamalia ordo Rodentia juga memiliki kecendrungan aktif
pada waktu waktu terten seperti pagi dan sore sepetri tupai dan malam hari
seperti pada tukus.
C.
Kajian Mamalia
ordo Rodentia
1. Anatomi
Hewan
pengerat pengerat lebih seragam bila dibandingkan dengan hewan mamalia lainya,
beberapa ciri seperti tubuh kecil serta ekor dan kumis panjang. Kaki depan
lazim memiliki 5 jari dan kaki belakang memiloki 3-5 jari (Roosheroe dan
Ubaidillah, 2010). Biasanya bebrapa Mamalia ordo Rodentia menggunakan ekor
untuk keseimbangan dalam bergerak. Karena anatomi bersifat umum dibandingkan
dengan mamalia lain, hewan pengerat dapat beradaptasi dengan mudah, sehingga
memungkinkan dapat hidup di banyak habitat
2. Indra
Kebanyakan
hewan pengerat memiliki indra penciuman dan pengelihatan yang tajam. Sehingga
dapat dikombinasikan dengan kumis panjang yang peka terhadap sentuhan,
ketiganya memperkuat kesadaran akan lingkungan sekitar (Roosheroe dan
Ubaidillah, 2010). Spesies yang aktif pada malam hari memiliki mata yang lebih
besar dibandingkan spesies siang hari, hal ini karena memaksimalkan jumlah
cahaya yang diterima oleh retina mata.
3. Cara Hidup
Cara
hidup Mamalia ordo Rodentia secara umum berkelompok dan beberapa menyendiri dalam
hal mencari makan. Terdapat tiga perilaku hewan Rodentia yaitu aktif pada siang
hari, malam hari, dan pagi serta sore hari.
Hewan Rodentia sanagatlah sosial dalam kemompoknya.
Roosheroe
dan Ubaidillah (2010:145) menyatakan:
Seperti kebanyakan tupai tanah sanagat sosial.
Mereka tingga dalam sistem liangyang disebut kota, setiap kota dapat menyangkup
wilayah seluas 1 km2. Liang yang saling berhubungan dalam suatu kota
memberi tempat perlindungan dari predator dan tempat aman untuk membesarkan
anak.
Perilaku
sosial pada hewan Rodentia memiliki keuntungan yang sangat besar dalam
kelangsunagn hidupnya. Hidup secara berkelompok akan memberikan rasa nyaman dan
perlindungan dari predator yang mengintainya sehingga dapat menjaga
anak-anaknya terus hidup dan bekembang biak. Cara hidup tikus ini mengakibatkan populasinya
semakin meningkat yang dikarenakan anakan yang dilahirkan dapat hidup sampai
siap melakukan perkawinan.
4. Reproduksi
Tingginya
tingkat kelahiran penegrat membuat populasi mereka menjadi stabil, hal ini
memberikan arti bahwa predator dan manusia berperan kecil dalam keberlangsungan
hewan Rodentia. Roosheroe dan Ubaidillah (2010:145) menyatakan “tikus coklat
dapat berkembang biak di usia 2 bulan dan menghasilkan lebih dari 10 ekor anak”.
Pada hewan pengerat siklus hidup yang lengkap dari daya tarik seksual sampai
dengan membesarkan anak.
5. Mencari Makanan
Makanan
merupakan hal penting dalam pertumbuhan dan perkembangan hewan, selain itu juga
kebutuhan makanan sangat penting dalam mendapatkan energi untuk beraktifitas,
zat yang terkandung dalam makanan antara lain karbohidrat, protein, vitamin dan
serat. Sumber makanan merupakan hal penting dari kehidupan, beberapa makanan
Mamalia ordo Rodentia adalah:
a)
Markisa (Passiflora
edulis)
Markisa
termasuk tumbuhan merambat dengan bentuk buas bulat sampai dengan lonjong,
dengan bentuk daun menjari, di indonesia markisa asam yang sudah dibudidayakan
secara komersial adalah markisa ungu. Tanaman markisa dapat dikembang biakan
dengan cara generatif menggunakan biji atau secara vegetatif. Buah markisa dari
100 gram dari bagian buah yang dimakan mengandung 69-80 % air, 2,3% protein, 2%
lemak, 16% karbohidrat, 3,5% serat ( Karsiana, Hutabarat, dan Mansur, 2010).
b)
Bunga Matahari (Helianthus Annuus L)
Biji
bunga matahari merupakan sumber lemak, protein, dan karbohidrat yang potensial
dengan kandungan 21,55 dan 19% . Selain itu juga menghasilkan minyak makan
dengan kandungan 40-50% dari berat biji. Asam lem,ak tak jenuh yang terdapat
pada minyak bunga matahari mencapai 91% lebih banyak dibandingkan pada minyak
kedelai 85%, kacang tanah 82%, dan jagung 81% (Suprapto dan Supanjani, 2009).
c)
Kelapa (Cocos
nucifera L)
Tanaman
kelapa merupakan tanaman serba guna dan memiloiki nilai ekonomis yang tinggi.
Buah kelapa terdiri dari serabut, tempurung, daging buah dan air, berat buah
kelapa kira-kira 2 kg per butir. Seluruh bagian pohon kelapa dapat digunakan
untuk kepentingan manusia. Biasanya tupai menjadi hama pada perkebunan kelapa
karena memakan daging buah dengan cara melubangi buah kelapa tersebut. Air dari
buah kelapa juga dapat di jadikan menjadi minuman dan sari buah (nata de coco).
Rindengan dan Novarianto (dalam Pandanwati, 2009).Kandungan gizi kelapa dalam
100 g adalah air 83,3 gr, protein 1 g, lemak 0,9 g, energi 68 kcal, dan vitamin
4 g.
d)
Pepaya (Carica
papaya)
Pepaya
merupakan tumbuhan yang dibudidayakan dengan buahnya yang serba guna, baik
dimakan secara segar atau di olah menjadi makan lain, buah pepaya masih muda
berwarna hijau sedangkan pada waktu masak kulit buah akan menguning. Daging
buah pepaya bervariasi warna bergantung pada jenisnya ada yang berwarna merah,
jingga, dan kuning. Setiawan (dalam Pandanwati, 2009) menyatakan buah pepaya
mengandung enzim papain, alkoloid karpaina, glikosoid, karposit, beta karoten,
dan galaktosa. Daun pepaya juga berkasiat obat dan perasanya digunakan dalam
pengobatan tradisional.
e)
Padi (Oriza
sativa)
Padi
adalah makan bebagian besar penduduk di Indonesia dengan bentuk buah bulir,
padi atau beras mengandung karbohidrat tinggi. Penelitian yang telah dilakukan
tikus sawah lebih memilih beras dibanding umpan lainya, seperti umbi jalar, ubi
kayu, dan jagung pipih (Rochman dan sukarna dalam Baco, 2011).
6. Mamalia ordo Rodentia dan Manusia
Beberapa
hewan pengerat terutama mencit dan tikus dianggap hama oleh manusia karena
kerap bersaing langsung dengan manusia karena makanan mereka kebanyakan sama,
seperti tikus yang menjadi hama pada tanaman padi dan jagung. Kerugian yang
disebabkan oleh hewan Mamalia ordo Rodentia juga tidak sedikit seperti
menurunya hasil panen bahkan kegagalan panen pada pertanian.
Roosheroe
dan Ubaidillah (2010:145) menyatakan:
Hewan pengerat mengkonsumsi lebiah dari 40 juta
ton makanan manusia setiap tahun, dan diperkirakan menyebabkan lebih dari 20
penyakit menular pada organisme. Meski populasi dapat dikendalikan dengan
perangkap dan racun, tetapi banyak spesies yang cukup cerdas untuk belajar
menghindari upaya tersebut.
Tikus kebanyakan menjadi musuh manusia, banyak
Mamalia ordo Rodentia yang bermanfaat seperti dalam dunia medis. Selain itu
bermanfaat dapat memelihara kesehatan hutan karena hewan pengerat menyebarkan
biji dari buah yang dimakanya. Penyebaran biji oleh hewan Mamalia ordo Rodentia
dapat menjaga dari kelestarian hutan pada habitat aslinya, sehingga memberikan
manfaat bagi keberlangsungan hutan itu sendiri.
D.
Status
CITES
CITES (Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Fauna and Flora) atau konvensi perdagangan
internasional untuk spesies-spesies tumbuhan dan satwa liar yang terancam punah, merupakan suatu
pakta perjanjian yang disusun pada suatu konferensi diplomatik di Washington DC
pada tanggal 3 Maret 1975 dan dihadiri oleh 88 negara sehingga konvensi ini
disebut juga Washington Convention.
CITES ditandatangani oleh 21 negara dan mulai
berlaku pada tanggal 1 Juli 1975. Pemerintah Indonesia telah meratifikasi
konvensi tersebut dengan Keputusan Pemerintah No. 43 Tahun 1978. Sekretariat
CITES berada di negara Swiss.
Convention on International Trade in Endangered
Species of Wild Fauna and Flora(2013) menyatakan:
CITES memuat tiga lampiran (appendix)
yang menggolongkan keadaan tumbuhan dan satwa liar pada tingkatan yang terdiri
dari:
1.
Appendix I yang memuat daftar dan melindungi
seluruh spesies tumbuhan dan satwa liar yang terancam dari segala bentuk
perdagangan internasional secara komersial.
2.
Appendix II yang memuat daftar dari spesies
yang tidak terancam kepunahan, tetapi mungkin akan terancam punah apabila
perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan.
3.
Appendix III yang memuat daftar spesies
tumbuhan dan satwa liar yang telah dilindungi di suatu negara tertentu dalam
batas-batas kawasan habitatnya, dan memberikan pilihan (option) bagi negara-negara
anggota CITES bila suatu saat akan dipertimbangkan untuk dimasukkan ke Appendix
II, bahkan mungkin ke Appendix I.
Keterancaman hewan akan memberikan dampak yang
merugikan dalam tatanan ekosistem sehingga badan konservasi dunia menetapkan
status hewan dan tumbuhan yang didalamnya termasuk Mamalia Ordo Rodentia.
Penggolongan status hewan dan tumbuhan terbagi atas tiga katagori yang telah di
tentukan oleh badan konservasi Cites, dampak dari pengkatagorian ini akan
memberikan rambu perdagangan dan perburuan liar demi kelangsungan dan
terjaganya flora dan fauna yang terancam punah.
Hewan Mamalia ordo Rodentia yang di lindungi
dalam CITES antara lain sebagai berikut:
Tabel 1. Daftar Mamalia ordo Rodentia yang
dilindungi Internasional
Status
|
Appendix
I
|
Appendix
II
|
Appendix
III
|
Chinchilla
sp
Leporillus
conditor
Pseudomys
fieldi paraeconis
Xeromys
myoides
Zyzomys
pedunculatus
Cynomys
mexicanus
|
Ratufa
sp
|
Cuniculus
paca
Dasyprocta
punctata
Sphiggurus
mexicanus
Sphiggurus
spinosus
Marmota
caudata
Marmota
himalayana
Sciurus
deppei
|
Sumber: Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Fauna and Flora, 2013.
Data
yang dikeluarkan oleh CITES merupaka status keragaman fauna dan flora yang
terancam punah. Hal ini sebagai bentuk perlindungan terhadap kepunahan flora
dan fauna yang terdapat dialam liar diseluruh negara. Kepunahan akan teratasi
dan kelestarian menjadi hal penting dengan adanya perlindungan yang diatur
secara jelas.
E.
Konsep
Bahan Ajar Modul
1. Bahan Ajar
National Center for Compertency Based Training (dalamPrastowo,
2012:16) menyatakan bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan
untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di
kelas. Bahan ajar yang digunakan
merupakan alat yang memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran
dikelas, sehingga apa yang dipelajari akan mudah diterima oleh peserta didik.
Sanjaya
(2011:150-151) menyatakan bahwa:
Pengemasan materi dan pesan pembelajarandapat
dilakukan dengan menggunakan dua carayakni pengemasan secara visualdan
pengemasan dalam bentik cetak. Dalam bentuk apapun penegmasan pesan dan bahan
pembelajaran harus memperhatikan tiga kriteria yaitu :
a.
Novelty,
artinya suatu pesan akan bermakna apabila sifatnya baru dan mutakhir.
b.
Proximity,
artinya pesan yang disampaikan harus sesuai dengan pengalaman peserta didik.
c.
Conflict,
artinya pesan yang disajikan sebaiknya dikemas sedemikian rupasehingga menggugah
emosi.
Pengemasan
bahan ajar yang sifatnya baru dan sesuai dengan perkembangan peserta didik
sangatlah perlu karena akan memberikan kemudahan dalam pembelajaran. Modul
sebagai salah satu bahan ajar cetak yang dikemas sedemikian rupa agar peserta
didik dapat belajar secara mandiri tanpa harus dengan bimbingan oleh guru.
2. Modul
Proses
belajar mengajar terdapat dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar
dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik Arsyad
(dalam Asrani, 2014:36). Media pembelajaran sangatlah banyak sehingga guru
harus pintar memilih media yang tepat. Salah satu media pembelajaran yang dapat
digunakan baik secara mandiri maupun kelompok adalah modul.
Suherman (dalam Prastowo. 2012:105) menyatakan
bahwa modul adalahsuatu program pembelajaran terkecilyang dapat dipelajari oleh
peserta didik secara mandiri. Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa
modul pada dasarnya adalah bahan ajar yang mudah dipelajari oleh peserta didik
secara mandiri diluar jam pelajaran disekolah. Peserta didik yang sudah
memahami modul yang satu maka akan melanjutkan modul berikutnya untuk menambah
keilmuan peserta didik tersebut.
Prastowo
(2011:112-113) menyatakan bahwa:
Modul paling tidak harus berisikan tujuan
unsur, yakni judul, petunjuk belajar (petunjuk pesertadidik atau pendidik),
kompetensi yang akan dicapai, informasi pendikung, latihan-latihan, petunjuk
kerja atau lembar kerja (LK), dan evaluasi. Melalui ketujuh komponen itulah,
kita bisa menyusun sebuah bahan ajar yang disebut modul.
Penyusunan
modul haruslah secara sistematis agar mudah untuk dipelajari oleh peserta
didik, hal ini penting karena bahan ajar modul memiliki fungsi sebagai bahan
belajar oleh peserta didik secara mandiri. Kegiatan pembelajaran, modul dapat
diartikan sebagai suatu unit lengkap yang berdiri sendiri yang terdiri dari rangkaian
kegiatan pelajaran yang disusun untuk membantu peserta didik mencapai sejumlah
tujuan yang dirumuskan secara jelas (Sanjaya, 2011).
Nasution
(dalam Handayani, 2013:5) menyatakan:
Melalui modul pembelajaran yang disusun dengan
baik dapat membrikan banyak keuntungan bagi peserta didik diantaranya terdapat
balikan, penguasaan tuntas, fleksibelitas, pengajaran remidial, lebih
termotifasi, pengayaan, dan terdapat tujuan yang jelas sehingga peserta didik
terarah untuk mencapainya tujuan pembelajaran dengan segera.
Pembelajaran
yang didukung oleh media pembelajaran yang disusun dengan baik memberikan
kemudahan untuk tercapainya tujuan pemeblajaran. Penguasaan oleh peserta didik
akan materi pelajaran dapat tercapai bila disusunya modul yang mudah dipelajari
dengan bahasa mudah dipahami, hal ini selaras dari pada tujuan dari modul.
Hartoyo
(2009:55) menyatakan:
1.
Tujuan peneulisan modul adalah memperjelas dan
mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.
2.
Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya
indra baik peserta didik atau peserta diklat maupun guru atau instruktur.
3.
Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi
seperti:
a.
Meningkatkan motivasi dan gairah belajar peserta
didik.
b.
Mengembangkan kemampuan peserta didik
c.
Meningkatkan peserta didik untuk belajar
mandiri
d.
Memungkinkan peserta didik dapat mengeveluasi
hasil belajar sendiri.
Setiap peserta
didik memiliki motivasi, bakat dan kecerdasan yang berbeda, kemampuan peserta
didik uang memiliki motivasi yang rendah akan berbeda dengan peserta didik yang
memiliki motivasi yang tinggi. Agar peserta didik dengan berbagai karakter
tersebut dapat menguasai materi dan tercapai dari pada tujuan belajar maka
perlu diupayakan media pembelajaran yang tepat, salah satunya adalah modul.